"Wah, anak gadis Mama sudah datang rupanya." Dengan wajah yang semringah Liza menyambut gadis yang sudah ia restui untuk menjadi menantunya. "Mama, apa kabar?" Minah yang baru saja sampai langsung dipeluk oleh Liza. Belum sempat ia mencium tangan wanita itu, Liza sudah mendekapnya erat-erat. Seolah mereka berdua telah bertahun-tahun tak berjumpa. "Baik Sayang. Hanya saja, Mama mempunyai anak gadis yang durhaka. Yang belakangan sangat jarang menjenguk Mamanya ini." "Maafkan Minah Ma. Minah sibuk sekali di sekolah. Jadi Minah tidak bisa sering-sering datang. Oh iya, ini Minah bawakan buah untuk Mama. Mama jangan sakit lagi, ya?" Minah menyerahkan parcel berisi buah segar yang baru saja ia beli. "Ah, sebenarnya tidak perlu repot-repot. Kamu mau datang saja Mama sudah seneng banget. Oh iy