15. Bulan Madu Kedua

1873 Kata

Khimki, Moskow. Rusia Kepedulian saja tidaklah cukup untuk membuka mata itu, sebuah rasa belas kasih yang tampaknya tidak ada pada diri Nathan. Semua harus Xander lakukan demi kesenangan Ibel, dan dia berhasil membawa putrinya untuk pergi jauh dari Indonesia. Setidaknya dia berusaha membuat putrinya terus merasa bahagia, karena sejak kepergian Adhisti Ibel selalu murung. Deretan gedung terlihat tidak asing itu mengingatkan Xander pada sosok ibunya, ketika berbelanja ke sebuah supermarket yang hingga saat ini masih beroperasi. Xander selalu ingat kata-kata manis ibunya untuk tidak menyerah ketika menghadapi sebuah masalah, walau besar sekalipun. "Pa, ini tempat lahir Papa ya?" tanya Ibel mengabaikan lamunan Xander. Lalu Xander menoleh dan mengusap lembut ujung kepala Ibel. "Iya, Papa di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN