Di bawah langit malam yang bertabur jutaan bintang indah, Rose melangkahkan kakinya menapaki setiap jalan. Sebulir air mata menetes membahasi pipi, kepahitan takdir hidup yang harus dijalaninya singgah sangat melelahkan. Hati yang begitu rapuh seolah tak mampu lagi menahan siksa. Bertahun-tahun sudah, kisah pilu ini tidak sudi juga tuk berakhir. Flashback On "Apa maksudmu Ben!" Suara teriakan menggelar berdengung nyaring menyapa seluruh ruangan. Berbarengan dengan Rose yang menitikkan air mata berisi kepedihan dan luka hati. Matanya menatap benci seorang bayi mungil yang berada dalam dekapan hangat suaminya. Kedua tangannya mengepal kuat-kuat, tanpa perlu dijelaskan, dia sudah tahu seberapa besar cinta Ben pada bayi itu. "Sudahlah Rose, tidak perlu berteriak seperti itu. Angel menangi