Alec masih merasa dirinya berada di tengah pusaran, terperangkap dalam asap pekat yang memancarkan cahaya berwarna warni. Lama kelamaan asap itu semakin merenggang dan menipis. Cahaya-cahaya itu berubah menjadi percikan-percikan seperti kembang api hingga menggilang sepenuhnya dan seluruh pandangan menjadi gelap. Setelah itu, semilir angin menyapu seluruh tubuhnya. Suara-suara seperti bisikan terdengar bersahut-sahutan di kejauhan. Perlahan Alec membuka mata, terbelalak mendapati langit pagi pegunungan Kaukasus yang biru cerah berubah menjadi warna indigo. Bintang-bintang berpendar dengan warna kuning cerah bertaburan. Jumlahnya jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan bintang yang biasa ia amati di malam hari. Alec merasa jantungnya terhenti ketika mendapati dirinya terbaring mengamb