20. Omelet

1444 Kata

“Della, bangun. Bangun, sayang, ayo...” Tidurku terusik ketika seseorang menggoyangkan lenganku. “Eungh!” Aku reflek merenggangkan tanganku. Gerakanku terhenti ketika telapak tangan kananku menyentuk sesuatu yang keras, tapi kenyal. Loh, apa ini? “Bangun, dong... ” Pelan-pelan mataku mulai terbuka ketika ada tangan yang bermain di hidungku. “Masih ngantuk, Bu...” Eh sebentar ... sejak kapan suara Ibu berubah jadi berat mirip suara laki-laki? “Kalau enggak bangun, aku cium loh—“ “Hah?” Saat itu juga, mataku terbuka lebar karena bisikan itu. Aku menoleh ke samping kanan dan mataku seketika mendelik kaget begitu melihat siapa yang saat ini sedang berbaring miring menghadapku dengan sebelah tangan menyangga kepala. “Loh?” Mataku mengerjap mencoba menangkap situasi seperti apa ini.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN