“Hingga lama kelamaan, ejekan itu berubah menjadi tindakan penindasan. Aku tetap diam karena aku tidak mau orangtuaku khawatir sama sekali. Ayah waktu itu dalam keadaan krisis di perusahaannya hingga terancam bangkrut dan ibu juga tidak dalam kondisi yang sehat. Jadi, aku hanya bisa diam setiap kali mereka melempariku dengan kertas dan merobek bukuku.” lanjut Mika. Yoshiki tertegun mendengarnya. “Lalu tindakan mereka berubah menjadi lebih kejam. Pada saat malam natal, ada perayaan di sekolah dan saat itulah mereka menarikku ke gudang dan mendorongku ke dalam sana. Gudang itu gelap sekali dan tidak akan ada yang datang ke sana karena tempat itu sudah terlantar. Mereka melempariku dengan berbagai macam benda hingga menyiramku dengan air.” tangan Mika mulai gemetar da