sialan! tubuhku selalu merindukanmu

1015 Kata
entah mengapa aku semakin hari semakin merasa candu, bukan lagi mataku yang ingin melihat wajahnya tapi juga tubuhku yang semakin hari semakin candu dibuat nya, tidak heran jika setiap kali bertemu sudah pasti akan melakukan hubungan badan, tidak kenal rasa lelah tidak kenal rasa takut selama hasrat ku dan panji belum tersampaikan bagaimanapun gayanya pasti akan dilakukan. entah itu sembunyi di balik pintu agar tidak ketahuan orang tua panji atau di dalam mobil saat benar-benar sudah memuncak dan tak bisa di bendung lagi. sialan aku membenci diriku saat ini. ponselku berdering, ada WA masuk dari panji. ma gue lembur nginep di kantor aku hanya melirik ponselku tidak langsung ku balas kubiarkan mengembang di lockscreen ponselku. tidak lama dari itu ponsel ku kembali berbunyi pesan masuk dari panji lagi. lo bales lah ma, "ji lo nginep tempat ku aja ji" gitu. aku kembali melirik ponselku, kali ini aku buru-buru membuka pesan dan langsung membalasnya. tinggal dateng doang, ribet dah Aku klik send lalu meletakan lagi ponselku di atas meja kecil samping ranjang ku. pesannya kembali menghiasi ponselku. rayu dulu, nanti gue kerumah Lo. aku langsung membalasnya. udah ngga usah kerumah gue ah. tidak lama dari itu, dia mengirim kan foto Selfi kepadaku dan caption liat ganteng kan, punya siapa sih? aku buru buru menelfonnya. hanya ingin memastikan dia dimana hallo ji, lo dimana? tanyaku di kantor yang, serius deh. katanya sama siapa aja? tanyaku bertiga yang, sebentar lagi balik nanti ketempat lo, ada yg mau di titip ga? ada, jangan lama lama yaaa. panji tertawa, sabar yaaaaaa gue meluncur sekarang aku menutup telfonnya, lalu segera membereskan tugas kuliah ku. aku langsung menelfon ayahku bertanya dia akan kerumah atau tidak, jika tidak aku akan mengunci rumah sekarang. padahal itu hanya alasan bahwa dia tidak berencana pulang ke rumah lagi hari ini, lagi pula bisa ku hitung ayahku pulang ke rumah hanya 1 kali dalam sebulan, hanya memberiku uang saku lalu tidak kembali lagi untuk waktu yang lama, aku sangat menikmatinya. lagipula ini hal yang sangat menyenangkan aku dan panji bisa bebas melakukan apapun di rumahku, aku terkadang merasa takut jika suatu saat nanti aku akan mendapatkan dua garis merah. namun kalian ingat temanku si Desi. dia merekomendasikan aku obat agar aku tidak hamil saat berhubungan badan, efeknya sangat tidak enak di badan tapi demi kebaikan aku dan panji aku meminumnya. aktivitas aku dan panji tidak hanya berhubungan badan saja tapi apapun yang aku alami, apapun yang dia alami. kami saling berbagi dan saling mengerti. orang yang paling memahami ku kali ini hanya panji, segalanya apapun yang aku ceritakan hanya panji yang mengetahui nya, begitupun panji dia hanya bisa memberitahukan sisi gelapnya kepadaku, tentang dia yang dulu pernah memakai obat obatan, tentang dia yang dulu hampir menjadi seorang ayah karena pacarnya positif hamil, dan kemudian entah mengapa, tiba tiba pacarnya tidak jadi hamil. dan sejak saat itu panji sangat hati hati, dalam melakukan hubungan badan, entah denganku atau dengan Laras, namun kurasa sudah jarang dia melakukan hubungan itu dengan Laras, lebih sering waktu Panji dihabiskan denganku. bahkan mungkin kami menghabiskan waktu lebih banyak ketimbang, Panji menghabiskan waktu dengan Laras. bayangkan Panji bersamaku bisa 4 hari dalam seminggu, sedangkan dengan Laras hanya Sabtu malam saja, itupun jika aku melarang dia akan mencari alasan. sejak bersama Panji aku menikmati hari hariku dengan santai dan warna warni, meski masih ada perasaan bersalah, bersalah kepada Laras, dan bersalah kepada perasaanku kepada seseorang yang ada di dalam hatiku, singkat saja aku mencintai dia dan juga membutuhkan Panji, namun aku tidak perduli,kebahagiaanku di atas segalanya. meski kelak aku akan merasa bersalah tapi hari ini aku harus bisa menikmati segalanya. waktu menunjukan pukul 01.30 wib panji menelfon ku. "aku di depan rumah lo" katanya "masuk ga gue kunci" jawabku singkat "iya" aku sudah berdiri di depan ruang tamu menyambutnya, panji yang baru masuk buru buru menutup pintu, lalu memelukku sangat erat. "tunggu ya, aku pengen meluk kamu, capek abis kerja biar lelah aku sedikit ilang" katanya "iya sayang, gpp sok lakukan semau kamu, sampe kamu ngerasa tenang, sampe kamu merasa cukup aku ga bakalan nolak dan pergi ninggalin kamu ko" 15 menit kami dalam posisi berpelukan tanpa bicara sepatah katapun, sampai akhirnya panji melepaskan pelukannya. kemudian mencium kening ku. "selamat malam sayangku" ucapnya "hah" kataku "gue mandi dulu yaa" katanya aku mengendus badannya, aroma tubuhnya khas. bau yang kadang membuat aku rindu dipeluk olehnya. "lo kangen gue ngga? " tanyanya "aku? ngga lah kemarin kan udah ketemu" "iya sih tapi gue kangen banget, pingin ketemu, kangen ngedusel" katanya "yaudah mandi dulu, aku dikamar ya sembari beres - beres" ucapku panji mandi dan langsung meninggalkan ku, aku langsung merapihkan semua kertas skripsi yang sedang ku buat, meski rasanya tidak ada perubahan. namun aku menikmati setiap prosesnya. "ma, gimana skripsinya udah di acc?" tanya Panji yang tepat berada di belakangku aku membalikan badan lalu langsung menggelengkan kepala. "sabar semua berproses" ucapnya Panji yang hanya memakai celana pendek, dengan badan yang aduhai menggoda, berdiri di hadapanku sambil tersenyum. aku tahu kearah mana dia akan membawaku, lagi pula aku tidak pernah bisa menolak segala hal yang dia lakukan kepadaku, sudah ku jelaskan sebelumnya, aku candu pada semua yang menyangkut Panji. "sini tidur, jangan capek capek" katanya aku mengiyakan ajakan Panji, lalu langsung tidur menghadap sisi kanan dan membelakangi Panji. tangan Panji melingkar di perutku, dia memelukku erat lalu mencium punggung tubuhku. "Lo tau? gimana rasanya kangen sama orang tiap hari?" tanya Panji "ngga tahu" ucapku ."gue ga bisa berhenti mikirin Lo, sejak pertemuan pertama, andai kata kita ngga sejauh ini, mungkin gue ngga bakalan sedalam ini" ucapnya "andai kata, Lo ngga mencintai orang lain, andai kata gue ga jatuh cinta sama orang lain, mungkin kita akan selangkah lebih maju" ucapku kali ini Panji diam, mungkin dia kaget mendengar pernyataan ku, yang mengatakan aku mencintai orang lain. ya sejak bersamanya aku belum juga memberi tahu dia bahwa aku mencintai orang lain. aku membalikan badan kearah nya, kami saling tatap, sampai suasana malam itu membawa kami semakin dekat, tubuhnya melekat dengan tubuhku, kami melakukanya lagi, melakukan hubungan yang seharusnya kami sudahi. namun sialnya aku selalu merindukan tubuhnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN