Kyomi menatap pada lelaki yang menunggu dirinya di depan Kampus. Om Bara lagi. Senyuman tipis dan pakaian berantakan dari Om Bara membuat beberapa mahasiswi yang mencari sugar daddy langsung menggoda Bara bahkan ada beberapa mahasiswi yang mencoba untuk mendekati Bara dan memberikan senyuman terbaik mereka.
“Om, sendirian saja? Mau ditemani nggak Om?” tanya para wanita itu tidak tahu malu telah menggoda Bara.
Bara yang mendengarnya tertawa kecil dan setelahnya menggeleng. “Saya tidak tertarik untuk menafkahi kalian. Lebih baik kalian pergi.” Bara berucap santai. Lelaki itu berjalan menuju Kyomi menarik tangan gadis itu untuk masuk ke dalam mobil.
Kyomi cemberut, melihat bagaimana orang-orang di kampusnya menatap padanya dengan tatapan sinis mereka. Kyomi tidak mau hidupnya yang sangat tenang digosipi dengan hal-hal yang membuat dia bisa saja masuk dalam base kampusnya, dan menjadi perbincangan hangat.
“Kenapa Om narik Kyomi? Nanti kalau ada yang gosipin Kyomi bilang Kyomi itu sugar baby gimana? Kyomi nggak mau digosipin dengan perkataan yang jelek, mereka bisa saja hina Kyomi dengan kata-kata yang tidak mengenakkan!” ucap Kyomi matanya menatap pada Bara yang hanya diam saja, sambil menyetir mobilnya.
Bara melihat sekilas pada Kyomi melihat mulut gadis itu yang merepet membuat Bara sangat ingin sekali menggigit bibir gadis itu. Lalu membuatnya berdarah dan dia akan mengusap bibir Kyomi setelah berciuman dengan gadis itu. Sialan! Kenapa dirinya malah tertarik melakukan hal itu. padahal selama ini, Bara tidak pernah mau menyentuh wanita manapun. Bahkan setelah dirinya menyentuh wanita lain maka dia akan mandi dengan sabun yang sangat mahal sekali menghilangkan jejak wanita itu darinya. Karena tujuannya hanya satu. Dia mau normal.
Tapi ternyata tidak berhasil sama sekali. malahan dirinya merasa jijik ketika dirinya disentuh oleh para wanita itu. Bara juga tidak pernah membayangkan apa yang mau dilakukan olehnya pada para wanita termasuk pada para mantan istrinya. Dia tidak pernah membayangkan hal-hal menuju ke hal m***m pada para mantan istrinya, dia hanya melakukan itu pada Kyomi. Memang pilihan tepat meminta Rahadian untuk menjodohkan Kyomi dengan dirinya. Ibunya akan segera dapat cucu, walau milik Bara belum terbangun oleh Kyomi.
“Kamu nggak perlu takut. Kalau ada yang hina kamu. Kamu bilang saja sama Om. Nanti Om bakalan buat perhitungan sama mereka. Buat mereka dihukum. Kamu tahu kalau Kampus itu siapa yang punya?” tanya Bara, biarlah dikata sombong, di dalam hidup ini memang perlu kesombongan. Kalau tidak sombong maka akan mudah diinjak-injak.
“Nggak tahu. Memangnya siapa?” tanya Kyomi polos mengulum permen yang didapat oleh dirinya di dalam mobil Om Bara. Tidak ada yang makan, ya, dia saja yang makan. Masa makanan dianggurin saja kayak begini.
“Itu punya Om. Om bisa buat apapun pada anak-anak sana. Kamu nggak perlu takut dikatai sugar baby, lagian kamu itu akan jadi istri Om sebentar lagi. Setelah kamu lulus,” ucap Bara, melihat pada Kyomi yang senyum-senyum sendiri melihat pada Handphone sambil mencium Handphone-nya sendiri.
“Kamu sedang apa?” tanya Bara penasaran.
Kyomi melirik pada Om Bara. Ini Om satu kenapa kepo sekali. cukup nyetir dengan baik, jangan melirik Kyomi yang sedang melihat para foto suaminya yang ada di Handphone-nya. Ini Kyomi mau melihat kabar terbaru dari suaminya yang ada di Korea sana. Kyomi menyayangkan sekali dirinya yang melakukan hubungan jarak jauh dan terhambat masalah uang dengan para suaminya ini.
“Om fokus nyetir aja nggak usah kepo urusan anak muda! Om itu sudah tua, nggak akan ngerti yang namanya dunia Kpop!” ucap Kyomi senyumannya mengejek Bara yang menatap Kyomi dengan tatapan meminta penjelasannya kenapa Kyomi malah menjadi mengejek dirinya.
“Maksud kamu, kamu itu sedang lagi stalking artis Korea yang suka nari-nari itu?” tanya Bara, tentu saja dia tahu itu. keponakannya ada yang tergila-gila dengan yang namanya cowok Korea bahkan sering meminta uang pada Bara untuk membeli berbagai printilan Kpop katanya.
“Om tahu?” tanya Kyomi mengerjapkan matanya berulang kali. Tangan Kyomi memegang lengan Bara dan menatap Bara penuh binaran matanya.
“Ya, saya tahu. Saya sering beliin keponakan saya yang barang-barang seperti foto dan lainnya. Album yang kamu maksud tadi pagi itu? Album Kpop?” tanya Bara, diangguki oleh Kyomi.
“Iya Om. Kenapa? Om mau nambah uang buat Kyomi. Kyomi nerima uangnya dengan senang hati kok Om. Kali ini Om mau kasih Kyomi berapa?” tanya Kyomi wajahnya dengan Bara hanya tinggal beberapa senti lagi jaraknya.
Bara merasakan deru napas Kyomi lalu mendorong Kyomi pelan untuk menjauh sedikit dari dia. “Nggak akan kasih dulu. Kamu tadi pagi udah dapatin banyak uang yang saya kasih. Kecuali minggu depan kamu mau menikah dengan saya. Saya akan kasih segalanya untuk kamu,” ucap Bara menyeringai, dan tertawa kecil melihat bagaimana wajah Kyomi yang merengut mendengar apa yang Bara katakan padanya.
Kyomi ogah menikah dengan Om Bara sebenarnya. Tapi kalau tidak menikah dengan pria ini, maka dia akan kena marah oleh orang tuanya. Mau kabur juga nggak akan bisa. Mau kabur kemana? Kyomi nggak aka nada yang menampung. Lari ke kos sahabatnya. Sama saja mereka berdua itu akan hidup melarat nantinya. Nggak punya duit dan harus mengemis minta nasi nanti dijalanan?
“Om! Om kenapa sih mau nikah sama Kyomi? Umur Om berapa? Tujuh puluh tahun ya?” tanya Kyomi, agak mengesalkan di dengar oleh Bara.
Bara menyentil kening Kyomi, membuat Kyomi memegang keningnya dan mengaduh dengan apa yang dilakukan oleh Bara padanya. “Sakit Om!” ucap Kyomi manja.
Bara yang mendengar apa yang dikatakan oleh Kyomi hanya menatap Kyomi datar. Lalu setelahnya dia menyingkirkan tangan gadis itu dari dahi Kyomi. Bara mengusap dahi Kyomi lembut, dan tersenyum manis pada Kyomi.
“Udah nggak sakit, ‘kan?” tanya Bara.
Kyomi mengangguk. “Terus umur Om berapa?” tanya Kyomi tersenyum manis.
“Tiga puluh tiga tahun. Saya tidk setua itu sehingga kamu anggap umur saya tujuh puluh tahun.” Jawab Bara malas.
Kyomi mendengarnya terkikik geli. “Soalnya Om udah bau tanah!” ucap Kyomi membuka pintu mobil dengan cepat lalu setelahnya dia kabur dari sana. Kyomi melambaikan tangannya pada Bara.
“Bye bye OM BAU TANAH!” ucap Kyomi berteriak membuka pintu rumahnya setelahnya gadis itu mengaduh keningnya menabrak pintu rumahnya sendiri.
Bara yang melihat itu tersenyum mengejek. “DOSAKAN?!” teriak Bara menghidupkan mesin mobilnya dan melajukan mobilnya meninggalkan Kyomi yang sudah mengentakkan kakinya kesal, mendengar teriakan dari Om Bara.
“OM BARA NYEBELIN! KYOMI CINTA UANG OM BARA!” teriak Kyomi setelahnya benar-benar masuk ke dalam rumah setelah berteriak seperti itu.