"Belum ada sih, Dri. Kerangka yang kemarin itu juga bukan gerombolan korban angin tornado waktu itu. Tapi korban hilang." Ia menghela nafas. Ya sudah lah. Tak masalah kan? Ia juga tak terburu-buru. Ia menutup telepon begitu samar-samar mendengar suara Liese dan anaknya. "Sorry ya...." "Gak apa-apa. Santai aja. Jadi makan kan?" Liese mengangguk. Tentu saja menerima tawaran dadakan. Berhubung ia juga ada di mall dan Adrian berada tak begitu jatuh. Alhasil ya mereka bertemu untuk makan bersama. Sebenarnya sih, Liese mulai risih. Karena sepertinya mulai banyak yang menyadari keberadaannya. Ia tentu saja mensengar bisik-bisik itu walau berpura-pura tak tahu. Tiha di restoran, Adrian sengaja memesan tempat yang hanya untuk mereka. Ya biar Liese dan anaknya nyaman juga. Walau nyatanya memang