Kyomi menatap pada pria yang ada di depannya. Gadis cantik itu ingin pergi kuliah dengan tenang, malah dia harus melihat Om Duda yang akan dijodohkan dengan dirinya yang menatapnya dengan senyuman m***m dari pria itu yang menilai penampilan dari Kyomi sekarang. Kyomi mengepalkan tangannya melihat pada pria itu yang terus menatapnya dengan tatapan tajam dan juga seringaian di bibirnya itu.
“Om mau apa kemari? Mama dan Papa nggak di rumah. Ini hari jumat mereka pergi ke rumah Tante.” Ucap Kyomi mengunci pintu rumahnya, berjalan menuju motor beatnya yang terpakir di depan rumah. Dia akan ke Kampus sekarang. Jarak rumahnya dan Kampus tidak terlalu jauh, memakan waktu tiga puluh menit.
“Aku antar.” Ucap Bara menatap pada Kyomi yang melihat padanya dengan tatapan datar dari wanita itu.
Kyomi menggeleng pelan. Dia tidak mau diantar lelaki ini, nanti di sana malahan dia ditertawakan oleh teman-temannya mengatakan kalau dia diantara oleh Omnya bukan calon suaminya. Mau menolak dijodohkan juga tidak bisa. Ayahnya sudah bertitah dan tidak bisa dibantah oleh Kyomi. Kyomi tetap akan menikah dengan Bara—lelaki yang sudah tiga kali menikah namun tidak punya anak.
“Saya bisa pergi sendiri! Om nggak perlu antar Kyomi, dan sok perhatian kayak gitu Om. Kyomi itu punya kaki, tangan, mata, dan semua anggota tubuh Kyomi ini lengkap sekali. Nggak ada yang kurang. Cuman kurang duit aja!” ucap Kyomi membuat Bara mendengarnya tertawa kecil, dia menatap pada gadis cantik itu.
“Kamu butuh berapa?” tanyanya.
Kyomi yang mendengar pertanyaan pria itu mengangkat sebelah alisnya, tidak mengerti. “Apa?” tanya Kyomi memiringkan kepalanya membuat kesan lucu nan mengemaskan.
Bara yang melihat itu menahan untuk tidak mencubit pipi gadis itu. Yang jarak umurnya dengan dirinya sepuluh tahun. Bara mengeluarkan dompetnya mengeluarkan semua uang di dalam dompetnya. Untung saja Bara kemarin mengambil beberapa uang di mesin ATM. Tidak banyak memang. Hanya sekitar tiga juta. Apakah itu cukup untuk Kyomi?
“Ini!” ucap Bara memberikan uang ratusan ribu sebanyak tiga juta rupiah itu pada Kyomi.
Mata Kyomi menatap pada uang yang ada di depannya. Bohong kalau Kyomi tidak hijau matanya melihat uang merah semua. Dia itu manusia normal bukan oramg kaya yang sudah banyak duit dan tidak perlu duit lagi. Kyomi masih sangat butuh dengan yang namanya uang. Tangan Kyomi mau mengambil uang yang ada di depannya, namun tangannya kembali dimundurkan. Dia menatap tajam pada Om Bara yang tampannya luar biasa. Tapi sayang enggak setampan Jaehyun NCT.
“Nggak mau! Kyomi punya uang kok!” ucap Kyomi harus jual mahal. Namun setelahnya tangan kecil gadis berusia dua puluh tiga tahun itu dengan cepat mengambil uang yang diberikan untuknya. Lumayan untuk menafkahi para suaminya di Korea.
Bara mendengar ucapan dan melihat apa yang dilakukan oleh Kyomi tertawa kecil menggeleng pelan. Kenapa sangat lucu sekali? Selama ini dirinya sudah banyak mengenal wanita silih berganti. Namun hanya Kyomi yang mampu membuat dirinya merasa lucu dengan apa yang dilakukan oleh gadis cantik itu.
Bara sudah mencoba untuk menikah sebanyak tiga kali. Yang sialnya dia tidak pernah bisa berdiri dengan para istrinya. Dia juga pernah mencoba untuk bermain dengan wanita bayaran. Tetap tak bisa. Ini terakhir kalinya dia untuk mencoba menikah lagi berharap kali ini akan berhasil dan Kyomi bisa membuat bagian bawah tubuhnya berdiri tegak sempurna dan bisa membuat Kyomi hamil dan melahirkan anaknya.
“Saya antar!” Bara memerintah dengan nada beratnya.
Kyomi mendengarnya menggeleng. Tidak mau diantar oleh Bara. Dia bisa sendiri. “Kyomi bisa pergi sendiri Om. Kyomi itu perempuan seterong! Bisa melakukan apa saja sendirian. Termasuk masang gas!” Kyomi membanggakan dirinya yang bisa memasang gas. Dia tidak takut mati ketika gas yang dipasang olehnya bisa meledak kapan saja.
Jangan sampai itu terjadi. Nanti para suaminya di Korea menjadi Duda kalau dia mati. Kyomi juga tidak mau mati muda. Cita-citanya belum kesampaian. Dia belum ke Korea jualan Yakult dan es kul-kul di depan gedung SM, YG, dan Hybe LabeL.
Bara menarik tangan Kyomi tak mendengarkan rontaan dari gadis itu yang berusaha melepaskan tangannya dari tangan Bara. Bara tahu kalau Kyomi akan memberontak, dengan cepat Bara memasukkan Kyomi ke dalam mobil. Mata Bara menatap pada gadis itu dengan tatapan datarnya.
“Duduk dengan tenang!” ucap Bara, melihat Kyomi seperti ulat bulu yang tidak ada tenangnya, masih berusaha untuk membuka pintu mobil Bara. Tidak akan bisa terbuka. Sudah Bara kunci pintu mobil di sebelah Kyomi.
Kyomi memajukan bibirnya beberapa centi. “Om! Jangan bawa Kyomi ke hotel! Kita belum nikah, dan Om nggak boleh nyentuh Kyomi!” ucap Kyomi menatap pria yang ada di depannya dengan tatapan mengancam. Padahal terlihat sangat lucu sekali di mata Bara.
Bara menyeringai ketika otaknya sedang ingin mengerjai Kyomi sekarang. Bagaimana kalau gadis ini dia kerjai saja sekarang. “Sepertinya ke hotel adalah pilihan yang bagus. Kau tahu, kalau aku sangat ingin sekali membawamu ke sana sekarang!” Ucap Bara tersenyum sinis.
Kyomi yang mendengar apa yang dikatakan oleh Bara merasakan tubuhnya menegang. Kyomi menelan ludahnya kasar, lalu dia membayangkan di kamar hotel dirinya akan disentuh, disakiti, dan lubangnya akan dimasuki. Oh NO! KYOMI NGGAK MAU!
“Om! Kyomi nelpon Mama dan Papa sekarang! Kalau Om berani macam-macam sama Kyomi!” ancam Kyomi.
Bara menjentik kening Kyomi setelah memakirkan mobilnya. “Jangan terlalu lucu sayang. Om mau nikahi kamu sekarang rasanya.” Ucap Bara mengedipkan sebelah matanya pada Kyomi setelah menggoda gadis kecil itu.
Kyomi mengerjapkan matanya beberapa kali. Lalu menatap pada luar mobil. Senyuman Kyomi melebar melihat dia sudah sampai di kampusnya. Lalu Kyomi menatap pada Om Bara lagi. “Om, makasih sudah antar Kyomi! Dan makasih uangnya. Bukan Kyomi matre ya! Tapi kata Nenek Kyomi rezeki itu nggak boleh ditolak. Om mau kasih duit lagi enggak?” tanya Kyomi tidak tahu malu membuka telapak tangannya dan seolah meminta bagaikan anak kecil meminta uang jajan.
Bara menggeleng pelan, lalu membuka dashboard mobilnya, mengeluarkan amplop coklat di dalam sana. Bara memberikan tiga juta lagi untuk Kyomi. Membuat Kyomi mengerjapkan matanya beberapa kali dan tertawa kecil.
“YES! KYOMI BISA BELI ALBUM BANYAK!” ucap Kyomi bersorak senang, setelahnya keluar dari dalam mobil meninggalkan Bara yang terlihat bingung dengan apa yang dikatakan oleh Kyomi.
“Album apa?” tanya Bara menggelengkan kepalanya, tidak mau memikirkan lagi. Lebih baik dia pergi ke kantor sekarang, setelah mengantarkan calon istri kecilnya ke kampus.