Setelah memastikan kondisi Nania baik-baik saja setelah pembicaraan serius, akhirnya Xella pulang ke rumah. Matanya sembab bahkan selama perjalanan pulang, ia tidak bicara sama sekali meski supir taksi sempat mengajaknya ngobrol. Untuk pertama kalinya Xella merasa sangat hancur, lebih hancur dibanding mendapat kabar mengenai niat sang ayah menjodohkan dirinya dengan laki-laki yang tidak dikenal. Lebih sakit daripada saat ia keluar dari rumah dan memutuskan untuk mencari nafkah sendiri. Apa yang dialami Nania, sangat berbeda dengan apa yang Xella alami. Kehidupan wanita itu jauh lebih sulit daripada dirinya. “Mbak Xella sudah pulang?” sapa Mbok Rum ketika Xella berada di dapur untuk minum. “Iya Mbok, baru aja sampai. Maaf ya kalau saya pulang sore.” Mbok Rum yang sedang mengambil bahan m