Terungkapnya Kenyataan
Hari ini 10 hari sudah hidup zahwa tanpa fahmi, zahwa pergi ke taman kampus. Ingin menghilangkan semua huru hara dalam hatinya. bukan menghilangkan, ternyata malah sebaliknya.
Zahwa melihat fahmi bersama jajaran alumnus kampusnya sedang berjalan menuju aula. Zahwa yang melihat fahmi merasa ini adalah kesempatan baginya untuk menjelaskan yang terjadi.
“fahmi” zahwa berlari menghampiri gerombolan kakak tingkatnya itu.
Rezky yg mendengar panggilan zahwa, langsung menepuk bahu fahmi mengisyaratkan kalau zahwa sedang memanggilnya
Fahmi menoleh ke arah zahwa “udahlah gak perlu ngerespon cewek murahan seperti dia bro, cewek munafik, cewek yg hanya memanfaatkan kebusukannya dibalik kerudung panjangnya”ucap fahmi ketus
“aku bisa jelasin fahmi” zahwa dengan mata yg sudah berkaca-kaca.
“gak butuh penjelasan dari cewek penghianat, ayo kita cabut aja bro” fahmi langsung pergi meninggalkan zahwa yg menangis tanpa rasa iba sedikitpun.
“sabar ya zah” rezky mencoba menenangkan zahwa & langsung ikut pergi.
Zahwa dengan kondisi tetap menangis, tidak dia hiraukan mereka yg memperhatikannya. Dia berlari menuju parkiran untuk pulang, walau sebenarnya hari ini ada jadwal seminar.
Saat seminar berlangsung, fahmi tidak bisa menahan perasaannya bahwa sebenarnya dia merindukan zahwa. Tp kejadian yg dia lihat di rumah sakit sangat membuat hatinya hancur.
Dia perhatikan satu persatu mahasiswa yg ada di aula, tapi tak nampak seorang zahwa. Hatinya kecewa, juga sangat kesal.
***
Sebulan sudah dari kejadian fahmi memukul wajah fajar, itu berarti tandanya dimana zahira harus chek kandungannya. Walau zahwa juga menempuh s.pog, tapi zahwa ingin yg terbaik untuk kaka & keponakannya. Dia ingin kakaknya ditangani dokter Kandungan yg sudah handal.
Fajar suami zahira hari ini dialih tugaskan oleh papa sikembar mengurus pabrik di bogor sehingga zahira harus ke dokter dengan ditemani zahwa.
Sikembar berangkat ke siloam hospital, saat zahira diperiksa zahwa memutuskan menunggu diluar. Zahwa duduk didepan ruangan poli kandungan, zahwa menunduk lalu tiba-tiba dikagetkan oleh suara seseorang.
“chek up kandungan? Mana laki-laki yg sudah menghamili kamu? Kenapa tidak mengantarkanmu? Apa dia tidak bertanggung jawab?” fahmi memperhatikan penampilan zahwa, tidak sama seperti yg fahmi lihat saat dia bersama lelaki yg mengantarnya sebulan yg lalu. “Kamu kayak bunglon yg sering berubah. Dasar p*****r, dengan mudah memberikan tubuhnya tanpa ada ijab qobul” fahmi mengucapnya dengan ceplas ceplos tanpa disaring.
“cukup fahmi, kamu benar-benar sangat keterlaluan. Sudah cukup kamu menghinaku, aku benar-benar sudah lelah” zahwa sudah tidak bisa membendung air matanya.
& kemudian seseorang keluar dari dalam ruang poli kandungan. Betapa sangat shok wajah fahmi melihat 2 orang dengan wajah yg sama didepannya. Namun penampilan mereka sangat berbeda, Yang satu nampak dengan penampilan modisnya, memakai baju tunik kotak-kotak hitam putih, celana jeans warna aqua, & hijab berwarna serasi dengan jeasnnya namun hanya menutup sampai dadanya. Lain dengan yg satunya, mengenakan gamis warna hijau kombinasi pink & kerudung pink yg sampai selutut.
“heh... Awakmu seng nyerang bojoku sembrono iku tho? Ngaliyo kono” zahira marah-marah kepada fahmi “lho lapo kui deg, kok malah nangis?” tanya zahira pada zahwa “pasti gara-gara arek lanang iki yo?” telunjuk zahira diarahkan ke wajah fahmi.
“sudah kak, kita pulang saja” ajak zahwa yg masih nangis
“tunggu zah, maafkan aku zah” fahmi mencoba mengejar zahwa, tapi kakinya seakan kaku. zahwa tidak menghiraukan fahmi lagi, dia terus berjalan menggandeng tangan zahira. fahmi tertunduk dilantai menyesali setiap ucapannya yg sudah tidak pantas dia lontarkan pada zahwa “bodoh... Bodoh... Kenapa selama ini aku tidak pernah mau mendengarkan penjelasannya” gumam fahmi.
Fairuz datang memeluk sahabatnya & membawa fahmi duduk di kursi.
“ada apa denganmu?” fairuz penasaran dengan apa yg terjadi pada sahabanya hingga terduduk dilantai.
“zahwa... Zahwa” ucap fahmi dengan penuh rasa penyesalan.
“kenapa lagi dengan dia?” fairuz meninggikan nada suaranya, berfikir mungkin zahwa telah menyakiti sahabatnya lagi.
“Ternyata aku salah, bukan dia yg tengah hamil?” jelasnya
“terus siapa? Jelas-jelas dia yg kita lihat” tegas fairuz
“dia kembar” pandangan fahmi kosong namun matanya sudah mengeluarkan bulir air mata.
“hah... Beneran nih, are you sure?” mata fairuz seketika terbelalak mendengar pernyataaan fahmi.
“barusan aku melihat ke2 nya didepan ruangan ini” jawab fahmi jujur.
“gile bro, pasti sangat hancur hati zahwa dengan semua yg lo ucapkan ke dia” fairuz hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
“aku sudah keterlaluan padanya” fahmi mengusap wajahnya kasar dengan penuh penyesalan.
“buruan minta maaf gih, sebelum dia berpaling darimu”
“ya, itu pasti akan kulakukan. Nanti aku akan kerumahnya”
***
Zahwa prov
Keterlaluan banget kamu fahmi, tega kau mengatakan aku p*****r.
Kenapa kamu tidak pernah mau mendengarkan penjelasanku?
Tanpa kau tahu, bagaimana yg terjadi... Kau sudah menghakimiku dengan berbagai macam cacian yg kau keluarkan dari lisanmu. Yg padahal aku menaruh seribu harapan pada lisan itu untuk terus mengeluarkan ucapan hangat yg mampu meluluhkan jiwa & ragaku, namun kau malah menghancurkan harapan yang ku gantungkan.
Mungkin ini saatnya aku pergi, sejenak menenangkan diri dari semua yg meluluh lantakkan jiwa ragaku.
***
Sepulang dari rumah sakit fahmi mampir ke mall membelikan kejutan untuk zahwa. Setelah menemukan kado yg pas fahmi melajukan mobilnya ke arah rumah zahwa.
Tok tok tok
“Assalamualikum” fahmi sudah berdiri didepan rumah zahwa.
“wa’alaikum salam, cari siapa?” tanya seseorang yang membuka pintu.
“zahwa” fahmi tersenyum ke arah si pembuka pintu.
“eitz. .. Aku bukan zahwa. Aku zahira. Kamu dokter yg tadi iku tho?” zahira tetap sinis menanggapi tamunya yang tidak lain kekasih hati adik kembarnya namun juga seseorang telah melukai wajah suaminya
“iya, kenalin aku fahmi” fahmi mengulurkan tangannya & dibalas dengan uluran tangan zahira.
Zahira tidak terlalu sefanatik zahwa, sikapnya masih umum layaknya seperti anak muda jaman sekarang.
“maaf ya, aku sudah salah paham terhadap kalian. Aku sudah mengeluarkan kata-kata tidak sopan terlebih telah memukul suamimu” fahmi merasa menyesal. Zahira hanya manggut-manggut. “titip salam maafku untuk suami kamu ya” sekali lagi zahira hanya mengangguk.
“ooh iya, zahwa nya ada?” tanya fahmi & sesekali melihat kedalam rumah dengan menggerak-gerakkan kepalanya.
“zahwa pergi dari tadi siang, ntah kemana gak ada pamit denganku. Sudah kamu hubungi dia?” tanya zahira yang mengerti dengan perasaan fahmi saat ini.
“sudah, tapi sepertinya ponselnya mati” fahmi kembali dalam penyesalannya.
Tiba-tiba mobil civic masuk kepekarangan rumah, keluar wanita & lelaki separuh baya dari dalamnya.
“lho nak fahmi, Kok diluar? Kamu gak nyuruh tamunya masuk ra?” tanya farida. Fahmi mencium punggung tangan ke2 orang tua sikembar. & langsung ditinggal masuk kedalam rumah oleh dedy.
“mana berani ma, kan didalam gak ada orang” jelas zahira.
“gak apa-apa tante, fahmi nunggu zahwa disini saja. katanya zahwa masih keluar” jelasnya
“jangan ditunggu, zahwa gak akan pulang” jelas farida, fahmi terkejut mendengar penjelasan farida.
“memang zahwa kemana tante?” tanya fahmi penasaran.
“dia ke bogor ke neneknya”
“bisa kasih tau alamatnya tante?!” fahmi penuh harap
“apa kalian ada masalah?” tanya farida yang pura-pura tidak tahu, padahal zahwa sudah menceritakan semuanya sebelum pamit pergi ke bogor. Hanya saja dia ingin kejujuran dari fahmi.
“maaf tante, ini memang salah fahmi yg tidak mau mendengar kata-kata zahwa” fahmi menunduk dengan rasa bersalah & penyesalan yg amat sangat mendalam. Kemudian Farida memberi selembar kertas yg sudah tertuliskan alamat orang tuanya. Fahmi langsung mengambil & pamit untuk menyusul zahwa. Kemudian fahmi berlarih ke arah mobilnya untuk dibawa ke alamat yg telah tertulis di kertas yg farida berikan tadi.
Tepat pada jam 20.00 fahmi memasuki pekarangan rumah yg sangat luas, rumah minimalis tapi nampak sangat elegan. Bernuansa putih & coklat menambah kemewahannya. Fahmi mencoba mengetok pintu.
Tok tok tok...
“Assalamualikum” karena belum ada jawaban fahmi mengulanginya lagi hingga seorang wanita yg sudah nampak kerutan pada wajahnya membukakan pintu untuknya.
“wa’alaikum salam warahmatullah, maaf aden mencari siapa?” tanyanya
“saya fahmi nek, temannya zahwa dari jakarta. Apa zahwa ada disini?” fahmi menyalami wanita itu
“owh... Sebentar nenek panggilkan dulu ya. Ayo masuk dulu” fahmi masuk kedalam ruang tamu. Terlihat ada foto keluarga besar didinding, namun fahmi fokus pada foto anak kecil kembar disebelah foto keluarga. & jelas itu pasti foto zahwa & zahira terlihat lucu sekali.
Setelah lebih dari 10 menit fahmi menunggu, akhirnya wanitanya keluar juga.
“Assalamualikum” zahwa masih berdiri
“wa’alaikum salam zahwa” fahmi ikut berdiri & menghampiri zahwa. Zahwa keluar rumah & berdiri disamping tiang depan karna tak ingin kakek neneknya mendengar pembicaraannya dengan fahmi. Fahmi pun mengekor dari belakang.
“ada apa malam-malam menyusulku kemari & dari mana kamu tau aku sedang disini? Belum puas kau menghinaku? ” zahwa berbicara tanpa menoleh kearah fahmi
“aku tadi dari rumahmu & tante farida yg mengatakan kamu ada disini” fahmi menghampiri zahwa lalu memegang ke2 tangan zahwa “maafkan aku zah, aku salah” diciumnya tangan zahwa.
“lepaskan tanganku fahmi” bentak zahwa
“aku tidak akan melepasnya sebelum kamu memaafkanku”
“aku bilang lepasin” zahwa marah meronta tangannya & kemudian berhasil terlepas dari fahmi
“aku minta maaf zah, kalau sebelumnya kamu cerita kalau kamu punya kembaran mungkin kejadian ini tidak akan pernah terjadi zah” Fahmi merasa sedikit tindakannya juga karna kesalahan zahwa.
“memang benar perkataanmu, Sudahlah... aku sudah memaafkanmu, itu juga salahku” zahwa tertunduk.
“sungguh?” zahwa mengangguk menoleh pada fahmi “terima kasih zah, aku tau kamu memang wanita pemaaf. Aku merindukanmu zah”
“aku juga tidak bisa membohongi perasaanku, kalau aku juga merindukanmu fahmi” jawab zahwa dengan wajah yg sudah merona.
“tunggu sebentar, aku punya sesuatu untukmu” zahwa mengerutkan keningnya, fahmi berlari kearah mobil “ini untukmu” fahmi memberikan boneka dolphin kesukaan zahwa. Boneka yg melambangkan zodiaknya
“kok ada 2?” tanya zahwa penasaran
“yg 1 untukku, ketika kita saling merindu... Peluklah dolphin ini sampai suatu saat nanti dolphin ini akan terganti raga kita” zahwa semakin tersipu, wajahnya sudah seperti apel fuji “mau pulang bersamaku malam ini?” ajak fahmi
tiba-tiba nenek keluar dengan membawa segelas teh hangat & pisang goreng “jangan pulang sekarang, menginaplah & pulanglah esok hari. Zahwa, Nanti antarkan nak fahmi kekamarmu, kamu bisa tidur dengan nenek” tegasnya. & zahwa mengiyakannya. Fahmi merasa sangat bahagia bisa tertidur dikamar zahwa