"Kapan kalian akan merencanakan pernikahan? Sudah cari gedung? Gaun?" Ia kesal sekali mendengar perkataan mamanya. Ia tahu itu bukan bertanya, tapi mengejeknya kan? Karena sudah sebulan berlalu, tapi mereka masih bergeming. Ia merasa tak harus membahasnya dengan mamanya. Apalagi ia juga tahu kalau Reifan sedang sibuk-sibuknya. Beberapa minggu lagi memang pemilu akan digelar. Ya makin dekat, makin tak bisa diganggu. Mamanya tertawa melihatnya kembali ke kamar atas dengan muka dongkol. "KAMU MAU TARUHAN SAMA MAMA GAK? KALAU KALIAN GAK MUNGKIN BAKAL MENIKAH? HAHAHAHA!" Ia membanting pintu kamar dengan kuat. Masalahnya, ia juga jadi mempertanyakan. Akhirnya malah pergi ke kantor Reifan. Tapi.... "Pak Reifan sibuk di luar, bu. Ngurusin pemilu. Persiapan kawal suara." Mau marah, tapi ia