18. Petanyaan Razan

2120 Kata

Otakku mendadak tak bisa berpikir. Selain aku masih terkejut dengan kenyataan kalau ternyata tamu yang di maksud adalah orang tuanya Pak Razan, aku juga tidak mengerti apa maksud dari pertanyaan yang dilontarkan Ibu Pak Razan. Itu? Itu apa? “Kalau dilihat dari ekspresi kamu, pasti belum. Tante jadi lega, enggak salah Tante memberi kepercayaan penuh dia tinggal di Jogja sendirian.” Aku semakin tak paham dengan apa yang dibicarakan. “Ma, kata Papa ini buat aku?” Pak Razan tiba-tiba datang sambil menenteng bingkisan kecil di tangan kirinya. “Kado ulang tahun, enggak usah lebay.” Aku langsung beringsut mundur ketika Pak Razan menubruk Ibunya lalu memeluknya erat. “Aku masih anak Mama, ternyata. Makasih.” “Ya iya lah, sampai kapan pun kamu masih anak Mama yang paling susah diatur.” Entah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN