Daniel memilih untuk duduk dibagian depan disamping pak supir yang tengah mengemudikan mobilnya, ia membiarkan gadis yang baru ia bopong masuk kedalam mobilnya itu sendirian di jok belakang dengan koper dan tas besar yang ia bawa. Dan mobil pun melaju menuju ke jalan raya, memecah kemacetan. Pak supirpun segera mengamati sepanjang tepian jalan, dimana saat itu ia tengah mencari klinik ataupun rumah sakit terdekat yang ada.
Hingga beberapa saat lamanya akhirnya pak supir pun menemukan sebuah klinik kecil, dan memutuskan untuk segera belok ke area parkir klinik tersebut.
"Panggil petugas medisnya pak." Ucap Daniel yang terlihat sibuk mengamati layar ponselnya, Daniel berkata demikian tanpa menoleh kearah pak supirnya. Memang Daniel terbilang bos sombong dan angkuh. Ia merasa semua yang ia inginkan bisa ia dapatkan, apa lagi seorang wanita, dengan mudahnya Daniel bisa memilih seperti apa yang ia inginkan. bahkan semua karyawannya sekalipun, jika memang karyawannya yang tidak cocok atau tidak ia suka, langsung saja ia memecatnya. Namun untuk pak supirnya itu berbeda, ia adalah supir papanya, yang menggantikan supirnya yang baru saja ia pecat dari pekerjaannya.
"Baik bos, saya akan masuk kedalam klinik." Ucap pak supir. Dan sebentar saja pak supir sudah datang dengan mengajak seorang Dokter dan seorang suster dengan kursi dorong disana. Pak Dokter itu pun membantu pak supir menempatkan Qiran ke kursi tersebut lalu mendorongnya masuk kedalam klinik. Namun setelah semua masuk kedalam, ada satu suster yang datang padanya.
"Maaf pak...anda harus masuk kedalam untuk memberi informasi pak...atau melengkapi prosedurnya, silahkan pak..." ucap perawat tersebut yang mempersilahkan Daniel untuk iku serta bersamanya. Daniel yang saat itu tahu ada yang mencarinya dari kaca jendela yang tidak terbuka sepenuhnya, lalu membuka kaca jendela mobilnya full, ia yang memainkan ponselnya terpaksa menghentikan aktivitasnya tersebut, tanpa menoleh kearah perawat itu, dan terpaksa keluar dari dalam mobil dengan raut wajah yang datar dan bahkan tanpa ekspresi. Jika dilihat memanglah saat itu ia sangat kesal sekali. Dimana Daniel ada janji makan malam dengan kekasihnya, namun gara-gara hal sepele itu ia harus membatalkannya.
"Liora sayang...sepertinya malam ini aku tidak bisa makan malam denganmu." Ucap Daniel pada pesan yang ia kirimkan pada kekasihnya. Lelaki itu dengan patuhnya hanya mengikuti si perawat yang memintanya untuk masuk kedalam. Ternyata didalam ia sudah disambut oleh pak Dokter yang sudah selesai memeriksa Qirani, terlihat dipergelangan tangan gadis itu sudah terpasang infus dan juga terlihat gadis itu sudah siuman dari pingsannya.
"Maaf pak Daniel...ternyata pak Daniel yang malah sudah menyelamatkan gadis ini, gadis ini tadi yang sudah memberitahukan pada kami pak...dan untuk kondisinya, ia hanya kelelahan dan juga dehidrasi saja pak, tidak ada yang serius yang perlu di khawatirkan pak...silahkan jika bapak akan pergi, bapak boleh pergi tapi setelah melengkapi semua prosedur yang ada." Ucap pak Dokter tersebut, karena tadi paksupir yang telah menyupiri Daniel bilang bahwa jadwal bosnya itu sangatlah padat.
"Oh...baiklah kalau begitu, saya akan melengkapi semua adminstrasinya." Ucap Daniel yang lalu di tinggal pergi oleh pak Dokter tersebut. Pak Dokter meminta izin untuk mengecek pasiennya yang lain. Daniel saat itu akan pergi pula, namun Qirani yang melihatnya langsung mencegahnya, ia berniat akan berterimakasih pada lelaki tersebut.
"Pak...tunggu dulu..." ucap Qiran yang terdengar masih lemah. Dan seketika itu pula Daniel menghentikan langkah kakinya disana, ia lalu berbalik menghadap kearah gadis yang terlihat duduk diatas ranjang brangkarnya.
"Kau memanggilku?" tanya Daniel pada gadis itu, dan Qiran hanya mengangguk.
"Terima kasih pak atas kebaikannya..." ucap Qiran dengan senyumannya, dan Daniel hanya menatapnya saja sekilas, lalu berbalik kembali akan pergi dari sana, namun saat baru satu langkah kakinya melangkah, ia menghentikannya kembali. Daniel berbalik kembali menatap kearah Qirani, ia menatap tajam kearah gadis itu, yang lalu malah melangkah mendekat dan kian mendekat, hingga sampai ditepian ranjang tepat. Terlihat Daniel mengawasi wajah Qirani dengan lekatnya disana.
"Kamu....kamukan gadis yang memai-maki aku saat di kampung kemarin kan? ya...aku masih ingat dengan sangat jelas! itu kamu...ya wajah ini...hah! tidak habis pikir...mengapa kita bertemu lagi dan malah aku yang menyelamatkanmu! waaah...harusnya tadi aku biarkan saja kamu tergeletak di jalanan. Gila! baru kali ini aku di maki-maki orang dan ternyata aku malah menyelamatkannya. Aku ingat jelas wajah kamu!" ucap Daniel dengan menarik dasinya sendiri dan melepas jas yang ia kenakan, melemparnya dan lalu menyingsing kedua lengan kemeja di area tangannya. Udara yang tadinya dingin didalam ruangan tersebut, kini menjadi memanas bagi Daniel.
"Bapak mau apa sekarang? saya masih sakit...dan saya disini seorang pasien pak...anda tidak boleh berlaku jahat atau menyakiti saya!" ucap Qiran dengan menarik selimutnya dan terlihat sedikit ketakutan disana.
"Waaaah...pintar sekali ya kamu ternyata! hah...aku masih marah dan belum bisa memaafkanmu ya! awas kamu jika sampai kita bertemu lagi!" ucap Daniel yang lalu mengambil jas yang tadi ia lempar dan membawanya pergi begitu saja. Usai dengan melengkapi semuanya akhirnya Daniel pun pergi menuju ke tempat mobilnya terparkir, disana sudah ada pak supir yang sudah setia menungguinya.
Pak supir begitu kaget saat melihat bosnya itu keluar dari klinik dengan pakaian yang amburadul atau acak-acakan, dimana kemeja yang ia kenakan separuh sudah diluar celananya dan tidak ia masukkan semuanya, serta dasi yang sudah berubah dan tidak beraturan atau rapi seperti saat ia tinggalkan tadi. Ditambah jas yang tadi ia kenakan sudah mengalung di tangannya dan kedua lengan kemejanya sudah tersingsing hingga sampai keatas sikunya.
"Astaga bos...anda kenapa? anda habis bertarung dengan siapa?" tanya pak supirnya saat melihat Daniel masuk kedalam mobilnya.
"Bertarung dengan ular betina! sudah jalan saja! pulang, aku lelah sekali." Ucap Daniel yang lalu di laksanakan oleh paksupirnya tanpa pertanyaan apapun.
"Sial!! benar-benar sial hari ini, aku tidak jadi bermalam dengan Liora, eh...malah kena sial terus karena bertemu dengan ular betina itu." Ucap Daniel dalam hatinya. Hampir satujam perjalanan yang di tempuh keduanya, akhirnya mobil itu pun sampai di depan rumah megah yang menjulang tinggi, didepannya terdapat pak satpam penjaga yang siap sedia mengawasi selama dua puluh emoatjam bergantian atau ber sift dengan pak satpam yang lainnya. Daniel segera keluar dari dalam mobilnya setelah pak supir menghentikan mobil itu tepat di depan teras rumah megah tersebut.