15. Panah Asmara

1913 Kata

Hampir dua minggu berlalu sejak Irawan ikut mengantarkan kepulangan Fawnia dari rumah sakit. Benar-benar hanya mengantarkan. Karena mobilnya melaju mengikuti mobil Fauzi dari belakang. Saat sudah tiba di rumah kedua orang Fawnia di daerah Wonorejo pun, Irawan hanya bisa berdiam diri di dalam mobil demi menyembunyikan wajahnya yang terlanjur malu. Demi Tuhan, terkadang Irawan masih ingin menghilang saja jika mengingat hal memalukan itu. Bisa-bisanya ia salah ucap di depan Fawnia dan keluarganya. Kalau di depan Hanami, sang mama, Irawan tak terlalu khawatir karena ia bisa berkilah ini dan itu. Bahkan saat Irawan menceritakan hal memalukan itu pada Andi, bukannya mendapat rasa simpati dari sang sekretaris. Andi justru tergelak kencang setelah memasang wajah terkejutnya yang sangat berlebih

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN