bc

A Thousand Kiss

book_age18+
696
IKUTI
4.4K
BACA
goodgirl
drama
sweet
bxg
first love
slice of life
Writing Academy
wife
husband
shy
like
intro-logo
Uraian

“Mika...” panggilnya lembut hingga Mika merasa terhipnotis dengan tatapan hangat itu.

“Maukah kau bertunangan kembali denganku ?” tanya Yoshiki dengan serius.

Jantung Mika langsung berdegup kencang melihat Yoshiki mengatakan hal itu. Ia bisa merasakan kebahagiaan merebak di hatinya dan Mika juga bisa melihat ketulusan di mata pria itu.

“Jadilah kekasihku...” ucap Yoshiki sambil memejamkan mata mengecup punggung tangan Mika hingga membuat gadis itu semakin tersipu.

Saat Yoshiki menatap Mika, gadis itu hanya bisa mengangguk dengan wajah memerah dan menunduk lagi.

Yoshiki tersenyum dan ia menengadahkan wajah Mika agar memandangnya. Diciumnya kembali gadis itu dengan lembut hingga Mika membalas kecupan itu.

“Jangan pernah menghilang lagi dari pandanganku. Karena aku tak bisa menahan perasaan rinduku padamu walau hanya sedetik saja...” lanjutnya tanpa melepaskan tatapannya dari mata Mika.

chap-preview
Pratinjau gratis
1 - First Time I Saw Him
            Sebuah senyuman tercetak di bibir gadis berambut merah menyala. Ia menatap jalanan yang sedang ramai dengan aktivitas para pejalan kaki. Ia ikut berjalan mengikuti arus para anak SMA dengan seragam yang sama dengannya. Gadis itu belum mengenali mereka karena ini adalah hari pertamanya masuk sekolah di Jepang setelah kepulangannya dari Jerman.             Matanya bulat besar dengan iris hijau. Kulitnya putih bersih tidak seperti layaknya anak blasteran pada umumnya. Ia mewarisi kulit Asia dari ibunya. Tapi, selebihnya ia lebih terlihat seperti boneka Barbie dari luar negeri. Gadis itu selalu tersenyum bahkan pada orang yang tidak dikenalnya.             Para murid SMA itu memandanginya karena warna rambutnya yang sangat mencolok. Warna rambut itu juga diwarisinya dari sang ayah walaupun gelombang rambut panjangnya itu didapat dari ibunya.             Beberapa dari murid-murid itu bahkan menunjuk-nunjuk dirinya karena menganggap mereka melihat orang luar negeri yang masuk di sekolah mereka. Tapi, gadis itu tidak terlalu memusingkan hal itu. Ia tetap tersenyum dan melangkah menuju ruang kepala sekolah.             Bel berdentang menandakan waktu pelajaran dimulai. Seorang guru pria berkacamata masuk ke dalam kelas dan berdeham. “Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru yang berasal dari Jerman.” ucap beliau dan seluruh kelas menjadi sangat heboh dengan berbisik-bisik satu sama lainnya.             Mereka sudah mengetahui berita itu sejak si anak baru menginjakkan kakinya ke dalam sekolah mereka. Tapi, tidak disangka oleh mereka bahwa anak baru itu akan berada di kelas mereka. Sang wali kelas pun harus berdeham kembali sebelum semua mata memberikan fokus mereka padanya. “Silahkan masuk.” panggil si wali kelas dan semua mata memandang pada pintu kelas yang berderak menggeser.             Senyum gadis itu lebih dulu menangkap hati para murid yang langsung terpukau padanya. Ia melangkah masuk dengan canggung dan berdiri di depan papan tulis.             “Selamat pagi, perkenalkan nama saya Mika Nakashima. Mohon bantuannya.” ucap Mika dengan riang yang langsung disambut oleh senyum para murid.             “Oh, dia bisa bahasa Jepang !”             “Kukira dia hanya bicara bahasa Inggris !”             “Lihat ! Cantik sekali dia !             “Warna rambutnya asli ?”             “Kelihatannya dia ramah...”             “Namanya sama dengan nama penyanyi Mika Nakashima !”             Bisik-bisik terdengar di dalam ruangan kelas itu hingga membuat si wali kelas harus kembali berdeham untuk menenangkan semuanya.             “Mika baru saja pulang dari Jerman dan kalian tidak perlu khawatir dia tidak bisa bahasa Jepang sama sekali karena ibunya juga orang Jepang. Ada yang ingin ditanyakan padanya ?” wali kelas itu memandang seluruh anak murid di kelasnya.             Sebuah tangan teracung di udara dan seorang anak lelaki dengan wajah tersipu langsung bertanya, “Apa kamu sudah punya pacar ?”             Pertanyaannya langsung disambut dengan ejekan dan siulan para murid di kelas. Mika hanya tertawa mendengarnya dan menjawab dengan tersenyum, “Belum.”             Sorakan kembali terdengar di kelas itu hingga membuat ricuh semuanya. Para murid pria terlihat sangat bersemangat sekali tapi para murid wanita tidak menunjukkan rasa iri sedikitpun pada Mika. Mereka memaklumi bahwa gadis itu memang sangat cantik hingga mereka juga mengakuinya.             Setelah perkenalan itu, Mika duduk dengan tenang dan mulai mengikuti pelajaran pertamanya. Ia tidak peduli berapa banyak pasang mata yang mencuri pandang ke arahnya.             Ketika bel istirahat berbunyi, meja Mika langsung dikelilingi oleh para pria yang tertarik padanya. Mika hanya tersenyum menjawab pertanyaan mereka. Hingga tiba-tiba para murid perempuan mendorong para pria untuk menyingkir dari meja Mika. “Lebih baik kalian isi saja perut kalian ! Ne Mika, kau mau ikut kami ke kantin ? Kami akan menunjukkan sekolah ini padamu !” salah seorang gadis tersenyum ramah padanya setelah mengusir para pria yang mengomel ke arahnya. “Ah, terima kasih !” Mika dengan riang berdiri dari bangkunya dan mengikuti gerombolan para gadis.             Tidak membutuhkan waktu lama bagi Mika untuk bisa akrab dengan mereka karena ia adalah gadis yang ramah. Semua anak-anak menyukai kepribadiannya yang baik hati.             Kemanapun Mika berjalan, ia selalu membuat semua orang memandangnya dengan takjub terutama karena warna rambutnya itu.             “Wah lihat ! Rambutnya merah sekali !”             “Gadis berambut merah itu cantik sekali !”             “Lihat ! Si gadis berambut merah lewat !”             Kata-kata itu sangat sering Mika dengar saat ia melewati koridor bersama teman-teman barunya. Terkadang ia merasa sedikit kecewa karena banyak yang tidak mengingat namanya sama sekali dan hanya sibuk menunjuk-nunjuk warna rambutnya. “Kyaaa !!! Kimura-kun lewat sini !!!” pekik salah seorang temannya dengan wajah tersipu hingga membuat Mika terkejut.             Ia menoleh ke arah yang ditunjuk oleh gadis itu dan melihat seorang pria dengan tubuh atletis berjalan ke arah mereka dengan seorang pria lainnya. Rambutnya cokelat kehitaman dengan alis tebal penuh kharisma. Tatapan matanya tajam dan menawan. Hidungnya mancung dan bibirnya berbentuk. Pria itu sangat tampan hingga membuat semua murid perempuan sibuk terpesona melihatnya seperti sedang melihat artis yang baru saja lewat.             Tapi, pria itu nampaknya tidak mempedulikan keributan yang ditimbulkan olehnya setiap kali ia berjalan di koridor. Wajahnya tidak terkesan ramah karena tidak ada senyum yang tercetak di wajahnya. Ia malah terlihat sangat sebal dengan semua teriakan itu.             Kelompok Mika berpapasan dengan pria itu dan Mika masih menatap pria itu dengan rasa penasaran. Pria itu menangkap warna rambut Mika yang sangat mencolok dan matanya bertemu dengan mata Mika. Mika menyunggingkan sedikit senyum kaku ke arahnya yang tidak dibalas sama sekali oleh pria itu. “Ah, ya ampun dia tampan sekali !” teman-teman Mika sibuk terpesona pada pria itu saat mereka berpapasan dengannya. “Ano... siapa pria itu ? Kenapa semua orang terlihat mengidolakannya ? Apa dia aktor ?” bingung Mika.             Tanpa dia sadari, ucapannya itu masih terdengar oleh si pria yang telah melewatinya. Pria itu tertegun dan melirik ke belakang Mika yang masih bertanya pada teman-temannya. “Ah, kau pasti belum tahu, Mika. Dia itu senior kita namanya Yoshiki Kimura. Semua wanita di sekolah ini sangat mengidolakannya karena dia tampan sekali !” jawab temannya dengan sangat antusias hingga Yoshiki pun bisa mendengarnya walaupun ia telah berjalan menjauhi mereka.                Mika hanya memberikan respon ‘ooh’ biasa kepada mereka. Ia mengakui pria itu memang tampan tapi entah kenapa ia tidak tertarik padanya. Menurut Mika, ia tidak terlihat ramah dan tidak terlihat bersahabat sama sekali. Terlalu dingin... pikir Mika dan ia tidak memikirkan pria itu lagi. Gadis itu kembali berjalan bersama teman-temannya menuju kantin sekolah. “Ada apa Mika ? Kau juga tertarik padanya ?” tanya mereka. Mika langsung menggeleng dan tersenyum. “Tidak. Dia tidak seperti tipeku.” jawab Mika yang langsung membuat semua mata temannya membelalak.             “Gadis itu...” gumam Yoshiki dengan alis terangkat. Pria di sampingnya langsung menoleh ke arah Yoshiki. “Ah, maksudmu anak baru itu ? Dia baru masuk kelas 2-C hari ini. Semua orang sibuk membicarakannya karena warna rambutnya itu dan wajahnya yang cantik. Kalau tidak salah, namanya Mika Nakashima.” jawab Kazu, sahabat Yoshiki. “Mika Nakashima ? Penyanyi itu ?” kernyit Yoshiki. Ia tidak merasa ada kemiripan wajah sang penyanyi dengan gadis yang baru dilewatinya. “Namanya saja yang sama. Memangnya mungkin penyanyi senior itu masih SMA ??? Tumben sekali kau bingung seperti itu, Yoshiki. Kenapa ? Kau tertarik padanya ?” Kazu menyeringai ke arahnya. “Tidak. Hanya namanya unik saja.” jawab Yoshiki pendek dan ia kembali berjalan ke perpustakaan.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

AHSAN (Terpaksa Menikah)

read
305.8K
bc

I LOVE YOU HOT DADDY

read
1.1M
bc

Married With My Childhood Friend

read
45.4K
bc

Nikah Kontrak dengan Cinta Pertama (Indonesia)

read
450.8K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
61.4K
bc

Om Tampan Mencari Cinta

read
403.5K
bc

Bermain Panas dengan Bosku

read
1.2M

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook