Ia sudah membulatkan tekad. Balas dendam mungkin bukan jalan terpuji. Tapi ia berpikir apa yang pernah dikatakan Adel yang juga menyimpan perasaan sakit hati mendalam karena difitnah kala itu. Ia marah. Tapi ia redam sekian lama untuk mempersiapkan diri. Untuk apa? Mengumpulkan bukti yang tentu tak mudah. Apalagi banyak yang dilawan Adel kala itu. Kenyataan kalau gak semua keluarga kaya memanfaatkan kekayaan mereka untuk berbuat licik bukan? Adel dan keluarganya seperti itu. "Diam itu emas mungkin benar kalau ditempatkan di tempat yang benar. Tapi kalau fitnah yang menghancurkan diri sendiri, rasanya gak bisa cuma sekedar diam. Apalagi orang yang menzalimi gak pernah berubah. Jadi anggap aja ini cara kita untuk menyadarkannya. Toh kita gak menghancurkan hidupnya. Tapi hidupnya hancur atas