Part 6-7, Karma Sang Pengkhianat

1599 Kata

Part 6 "Acha pamit ya, Mi, Pi. Kalau nanti ada waktu Acha sempetin buat ngabarin." Pagi itu semua orang di meja makan langsung melongok saat Acha turun dengan tergesa, penampilannya yang luar biasa dengan barang branded yang menjadi idamanku melekat dengan sempurna. Seolah tidak terganggu dengan sepatu boot berhak tinggi yang dikenakannya, Acha mencium Bapak dan Ibu dengan cepat sembari berpamitan entah kemana lagi dia akan ngeluyur menghabiskan warisannya. "Hati-hati, Cha. Banyak berdoa." Kadang aku benar-benar heran dengan Bapak dan Ibu jika menyangkut anak mereka ini, hanya pergi bermain tidak jelas tapi seperti sedang menunaikan tugas Negara. Disaat teman-teman Harsa di STIN punya pekerjaan yang elite, Harsa justru menganggur, sungguh miris nasib putri tunggal Aryaatmaja dan Tanaka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN