"Aku mau istirahat." Mita langsung pergi ke kamar saat tiba di rumah. Ia memaksa untuk pulang setelah makan malam di rumah orangtuanya.
Bukan apa-apa, jika masih bersama orangtua ia tidak akan bisa pergi bekerja. Setidaknya dengan bertemu banyak orang ia bisa melupakan masalah. Berniat untuk kembali bekerja esok hari.
Untuk bicara pun saat ini ia belum siap mendengar jawaban suami seandainya ada kenyataan pahit yang harus ia terima. Menunggu hingga hatinya lebih tenang dan siap dengan kemungkinan terburuk sekalipun.
Wira hanya bisa menghela napas panjang, berusaha memaklumi keadaan sang istri saat ini. Ketika hendak menyusul, ponselnya berdering, ada nama ibunya di sana. Segera ia terima. Hal pertama yang ia dengar adalah tangisan Dion.
"Halo!"
"Ayah ...!" Sambil terisak anak itu mema
