PART. 20 DALAM ANCAMAN

1097 Kata

Riana menatap jalanan di depannya. "Bu, inikan jalan ke tempat kost saya?" "Iya, Mbak Na hari ini istirahat saja, anak-anak juga di kantor Papinya." "Tapi, motor saya di rumah Ibu. Bagaimana besok saya pergi ke sana?" "Gampang, Mbak Na, besok sebelum aku antar anak-anak sekolah, nanti aku jemput Mbak Na dulu." "Ooh, begitu ya. Terima kasih banyak, Bu Mirna." "Aku yang harus berterimakasih pada Mbak Na. Banyak hal yang aku dapatkan dari cerita hidup Mbak Na. Jujur, aku sangat salut dengan kesabaran, ketabahan, dan ketegaran Mbak Na dalam menghadapi suami, yang sikapnya luar biasa buruk begitu." "Tapi, akhirnya saya merasa lelah juga, Bu. Kesabaran saya sampai pada titik akhir. Suami seperti Mas Zainal memang tidak pantas untuk dipertahankan lagi. Buat apa bertahan jika menyiksa diri

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN