Samara begitu terkejut dan langsung menutup dadanya yang terbuka. Axel sampai terbelalak melihat pemandangan itu. Sejak kapan Samara bisa mengeluarkan asi?
"Samara kamu menyusui Kiara? " tanya Axel.
"Iya pa, aku mohon jangan beritahu Nayla" Samara sudah terlanjur basah ketahuan oleh suaminya. Dia menceritakan apa yang sudah dia lakukan dan keinginannya untuk menyusui Kiara. Axel merasa kasihan dengan Samara yang sangat teramat ingin menyusui buah hatinya sendiri.
"Baiklah papa tidak akan memberitahu Nayla" ucap Axel.
"Makasih ya pa" Samara senang sekali Axel mau menjaga rahasia ini. Dia kembali mengeluarkan sebelah payudaranya dan menyusui Kiara lagi sampai tertidur. Axel membuang wajahnya ke arah lain. Dia malu melihat d**a istrinya sendiri. Samara diam-diam tersenyum menyadari suaminya itu sedang salah tingkah.
"Tunggu ya pa nanti giliran papa kok" goda Samara sampai telinga Axel memerah.
"Papa keluar dulu mau beli sesuatu" Axel langsung ke luar tanpa menatapnya. Samara hanya tertawa kecil melihat suaminya bisa malu-malu begitu.
Hari-hari berikutnya Samara sering menyusui Kiara hingga bonding diantara mereka sangat kuat sekali. Sampai akhirnya Kiara terus menangis jika dipisahkan dengan Samara.
"Oekk!! oekk!! oekk!! " tangis baby Kiara begitu keras.
"Aduh kenapa sih? kenapa kamu gak mau minum s**u hah?! " Nayla malah memarahi baby Kiara sampai bayinya itu terus menangis dengan histeris. Erick bukannya ikut membantu tapi dia malah sibuk main game.
"Mas kamu tuh ya bukannya bantuin aku jaga Kiara malah main game mulu!! " omel Nayla.
"Berisik! jangan ganggu aku dulu lagi push rank ini!! " Erick terus memainkan gamenya tanpa peduli dengan tangisan bayinya.
"Ada apa Nayla, kenapa Kiara menangis? " tanya Axel saat mendengar tangisan cucu kesayangannya.
"Nggak tau pa tiba-tiba saja Kiara gak mau minum s**u dan terus menangis" jawab Nayla pusing mengasuh anaknya sendiri. Axel mulai berpikir apa jangan-jangan cucunya mau asinya Samara.
"Assalamualaikum" ucap Samara baru saja pulang bekerja.
"Walaikumsalam" jawab Axel.
"Kiara kenapa sayang? " Samara langsung mengambil alih Kiara dari gendongan Nayla. Tiba-tiba saja Kiara diam dan tertawa melihat Samara.
"A.. apa yang kau lakukan pada anakku? kenapa dia tiba-tiba diam? " tanya Nayla curiga.
"Mungkin anakmu tau mana orang baik dan mana orang yang jahat " jawab Samara membuat Nayla makin naik darah.
"Sialan kamu Samara!! kembalikan anakku!! kembalikan!! " Nayla berusaha merebut bayinya sampai baby Kiara kembali menangis.
"Berhenti!! " Erick langsung turun tangan dan menarik Nayla agar membiarkan Samara menenangkan anak mereka.
"Apa yang kamu lakukan mas!! aku ingin anakku kembali!! " seru Nayla marah.
"Kamu itu nggak becus jadi seorang ibu. Lihat Samara dia cantik, pintar, bisa cari duit, bisa jagain anak sedangkan kamu lihat kamu Nayla. Kamu jagain anak gak bisa!! harusnya kamu malu dengan diri kamu sendiri!! " hina Erick membuat Nayla menangis karena merasa rendah diri.
"Erick!! apa pantas kamu mengatakan hal itu pada istrimu!! dia adalah ibu dari anak-anakmu. Kamu juga harusnya sadar diri. Apa kamu sudah merawatnya dengan baik? jika tidak harusnya kamu yang patut disalahkan bukannya Nayla" tegur Axel tidak suka dengan perkataan putranya. Samara sampai cemburu melihat suaminya membela Nayla, orang yang paling dia benci saat ini. Dia memilih pergi ke kamarnya sambil membawa Kiara.
Di dalam kamarnya Samara menyusui Kiara sampai bayi itu tertidur di dalam timangannya. Setelah itu dia menaruh baby Kiara di atas ranjangnya. Samara masih teringat bagaimana Axel membela Nayla. Rasa takut mulai merasuki hatinya. Dia takut Axel akan mudah terpikat dengan Nayla.
CEKLEK
Axel masuk ke dalam kamar dan melihat cucunya sudah tertidur dengan pulas. Samara sama sekali tidak mau menatapnya karena marah suaminya itu malah membela Nayla.
"Samara jangan pisahkan Kiara dengan ibunya. Sekarang aku tau apa maksud dan tujuan kamu menyusui Kiara. Kasihan Nayla. Apa kamu tega memisahkan seorang anak dari ibu kandungnya? " tanya Axel begitu kecewa dengan Samara.
"Papa tidak tau apa yang aku rasakan. Kenapa papa membela wanita itu. Apa papa suka sama dia? " tuduh Samara dengan hati yang amat sakit.
"Papa membelanya karena kamu yang salah Samara. Papa tidak ingin kamu melakukan kejahatan yang sama seperti dia lakukan padamu. Lepaskan Kiara dan kembalikan dia pada ibunya."
Axel membawa Kiara keluar dari kamarnya dan mengembalikannya pada Nayla. Samara menangis terisak-isak karena sudah terlanjur menyayangi Kiara seperti anaknya sendiri.
"Kiara anakku... Kiara adalah anakku hiks hiks hiks hiks" tangis Samara.
Setelah kejadian itu hubungan Samara dan Axel mulai mendingin. Beberapa kali Axel menyapa dan mengajaknya bicara Samara hanya diam saja dan mengabaikannya begitu saja.
"Samara biar papa antar kamu" tawar Axel.
"Tidak aku bawa mobil sendiri" tolak Samara lalu pergi menaiki mobilnya. Nayla terlihat senang dengan renggangnya hubungan mereka. Dia memanfaatkan hal ini dengan terus meminta pertolongan pada papa mertuanya itu.
"Aduh kakiku sakit!! " rintih Nayla sambil memegang kakinya.
"Nayla kamu kenapa? " tanya Axel.
"Kakiku sakit pa tadi terpelintir" jawab Nayla mulai mencari perhatian Axel.
"Yang mana biar papa periksa"
"Yang ini pa" tunjuk Nayla pada pergelangan kaki sebelah kirinya. Axel menghampirinya dan memapah tubuh Nayla untuk duduk di sofa. Dia mulai memeriksa pergelangan kaki Nayla dan mengurutnya dengan pelan. Nayla tersenyum licik lalu diam-diam dia menelpon Samara.
Sedangkan di jalan Samara melihat ada panggilan telepon dari Nayla. Dia langsung mengangkatnya siapa tau Nayla menelponnya karena Kiara.
"Ahh papa pelan-pelan sakit" desah Nayla dari ujung telepon.
DEGG
Apa yang sedang Nayla lakukan bersama Axel dirumah. Apa mereka selama ini berselingkuh di belakangnya.
"Iya tahan sebentar nanti sakitnya juga hilang" ucap Axel membuat d**a Samara semakin terbakar. Dia tidak akan tinggal diam lagi. Samara memutar balik mobilnya kembali kerumah. Sesampainya dirumah dia melihat Axel dan Nayla berada di ruang tamu.
" Sayang? kenapa kamu kembali? apa ada yang ketinggalan? " tanya Axel saat melihat istrinya kembali ke rumah. Samara tidak menjawab dan langsung menarik rambut Nayla dengan kasar.
" Dasar jalang!! dulu Erick sekarang papa!! apa maumu jalang?! " bentak Samara begitu marah.
"Samara lepaskan Nayla!! Samara!! " Axel menarik Samara hingga terjatuh dan kepalanya membentur meja.
"Ahkk!! " ringis Samara kesakitan.
"Samara!! " Axel tidak sengaja membuat istrinya itu terjatuh. Dia langsung menolongnya tapi Samara malah menghempaskan tangannya.
"Sekarang aku tau kenapa papa tidak menyentuhku!! itu gara-gara papa sudah meniduri menantu papa ini kan? " tuduh Samara.
"Apa yang kamu katakan Samara? apa papa serendah itu sampai kamu menuduh papa seperti itu. " tanya Axel kecewa dengan semua tuduhan yang Samara lontarkan padanya.
"Aku sudah dengar semuanya pa!! wanita dajjal ini menelpon ku dan aku mendengar desahannya saat kau menggaulinya!! aku benci sama papa!! aku benci!! " seru Samara lalu pergi dari rumah.
"Samara tunggu!! kamu salah paham Samara!! " Axel mengejar istrinya namun dia kalah cepat karena Samara sudah pergi duluan.
Sementara di dalam mobil Samara menangis karena dia harus dikhianati berkali-kali oleh orang yang dia percayai. Kenapa papa harus bermain gila dengan Nayla wanita jalang itu. Samara benar-benar marah dan tidak terima dikhianati lagi seperti ini.
Tinnn
Samara hampir saja menabrak mobil di depannya. Dia menangis terisak-isak di dalam mobil sambil memukul setirnya.