Dunia ini berputar kadang, diatas, disamping, dan terkadang di bawah. Entah apa yang banyak orang yakini, untuk jalani hidup yang terkadang terkesan mereka dibuat ribet. Padahal belum tentu apa yang di ribetkan akan terjadi. Manusia harus punya rencana, bukan untuk jadi obsesi melainkan untuk jadikan rencana itu, sebagai tujuan. Kalau memang tak sesuai harapan, tak masalah yang penting sebagai manusia kita sudah berusaha.
Rencana tanpa realisasi juga percuma, jadi jangan banyak mengeluh kalau tak tercapai. Lihat lagi usaha kita sudah sampai dimana, untuk mewujudkan rencana tersebut.
Hidup sebenarnya adalah hari ini, sedangkan hari kemarin, adalah cerita, sedangkan esok hari adalah angan-angan. Kenapa bisa begitu? karena hidup yang dijalani, dalam kenyataan adalah hari ini. Sedangkan yang kemarin hanya akan jadi cerita, tak bisa diulang. Sedangkan besok hari, hanya angan, dengan harapan besok mau begini, besok mau begitu.
Kenyataannya hidup itu tak ada yang tahu ke depannya seperti apa, kecuali Tuhan yang kuasa akan takdir ciptaan-Nya.
So just live what will happen today!!!
Deadline desain rancangan baju harus diselesaikan minggu ini, karena akan segera di luncurkan dalam waktu dekat. Sehingga waktu Chantika sangat sempit, bahkan sudah beberapa hari ini dia kurang tidur.
Tetapi ada hal lain, yang membuat dia semakin kesal.
Siapa lagi kalau bukan, Riefaldi yang terus menerus telepon, bahkan terkesan memaksa untuk makan siang, malam, mengajak menonton Film dan banyak lagi.
Chantika berusaha sebaik mungkin untuk memberi pengertian pada kekasihnya itu, tetapi tak pernah berhasil. karena watak Riefaldi yang mendadak berubah jadi keras kepala dan jangan lupa posesif sekali.
Ponselnya terus berdering, Chantika memutar bola matanya malas ketika melihat sebuah nama yang muncul dilayarnya "lagi-lagi al" gumamnya
"Hm" saking sedang malasnya, Chantika hanya bergumam ketika mengangkat panggilan tersebut
"Sayang kenapa baru diangkat, kamu dimana? Aku lagi diluar kantor baru selesai meeting dengan rekan bisnis, kita makan siang bersama?" Jelas itu bukan ajakan melainkan keharusan.
"Kamu kenapa sih al jadi cerewet Sekali, aku lagi diluar rumah!"
"Iya Sori, habisnya aku kesal. kenapa kamu jadi sulit dihubungi hari ini?"
Chantika mencebikkan bibirnya, dia benar-benar sangat kesal pada sang kekasih yang berubah jadi cerewet berkali lipat dari mamahnya
"aku lagi di Cafe Sunflower, kalau kamu mau makan siang sama aku. Susul aku disini, karena aku Nggak bisa pindah tempat."
"Oke. aku ke sana, Love You"
Riefaldi mengiyakan dengan Cepat lalu mengakhiri panggilannya.
"Kan ribet punya pacar!” batinnya
Menjadi seorang desainer itu tidak mudah, walau sudah memiliki bakat nuntuk menuangkan pikiran menjadi sebuah karya sketsa yang memuaskan itu sulit. Terkadang sebuah karya yang murni dari pemikiran sendiri saja, masih sering dibilang meniru desainer lain, padahal jelas walau terlihat serupa pasti ada detail yang tak sama, maka dari itu walau sudah punya ide untuk dituangkan, tetap harus sering-sering survei lapangan. ya.. selain mencari inspirasi juga untuk jaga-jaga agar tidak serupa.
Dalam membuat karya, Chantika sangat memikirkan kenyamanan bagi penggunanya nanti. sehingga tidak suka desain baju terlalu banyak detail.
***
Sosok pria dengan setelan baju kerja itu, terlihat mencari seseorang. matanya menyelidik ke setiap tempat. Hingga berhenti pada wanita yang terlihat fokus pada laptopnya, sesekali mengukir di sebuah kertas dengan pensil warna-warninya.
Dia terlihat serius sekali dan Fokus, Hingga tak menyadari seseorang yang melangkah mendekati. Riefaldi tersenyum melihat raut wajah sang kekasih yang dia rindukan.
Riefaldi membungkuk dari belakang, menempatkan tangannya di kedua sisi kanan dan kiri Chantika, memerangkap kekasihnya yang masih duduk.
Hal tersebut membuat Chantika menoleh, karena seseorang berhasil membuyarkan fokusnya. menoleh ke samping kanan dan Riefaldi dengan tak tahu malu mencuri kecupan tepat di bibir Chantika. Wanit itu melotot mendapatkan kekasihnya itu, tak tahu malu di tempat umum seperti ini.
"Al kamu nih ya main sosor aja! nyebelin banget tau" Chantika mencebikkan bibir, memalingkan wajah dari Riefaldi, yang justru terlihat sangat senang.
"Ya gak pa-pa kali sayang, sama pacar sendiri ini"
Riefaldi kembali mengecup pipi kanan Chantika dengan cepat, sebelum sempat Chantika menarik telinganya, dia langsung berjalan ke hadapannya. mengambil posisi duduk tepat di depan Chantika.
Chantika sedang malas berdebat dengannya, dia memilih bungkam dan merapikan dulu laptop dan kelengkapan sketsanya yang dia bawa. Kebiasaan dia, jika akan makan dengan seseorang. harus menghargai orang tersebut, menyampingkan pekerjaannya sementara.
Kini meja tersebut terlihat kembali rapi dan luas dari sebelumnya.
"Kamu udah pesan, Cha?"
"Udah, dua kwetiau goreng Seafood sama jus mangga dan Ice lemon tea, bentar lagi juga diantar pesanannya"
"Oke, sayang. mau tambah pesan Dessert gak?
Chantika dan riefaldi sama-sama sangat menyukai Mie kwetiau, tanpa berpikir lagi, Chantika memesankan untuknya dan kekasihnya. Menu serupa, hanya minuman saja yang berbeda.
"aku sih udah makan dessert-nya, kan udah dari tiga jam yang lalu aku disini."
"Pesan apa tadi yank?" Tanya riefaldi
"Coffee sama Cake banana, cake disini enak. Kamu mau aku pesankan juga?"
Al menggeleng "gak usah sayang, aku juga cuman makan siang aja. Soalnya jam dua nanti, aku ada rapat sama papa di daerah Jakarta pusat. lumayan macet di jam seperti ini, jadi Gak pa-pa aku habis makan langsung cabut?"
Pria itu mengambil sebelah tangan Chantika, menggenggam dengan hangat. ibu jarinya mengelus lembut pungung tangannya.
"Gak apa-apa, aku juga masih ada yang harus di selesaikan"
"Sebenarnya sih ada yang mau aku bicarakan, tapi waktunya sempit. nanti aja deh, kalau kita sama-sama punya waktu luang ya sayang"
Kedua mata mereka saling memandang dengan hangat, Chantika tersenyum.
"Iya kamu kabari aja nanti, kalau memang udah ada waktu luangnya"
Inilah yang paling membuat Riefaldi betah di samping Chantika, ada waktu dimana perempuan itu benar-benar pengertian dan lembut. Tentu tak seperti mantan kekasihnya, yang selalu menuntut kesempurnaan dari hubungannya.
Bersambung...