Episode 13 : Wanita Kesayangan CEO

1217 Kata
“Ini sangat aneh. Di saat aku membacanya sendiri, buku itu bahkan sampai bisa menyala dan membawaku ke dalam dunia CEO. Namun, kenapa ketika aku membacanya bersama CEO, buku itu justru kosong?” Episode 13 : Wanita Kesayangan CEO Dunia Shelena seolah berputar melambat ketika sebelah tangan CEO justru mengambil buku usangnya yang masih tergeletak. Terlebih, dalam prosesnya lantaran CEO masih berbaring sedangkan Shelena duduk di atasnya, buku pemberian Shean tersebut juga sampai terbuka! “Celaka, apa yang akan terjadi setelah ini?” Batin Shelena ketakutan di tengah ketegangan yang membuatnya kebas. Saking tegangnya, Shelena sampai lupa untuk bernapas, sedangkan mata besarnya membelalak, menatap tak percaya kenyataan tersebut. Satu, dua, tiga .... Shelena menghitung dalam hati. Aneh! Kenapa buku itu baik-baik saja? Tidak bergerak-gerak, panas, apalagi mengeluarkan cahaya lorong waktu layaknya ketika Shelena membukanya sendiri? “Sebenarnya, apa yang terjadi?” batin Shelena. Ia menerima buku itu dari CEO. Ajaib! Benar-benar tidak terjadi apa-apa. Buku itu tidak bergetar, panas apalagi mengeluarkan kilau cahaya lorong waktu. “Kenapa bisa begini?” batin Shelena lagi makin tidak mengerti. Shelena menatap CEO berikut buku yang sudah ada di tangan pria itu, silih berganti. “Kalau begitu, aku akan menyelesaikan cerita ini, mumpung tidak ada kejadian aneh! Aku harus tahu penyebab buku ini bercahaya, juga, perjalanan putri Rosella berikut CEO!” pikir Shelena. Belum apa-apa, Shelena kembali dikejutkan oleh suatu hal. Tetapi itu bukan karena perkara buku usang. Sebab, kedua tangan CEO menuntunnya untuk berbaring di atas tubuh pria itu. “Yang benar saja?! Ya ampun, CEO ... tambah gugup behini!” batin Shelena yang sampai gemetaran saking gugup sekaligus tegangnya. “Bacalah sambil tiduran juga. Aku janji, aku tidak akan macam-macam,” ucap CEO dengan suara yang begitu lirih dan semakin menambah ketegangan Shelena. Kendati demikian, demi menghindari hal yang tidak diinginkan, Shelena memilih merebahkan tubuhnya di sebelah CEO. Shelena berangsur turun dari atas tubuh CEO di antara ketegangan yang semakin menyelimutinya. Sungguh, belum pernah Shelena setegang sekarang. Ketika Shelena turun dari tubuh CEO dengan cara bergeser, dunia CEO seolah berputar melambat dikarenakan wajahnya tersapu rambut Shelena yang terurai, dan terasa begitu lembut. Bahkan karenanya, senyum yang tak pernah putus, kembali menghiasi wajahnya, bersamaan dengan letupan-letupan kebahagiaan yang memenuhi dadanya. Dada CEO menjadi berdebar-debar akibat ulah Shelena. Shelena yang memilih tidur di sebelahnya, di sebelah lengannya dengan sebagian rambut wanita itu yang menimpa wajah CEO. “Ini aneh,” lirih Shelena. CEO berangsur membuka matanya. “Apanya yang aneh?” tanyanya sambil memastikan buku yang sudah dibentangkan oleh Shelena. “Kosong? Apakah tintanya larut?” CEO menatap saksama buku yang dimaksud. “Namun, kenapa harus larut? Bukankah buku ini tidak basah?” Baginya, tinta di buku hanya akan larut jika buku yang bersangkutan basah. Shelena gemetaran hebat. “Kenapa? Kenapa bukunya benar-benar kosong tidak ada tulisan sedikit pun barang satu huruf?” batinnya merasa dipermainkan. “Sebenarnya kenapa?” CEO mengambil alih bukunya. “Apakah ada yang salah? Apakah aku telah melakukan kesalahan? Tuhan, ... aku mohon, aku ingin tahu kelanjutan ceritanya. Aku yakin banyak petunjuk rahasia yang tersimpan dalam buku itu termasuk kehidupan CEO!” batin Shelena yang menjadi bersedih. “Kalau memang tidak ada yang bisa dibaca, ya sudah. Ada dua pilihan, ambil buku yang lain untuk dibaca, atau kamu juga ikut tidur saja. Dan kalau kamu mau, aku juga ingin mendengar cerita tentang duniamu,” ucap CEO sambil menutup bukunya kemudian meletakannya di meja sebelahnya. “T-tapi ...,” balas Shelena masih ditawan kecemasan. “Apakah buku itu begitu berharga untukmu?” tanya CEO. Ia berangsur bangun dengan kedua kaki panjangnya yang masih terselonjor, ketika Shelena buru-buru mengangguk, membalas pertanyaannya. CEO terdiam dan terlihat merenung. Sedangkan Shelena berangsur bangkit, duduk di sebelah CEO. “Ini sangat aneh. Di saat aku membacanya sendiri, buku itu bahkan sampai bisa menyala dan membawaku ke dalam dunia CEO. Namun, kenapa ketika aku membacanya bersama CEO, buku itu justru kosong?” batin Shelena masih bertanya-tanya. Ketika Shelena menoleh pada CEO, pria itu kembali meraih bukunya. “CEO ...,” tahan Shelena yang kemudian mengambil alih bukunya. Takut jika sesuatu yang buruk menimpa pria itu hanya karena mengambil alih bukunya. “Pertama, tadi aku sempat melihat buku ini bercahaya, itu kenapa aku berteriak karena aku takut, buku ini bisa melukaimu,” ucap CEO. Shelena yang menahan buku itu menggunakan kedua tangannya, menatap serius kedua manik mata CEO. “Ternyata CEO juga melihat buku ini bercahaya?” batinnya. “Dan kedua, selain sangat berharga untukmu, ternyata buku ini justru tiba-tiba menjadi kosong. Biarkan aku memastikannya lagi.” CEO mengambil alih bukunya. Shelena terkesiap dan mencoba langsung menahannya, tetapi CEO sudah telanjur membukanya. Anehnya, cara CEO mengamati atau memulai membaca buku tersebut justru dari halaman paling belakang. Baik CEO maupun Shelena sama-sama dibuat tidak percaya dalam menatap isi dari halaman belakang buku tersebut. Bukan tulisan juga kekosongan halaman seperti kenyataan yang mereka dapati sebelumnya, sebab di halaman tersebut menampakkan lukisan berupa sketasa tinta hitam, sosok mereka dan dua anak kecil yang duduk diapit mereka. Satu terlihat sangat cantik berambut panjang duduk di pangkuan CEO, satu lagi yang terlihat bertubuh lebih besar dan duduk di sebelah Shelena, merupakan seorang bocah tampan. Mereka mengenakan pakaian kerajaan berupa jubah yang tampak mewah. CEO sampai menitikkan air mata, menatap buku betikut Shelena penuh cinta. Ia mendaratkan ciuman dalam di kening Shelena. “Ini benar-benar aneh ... buku ini begitu misterius! Apakah aku dan CEO memang akan hidup bahagia seperti di lukisan ini? Namun, bukankah menurut buku ini, Putri Rosella justru menikahi kakaknya sendiri?” batin Shelena. “Jika memang kamu berasal dari masa depan, semua ini membuktikan, kita sudah ditakdirkan menjadi pasangan sesuai garisan takdir.” CEO mendekap Shelena dari samping, penuh cinta. Ia menyemayamkan wajahnya di sebelah pundak Shelena. “Benarkah?” batin Shelena. “Namun, sepertinya perjalanan kita tidak akan mudah,” ucap Shelena. “Semuanya akan terasa selalu mudah ketika kita menjalaninya bersama-sama,” balas CEO tanpa mengubah keadaannya. “Semuanya benar-benar akan terasa mudah jika kamu ada di sisiku.” Ketakutan tak lantas meninggalkan Shelena begitu saja. Baginya, terlalu banyak hal janggal dalam kehidupan mereka. Mengenai CEO berikut orang-orang kerajaan, juga, ia yang entah atas dasar apa justru masuk ke dimensi lain melalui buku usang pemberian Shean. *** Putri Hazel sudah berdandan begitu cantik dengan gaun emas keagungannya. Ia terduduk menunggu di beranda kastil yang biasanya digunakan prajurit kerajaan untuk berlatih sebelum perang. Biasanya, CEO akan memimpin latihan. Melakukan pengawasan berikut memberi arahan. Dan di saat seperti itu, di mata Putri Hazel, CEO terlihat semakin tampan. Apalagi, sebagai wanita kesayangan CEO, ia juga mendapatkan tempat khusus untuk melihat jalannya latihan dan itu tempatnya menunggu saat ini. Dan dari keberadaannya kini, ia juga masih bisa leluasa berinteraksi dengan CEO. Putri Hazel merasa bangga atas kenyataan tersebut, lantaran tidak semua orang bisa melihat latihan pertahanan perang kerajaan yang terkenal paling tangguh dari kerajaan-kerajaan tetangga. Sesangkan yang bisa melakukan itu hanya Putri Hazel dan Raja berikut Ratu kerajaan Safron. Namun anehnya untuk latihan kali ini, di mana besok juga mereka harus pergi berperang, CEO belum juga datang. Puncaknya, latihan sampai dimulai tanpa pengawasan CEO. “Sebenarnya, Putra Mahkota ke mana?” tanya Putri Hazel mulai resah, pada Petok yang merupakan wakil pemimpin pasukan yang akan megambil alih pekerjaan CEO, ketika Panglima Perang mereka ada urusan lain. Petok yang ada di hadapan Putri Hazel dan awalnya sedang memantau jalannya latihan, segera balik badan. Ia menatap wanita kesayangan CEO itu penuh rasa hormat bahkan sampai setengah membungkuk. “Putra Mahkota sedang mengerjakan misi lain, Putri Hazel.” Tiba-tiba saja, Putri Hazel teringat. Bahwa kini, di samping CEO sudah ada wanita lain yang bahkan CEO pilih menjadi ratu. Wanita yang benar-benar menjadi kesayangan CEO sebagai pendamping, pasangan, bahkan masa depan. Bukan dirinya yang meski menjadi wanita kesayangan bahkan seluruh penghuni kerajaan Safron juga mengetahuinya, tetapi statusnya hanya sebatas adik. Namun, misi lain apa yang tengah CEO kerjakan? Apakah itu juga dilakukan dengan Shelena? Atau justru memang berhubungan dengan Shelena? -Bersambung- Ada yang nunggu kelanjutan ceritanya?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN