Elena membuka kedua matanya perlahan, saat sinar matahari mulai masuk melalui celah jendela kamarnya. Ia meregangkan otot-ototnya sembari mengumpulkan kesadarannya. Ketika sudah terkumpul, ia menggosok kedua matanya.
“Mulai sekarang, aku janji akan menjadi suami yang baik untukmu. Aku akan menjaga dan melindungimu sampai bayi ini lahir.”
Tiba-tiba, suara Alan muncul di kepala Elena ketika ia masih menggosok mata. Saat itu, Elena terhenti dan jadi berpikir mengingatnya. Ia segera bangun dan duduk dengan cepat. Mendadak, deru jantungnya tidak terkontrol.
“Kenapa dia tiba-tiba berkata dan bersikap lembut tadi malam? Apa karena dia masih sakit, jadi berbicara ngelantur?” gumam Elena berbicara sendiri sembari menebak-nebak.
Elena kemudian melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukka
