"Ada apa dengan ekspresi itu ?" Ilka mencibir tatkala Zion menatapnya penuh tanda tak terdefinisi. Mukanya yang carut marut membuat dahinya mengernyit dalam. Terlebih lagi tak ada respon yang biasanya akan pria itu perlihatkan. Sangat aneh. Dia tak bicara penuh semangat, bahkan terkesan pendiam semenjak kemarin. "Gadis-gadis sebaya dan kouhaimu membuatmu gila ?" Ilka berujar dengan nada yang jijik -cemburu sebenarnya- sedang bibirnya kembali disuapi dengan potongan apel. "Lebih buruk dari itu Senpai." Zion mendekat, kemudian memberinya sebuah pelukan dari belakang. Tidak erat seperti biasa, malah sangat ringan. "Aku tidak akan pernah siap melepasmu." Zion berbisik seduktif, hingga Ilka merasa bila waktu berhenti berputar. Lalu tanpa aba-aba dia melepasnya begitu saja, sambil berlalu