Menuju Puncak

1954 Kata

"Ikuti mereka." Ia ingin mengumpulkan lebih banyak bukti. Tapi terlalu geli kalau harus dilakukan sendiri. Ya bayangkan, kedua orang itu seperti ya tak pernah absen melakukan hal semacam itu. Anehnya, ia belum menemukan komplain apapun dari Alan. Ia tahu Alan tak mungkin menyembunyikan. Tapi ah sudah lah. Lebih baik ia fokus dengan perhitungan final pemilu yang akan jatih esok hari. Tapi protes kerasnya sudah muncul sejak malam ini. Ya tim keluarga Adhiyaksa tentu tak akan tinggal diam. Apalagi menjelang keputusan final yang suka diumumkan tengah malam atau bahkan saat rakyat sedang tidur bukan? Karena pejabat zaman sekarang ini sungguh rajin sekali bekerja sampai tengah malam. Ya kan? "Lo di mana?" Reifan tentu saja harus bergegas. "Sorry, gue baru jalan. Semua data sedang dalam perj

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN