"Kau sangat pucat." William mengusapkan lembut jemarinya di pipi Angel. "Sepertinya karena aku kelelahan hari ini. Entah mengapa kafe akhir-akhir ini sangat ramai dan membutuhkan tenaga yang begitu ekstra." Angel berucap dengan nada lembut. Nafasnya terdengar kasar, pikiran Angel sedari tadi berkelana pada peristiwa pagi tadi. Dia sangat yakin bahwa Stefano adalah lelaki yang dulu pernah di tolong olehnya. Hanya saja, William akan meledak jika sampai mengetahui hal ini. "Ada apa hm? Kenapa kau terlihat gusar?" sangat tidak sulit bagi William menangkap keanehan dalam diri Angel. Hubungan mereka yang terjalin begitu erat membuatnya sudah sangat memahami keseluruhan diri gadis itu. Angel menggeleng, bibirnya mengurai senyum tipis. "Aku baik-baik saja. Tidak perlu cemas begitu." sahutny