"Kau duluan saja ke parkiran. Aku akan mencari Alfredo dan Clara." Ketika mendengar perintah Stefano, Jeremi mengangguk kemudian melangkah menuju gerbang sekolah. Kali ini terasa berbeda, Jeremi tersenyum pedih mengingat serpihan kenangan dulu. Tetapi sekarang persahabatan itu sudah rusak dan tidak akan pernah kembali utuh. Yang tinggal hanya sisa kenangan manis yang melebur di hati hingga membuat mata terasa panas saat mengingatnya. Kosong. Hanya ke kekosongan yang didapati saat kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan. Tidak ada lagi suara tawa Alfredo yang setiap kali menjahili siswi dan guru. Tidak ada lagi ekspresi dingin dan kaku Stefano yang selalu menjadi bahan lelucon. Dan tidak ada lagi William dengan wajah datar menakutkan tetapi selalu berhasil membuat rindu. Semua sirna, lenyap