Ranjiel saat ini sedang berada di tempat yang benar-benar jauh dari siapa pun, cowok itu mencoba untuk menenangkan diri dan sejenak lari dari kenyataan. Setelah pertemuannya dengan Ghea, Ranjiel kembali ingat akan masalahnya sendiri. Ia tak jadi pergi ke rumah sang pacar, dan lebih memilih Ancol sebagai tempat menghilangkan penat. Cowok itu menatap luasnya lautan, ia seakan ingin tenggelam agar tak lagi merasakan apa itu sakit hati. Selama ini semua sudah ia lakukan dengan baik, tetapi kenapa bagi sang ayah hal itu sama sekali tak berarti? Apa yang kurang darinya dan juga Razka, apa yang bisa membuat pria itu puas dan tidak menganggap orang asing sebagai anak? Hah ... kenapa harus ada hal seperti ini sekarang. Dari hal yang berprestasi, sampai hal-hal buruk seperti kenakalan anak sekolah