"Apa yang sebenarnya kau pikirkan Jeremi. Kenapa kau mengatakan itu padanya!" Alfredo mendesis dengan mulut dikatupkan, hampir saja tinjunya melayang di rahang Jeremi jika tidak mengingat bahwa lelaki itu adalah sahabatnya. "Jangan menatapku seperti itu Alfredo. Aku hanya terdesak pada keadaan yang tidak menguntungkan." sahut Jeremi mendengus, melempar tatapan kesal pada Alfredo. Saat ini mereka berdua tengah berdiri dan depan ruangan Stefano. Sejak tadi Alfredo bersikap uring-uringan hingga membuat Jeremi jengah. Dia tidak pernah membayangkan jika reaksi Stefano akan separah itu ketika mendengar Angel hilang. Rasa bersalah langsung menghayuti benak Jeremi mengingat ekspresi terluka Stefano. "Tidak bisakah kau diam. Kepalaku hampir pecah melihatmu yang seperti ini." Jeremi berucap penu