“Aku nggak yakin Kak Juni kalah gitu saja sama itu ular beludak!” Ayudia yang sedang ada di hadapanku untuk mendokumentasikan luka-lukaku sebagai laporan darurat mengutarakan pendapatnya yang langsung membuatku meringis, aku ingin tersenyum namun bibirku yang sobek membuatku harus berpuas diri hanya dengan nyengir tipis. “Mana mungkin Kak Juni diam saja ditampar kayak gitu! Orang Bang Saka saja bisa Kakak buat berlutut minta maaf, apalagi orang itu berani nampar kakak. Normalnya, sekarang itu ular beludak harusnya jadi dendeng kena amuk balik Kak Juni. Bisa-bisanya Kak Juni diam saja di gebukin kek gini! Mana ini kepala kayaknya pitak gegara di jambak!” Suara repetan Ayudia bergerak sama cepatnya dengan tangannya yang memegang kamera, semua orang bisa termakan sandiwaraku tapi tidak den