7- Aku Bahagia Sekali

635 Kata
7-Aku Bahagia Sekali "bukan nya kamu sudah hafal semua alasan ku" balas arika. Devan semakin mendengus. Devan kemudian bergerak untuk duduk di sebelah arika. Menenggelamkan kepalanya di ceruk leher arika. Arika menggedikkan bahunya bermasuk menyuruh devan untuk menjauh. Tapi devan semakin mengeratkan pelukan nya. "sayang, seharusnya kamu seneng tahu. Bisa punya calon suami seganteng aku" arika memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan devan. "dan seharusnya kamu juga seneng bisa punya calon suami se-baik aku" Baik? Hei ingat jika devan baik. Devan tidak akan memaksanya untuk b******u di kantor seperti biasa. Devan melirik arika yang tidak membalas ucapan nya. "kok kamu diem?" "kamu ngak seneng punya pacar plus suami kayak aku. Kamu ngak seneng ya punya pacar setampan aku, plus sekaya aku!" tanya devan bertubi dengan matanya yang sudah mulai berair. Arika masih diam dengan tingkah devan. Ia sudah terlalu lelah dengan devan yang se-enak jidat nya mempercepat pernikahan mereka. Hiks hiks Terdengar suara isakan seorang laki-laki. Arika membuang nafas nya. Beginilah jika engkau merawat seorang bayi. Devan terus mengelap matanya dengan kedua tangan nya yang di kepalkan. Arika merasa kasihan dengan devan. Ia menangkup pipi devan. "aku bahagia punya pacar plus suami seperti kamu" "aku bahagia sekali" jelas arika. Seketika devan mengentikan isakan nya. Ia tersenyum senang. "be-benarkah?" tanya devan sesegukan. Arika mengangguk mantap. Devan yang sudah bahagia melebihi batas walaupun. Kata-kata arika hanya seperti sedang menghibur nya. Tapi itu cukup untuk membuat kadar bahagia devan meningkat. Devan langsung memeluk arika erat. Arika meringis. "dev, hei lepaskan" Devan menggeleng. Ia terus tersenyum. Devan mengarahkan tangan kanan arika ke kepalanya. Arika mengernyit. "usapin yang" arika terkekeh dengan tingkah devan. Baru saja menangis dan sekarang malah manja lagi. Cukup lama arika mengusap kepala devan. Kiri pria itu sudah tertidur. Dan masih di posisi yang yang sama yaitu memeluk arika. Arika meringis merasakan pegal di badan nya akibat menopang tubuh devan yang berat. Arika mencoba melepaskan pelukan devan, tapi itu nihil justru sekarang pelukan devan semakin erat padanya. Arika sudah pasrah ia memandangi wajah polos devan ketika tertidur. Arika menyentuh mata, hidung, dan jangan lupakan bibir sexi itu. Bibir merah alami yang tidak pernah tersentuh rokok. Bibir devan. "kamu mau goda aku" deg!, jantung arika rasanya mau copot sekarang. "ka-mu sudah bangun?" tanya arika mengalihkan pembicaraan. Devan bangun ia pun duduk di depan arika. "he-em" jawab devan sambil menguap. "mau aku bikinin minuman?" tanya arika, agar devan tak menyadari dirinya yang mengagumi wajah tampan pahatan bak dewa yunani milik devan. Devan tidak menjawab. ia terlihat masih mengantuk. Yes! Kesempatan bagi arika untuk kedapur sebentar. Alasan untuk membuat minuman menjadi moto arika. Baru saja arika ingin berdiri. "mau kemana sayang" devan sudah bersuara. "mau ke dapur dev" "ngapain?" tanya devan polos. Arika meneguk slavina nya susah. Pemandangan penampilan devan yang acak acakan. Dan di tambah wajah nya yang terlihat imut arika tak tahan ingin mengacak ngacak rambut devan karena gemas. Sedetik kemudian arika memukul kepalanya. Apa-apaan ia berpikiran seperti itu pada devan. Devan menyadari tingkah konyol arika ia tertawa. Arika mengernyit. Hei kenapa lagi kekasihnya ini?. "kamu suka kan liat aku kayak gini" Kalau arika sedang makan ia mungkin tersendak. Sampai kehabisan nafas. "maksud kamu apa" jawab arika pura-pura tak tahu. Padahal mah arika kura-kura dalam perahu. Devan gemas dengan tingkah arika. Ia kemudian merangkak. Dan menaruh arika di atas pangkuan nya. Devan melingkarkan kaki arika di pinggang nya. Arika menurut saja karena ia masih tidak mengerti. "dev mau apa" tanya arika polos. Devan tersenyum. Membuat arika semakin heran. "aku mau apa?" jawab devan. Arika mengangguk. Devan yang sudah gemas dengan tingkah polos arika. Ia menciumi wajah arika gemas. Arika tertawa karena merasakan geli. "haha.. Dev udah, dev" jawab arika kegelian. Devan justru semakin gemas menciumi wajah arika yang tampak memerah merona sekarang. "dev.." rengek arika. Devan terkekeh. Ia menghentikan aksinya. Devan membenarkan rambut arika yang juga ikut acak-acakan karenanya. Arika mendengus. "dev, jangan cium-cium gitu lagi dong" Devan masih membenarkan rambut arika. "memang nya kenapa" "geli tau," balas arika. Ia memajukan bibir nya. Devan memandangi wajah arika. "kalau kamu kayak gini terus gimana aku bisa tahan coba" jawab devan mengacak rambut arika gemas.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN