“Ayah, Kak Andari. Mbah, Kak Andari.” Sumarni langsung memeluk Galuh dan menenangkan gadis yang semakin terisak itu. “Masih napas, Pak. Detak jantung dan nadinya masih terdeteksi. Tapi badannya panas.” Terdengar penjelasan petugas hotel. Manager hotel yang masih melakukan panggilan video call serta memegang ponsel dengan sebelah tangan ikut memeriksa kondisi gadis itu. “Panggil supir. Minta keluarkan ambulan dan brankar,” serunya lalu mengubah layar video call itu jadi menyorot wajahnya. “Kami akan segera membawanya ke rumah sakit, Pak,” imbuhnya. “Iya, tolong segera bawa. Saya akan menyusul ke sana malam ini juga. Tolong urus administrasinya lebih dulu.” “Baik.” Klik .... Angga langsung bangun dan hendak bersiap. Namun tertahan saat Sumarni berkata, “Ibu ikut. Kamu ndak boleh se