Juna menatap makanan yang tersaji di meja. Makanan itu terlihat sangat sederhana. Ia menjadi teringat saat orang tuanya bercengkrama di meja makan dengan hidangan seperti ini. Lelaki itu menghela nafas panjang, lalu tangannya meraih sendok untuk mencicipi masakan Methalia. Saat makanan itu masuk ke dalam mulutnya, mata Juna langsung melotot. Ia tanpa sadar meneteskan air mata. Rasa yang tercipta dari hidangan itu sungguh sangat mengejutkan. Persis dengan masakan buatnya sang mama tercinta. Dengan perlahan, Juna mengusap air matanya lalu makan dengan lahap sampai tandas tak tersisa. "Aku akan menghargai jerih payahmu hari ini," ucap Juna dengan senang. Lelaki itu langsung beranjak dari sofa untuk keluar kamar. Ia tersentak kaget saat melihat Methalia tengah pingsan tak jauh darinya.