"Sayang, ayo buka mulutmu. Kau harus makan agar cepat pulih." Maria berujar dengan nada lembut sambil menyodorkan sebuah sendok berisi nasi pada Monica. "Ibu, aku... tidak... lapar." Monica berucap dengan suara lemah, luka di sekujur tubuhnya belum juga pulih sepenuhnya. Maria menghela napas pendek lalu menaruh sendok itu kembali. "Ada apa sayang? Mengapa kau terlihat gelisah seperti ini, hm?" tangan Maria mengusap lembut lengan Monica, tatapannya terlihat gelisah. "Aku... aku... hampir di bunuh ibu. Lelaki gila itu ingin membunuhku." sorot mata Monica dipenuhi ketakutan yang teramat sangat ketika pikirannya terlintas oleh kejadian mengerikan yang baru saja menimpanya. Ketika mendengar itu, mata Maria menggelap, kedua tangannya mengepal kuat. Ingin rasanya mencabik-cabik sosok lelaki