Hari sudah malam, saat Zainal memarkir motor di depan rumah ibunya. Ia turun dari motor, lalu masuk ke rumah. Dihempaskan p****t di atas sofa ruang tamu. Ibu, dan adiknya mendekati. "Ketemu Riana?" Zainal menggelengkan kepala. Ibunya duduk di samping Zainal. "Tidak kamu coba lagi untuk menelponnya?" "Ponselnya non aktif, Bu." "Lalu bagaimana?" "Bagaimana apanya, Bu?" "Bagaimana kita?" "Hhh, entahlah!" "Tidak bisa begitu, Nal. Kalau Riana tidak kembali, kamu harus mencari perkerjaan. Kamu tidak bisa bergantung pada Ibu. Bisa habis jualan Ibu kalau kamu tiap hari mengambil bensin, dan rokok tanpa bayar. Belum lagi kalau kamu ikut makan sama ibu!" "Hhh, aku capek, Bu, ada makanan tidak?" "Tidak ada, kamu tahukan, tiap hari Ibu ini ditagih hutang sama bank berjalan. Jualan juga sep