Paula terkesiap saat mendengar ucapan papanya barusan. Dia letakkan minumannya di atas meja kecil di sisi tempat tidurnya. Tangannya gemetar. "Papa?" decak Paula dengan suara yang juga bergetar. Anwar tertawa dalam hati melihat wajah pucat pasi Paula. Dia jaga sikap tenangnya. "Papa sadar kamu memerlukan sosok Mama yang baik dan bisa memahami kamu. Papa nggak mau membiarkan kamu sendirian begini terus-terusan. Kamu butuh Mama sekaligus teman. Papa juga butuh pendamping yang bisa mengurus Papa segera," Paula yang tidak menyangka dengan ucapan papanya terdiam membisu. Nikmat minuman kesukaannya sekejap hilang dari tenggorokannya. Paula biarkan papanya melangkah menuju pintu kamarnya. Perasaannya benar-benar kacau sekarang. Dia yakin Mirna yang bersembunyi di bawah tempat tidur pasti ju