Istri Absurd

1416 Kata
Kehidupan yang semakin gila, Hans lalui dengan hela nafas yang tak pernah terputus setiap harinya. Semakin kesini, Jessica semakin menunjukkan sifat aslinya. Bukan hanya makan minta disuapi, tapi wanita manja itu juga tidak bisa tidur dengan keadaan gelap, bukan hanya itu saja, Jessica juga tidak bisa masak sama sekali, bahkan untuk mencuci pakaian di mesin cuci saja juga tidak bisa. Tidak, ini terlalu gila. Hans rasanya ingin meledak saja setelah mengetahui semua itu. Lalu jika ia harus bekerja dirumah sakit, lantas bagaimana dengan nasib Jessica yang harus ia tinggal dirumah? Hans tak ingin merepotkan orang lain, ia juga tidak suka melibatkan banyak orang dalam kehidupannya. Tapi... Ah sudahlah! "Aku udah siap dok, ayo kita berangkat sekarang." Ujar Jessica pada Hans. "Ya ampun Jessi..." Hans mengeram kesal saat melihat penampilan Jessica, bagaimana tidak, mereka akan pergi ke rumah sakit, tapi Jessica malah berpakaian seperti itu. Tentu saja Hans rasanya ingin guling-guling saat melihat penampilan istrinya. "Ada apa sih? Ada yang salah?" Jessica ini bodoh atau sok polos sih sebenarnya. Hidup wanita itu selama ini terlalu dimanja, high class, tak tahu dunia luar dan selalu menjadi primadona. Terbukti banyak sekali iklan yang ia bintangi, bahkan Jessica juga ratunya FTV. Dia bintang dan artis yang sangat bersinar. "Ada yang salah? Ya jelas ada, kamu yang salah. Kamu salah kostum. Kamu pikir kita berdua mau pergi buat syuting iklan? Jessi, kita berdua hanya akan pergi ke rumah sakit. Jadi kamu nggak perlu berpenampilan seperti ini. Lihat pakaian kamu, rok mini, tanktop, demi Tuhan kamu itu sedang hamil." "Bilang aja suruh ganti, gitu aja pakai ceramah." Sungut Jessica sebelum kembali ke dalam kamar untuk mengganti pakaiannya. "Apa dia bilang? Ceramah?" Hans langsung berkacak pinggang, tak habis pikir dengan kelakuan istrinya. Jika seperti ini terus, lama-lama ia bisa hipertensi. "Aduh, pusing banget kepalaku." Keluh Hans seraya mengusap wajahnya dengan kasar. "Udah siap nih, jangan kebanyakan ngomel, nanti bisa darah tinggi." Tutur Jessica. Hans segera berbalik, melihat penampilan Jessica yang sudah berubah. Untuk sesaat pria itu melongo. Istrinya ini memang cantik, cantik sekali, pantas semua orang mengaguminya. Namun Hans harus segera tersadar dari kegilaannya itu. Tidak dok! Wanita yang ada didepanmu itu sudah menghancurkan hidupmu, jadi jangan sampai kamu jatuh kedalam pesonanya. "Kenapa? Terpesona ya? Biasa aja kali lihatnya." Goda Jessica. "Hmm..." Hans tersenyum sumbang, lalu menjitak kepala Jessica. "Dalam mimpimu." Ucap Hans sebelum pergi meninggalkan wanita itu. "Aduuuh... Ini KDRT namanya, awas ya kamu aku bilangin sama mami nanti." Seru Jessica sambil mengusap kepalanya. "Terserah." Balas Hans dari kejauhan. *** Hans biasa naik sepeda ketika ke rumah sakit karena jarak rumah sakit dan apartemen tidak terlalu jauh. Tapi sekarang, ia terpaksa harus menyewa sepeda motor karena harus membonceng sang istri. Saat melihat sepeda motor ada didepan matanya, Jessica tentu saja langsung menatapnya dengan tatapan horor karena seumur-umur ia belum pernah menaiki kendaraan itu. "I-ini..." "Ayo naik! Pakai dulu helmnya." Hans menyerahkan helm pada Jessica, namun sepertinya Jessica enggan untuk memakainya. "Aku nggak mau, aku nggak mau naik motor. Aku mau naik mobil." Oh Tuhan, drama apa lagi ini? Jessica kembali merengek seperti anak kecil, sedangkan Hans sudah tak punya banyak waktu lagi untuk mendengarkan rengekan istrinya. "Demi Tuhan rumah sakitnya cuma diujung sana, saya biasanya cuma naik sepeda, tapi sekarang ada kamu makanya saya sewa motor. Kita cuma berdua ngapain naik mobil segala." Ujar Hans dengan wajah kesalnya. "Tapi aku nggak mau naik motor hiks, aku mau naik mobil. Aku nggak pernah naik motor, aku takut." Jessica mulai menangis dan hal itu membuat Hans langsung menutup kedua telinganya. 'Tuhan dosa apa yang sudah aku lakukan? Kenapa Kau memberikan cobaan berat seperti ini kepadaku?' gumam Hans dalam hati. Pria tampan itu lantas mengelus dadanya, menetralkan emosi supaya tidak sampai tersulut. "Naik motor atau jalan kaki, ayo pilih mana?" "Tap-" "Atau saya tinggal sekarang!" Hans mulai menyalakan mesin motornya bersiap meninggalkan Jessica yang masih menangis. Jessica pun mau tak mau menuruti kemauan Hans. Meskipun ia begitu takut, tapi daripada ia jalan kaki, lebih baik ia naik motor bersama Hans. *** Sampai dirumah sakit Jessica masih menangis, ia menyesal, menyesal karena menikah dengan Hans si dokter miskin namun harga dirinya setinggi langit. Bahkan tak hanya itu Hans sangat berhemat, ia lebih memilih makanan sederhana daripada menghabiskan uang untuk membeli makanan-makanan mahal. Padahal gajinya cukup besar di MMC, tapi nyatanya dokter Obgyn itu hidup sederhana jauh dari kata mewah. Jessica sebenarnya ingin sekali menggunakan uangnya, tapi ia takut Hans akan marah jika ketahuan. Karena pria itu membuat perjanjian pra nikah, Jessica tidak boleh menggunakan uangnya sendiri untuk berfoya-foya. Hans lebih suka hidup sederhana, dan Jessica harus mengikuti gaya hidup yang Hans miliki. Sekarang wanita hamil itu ingin sekali memakan kaviar, daging sapi Kobe, lobster, Frozen Haute Chocolate dan La Madeline au Truffele. Jessica rindu sekali dengan beberapa makan mewah yang selalu menjadi favoritnya itu. Karena sejak kemarin ia tidak memakannya. Hans hanya memberikannya telur, daging sapi biasa dan juga roti panggang. Jessica juga biasanya mengkonsumi s**u sapi segar dari New Zealand, tapi sekarang dokter Obgyn itu malah memberikannya s**u kehamilan. Demi Tuhan ia rindu ibunya, kenapa sampai sekarang ibunya masih belum pulang juga sih. Tidak tahu apa kalau putri kesayangannya sedang hidup menggelandang seperti ini. "Wah... Mbak yang bintang iklan di tv tadi kan? Ya ampun mbak, minta tanda tangannya dong!" "Mbak minta foto dong!" "Aku juga dong mbak!" Ya Tuhan apa lagi sekarang? Kenapa Jessica lupa jika dirinya adalah artis yang kemana saja harus pakai masker supaya orang-orang tidak sampai mengenalinya. Tapi sekarang, tamat sudah riwayatnya. Wanita itu harus melayani beberapa penggemar yang ingin meminta tanda tangan dan foto bersama. *** Siang hari Hans baru saja selesai. Berkali-kali pria itu tampak menatap jam tangannya. Praktek sudah ditutup karena pasien memang sudah habis. Sekarang waktunya bersantai dan menikmati makanan di kantin. Tapi tunggu dulu! "Jessi." Hans sampai lupa, ia melupakan istrinya. Bagiamana mungkin pria itu bisa lupa jika sekarang ia sudah punya istri dan sebentar lagi akan menjadi seorang ayah. "Kok buru-buru dok?" Tanya salah satu suster. "Iya saya lupa istri saya nunggu diluar." Balas Hans tanpa ia sadari. "Loh dokter udah punya istri? Kapan nikahnya dok?" "Saya lupa, udah ya!" Hans pun buru-buru pergi meninggalkan asistennya yang kebingungan itu. "Kamu bereskan semuanya tapi jangan sampai menyentuh barang saya!" Imbuh Hans dari kejauhan. "Apaan sih tuh dokter, kapan nikahnya cobak? Katanya nggak mau nikah, tapi sekarang katanya udah punya istri, gimana sih?" Gadis muda itu tampak kesal dan menghentakkan kakinya, bagaimana ia tidak kesal. Sudah lama sekali ia menaruh hati pada Hans, tapi sekarang Hans malah mematahkan hatinya seperti ini. Hans mencari Jessica di loby, tapi tidak ada, lalu pria itu mencari istrinya di taman, tapi tidak ada juga. Dan sialnya ia tidak punya nomor ponsel Jessica. Ini sudah siang dan Jessica belum makan siang. Wanita itu tidak mau makan jika tidak ada orang yang menyuapinya. Jika Jessica tidak makan lalu bagaimana dengan bayinya. "Ya ampun dimana tuh anak? Capek banget aku." Hans tampak kelelahan karena berlari kesana kemari mencari keberadaan Jessica. "Kenapa juga bisa lupa minta nomornya, udah tau punya istri absurd." Hans mengacak rambutnya frustasi. Lalu tiba-tiba saja ia teringat dengan kantin yang belum ia kunjungi. Hans pun buru-buru menuju kantin dengan kembali berlari. Kantin ada di lantai paling bawah dan sekarang ia berada di lantai tiga. Oh betapa bodohnya ia sekarang. Hans terlalu cemas, makanya ia sampai melupakan kantin. *** Jessica sudah memesan banyak menu, tapi satupun menu tidak ada yang cocok dengan lidahnya. Sejak tadi ia menahan lapar karena menunggu Hans tapi pria itu tak kunjung datang, akhirnya Jessica pun pergi ke kantin dan memesan semua makanan yang paling enak. Sekelas MMC pasti semua makanannya mahal dan enak-enak, tapi ternyata tak ada satupun yang terlihat mewah dimata Jessica. "Mbak! Daging sapi Kobe nggak ada?" Tanya Jessica pada salah satu pelayan. "Maaf mbak, kita nggak jual itu. Kalau mbak cari menu itu sebaiknya mbak ke restoran mewah aja. Disini cuma kantin." Balas pelayan tersebut lalu pergi meninggalkan Jessica yang tampak berkaca-kaca. Selang berapa saat, Hans akhirnya bisa menemukan sang istri. Saat melihat Jessica dari kejauhan, Hans merasa begitu lega. Namun kelegaan yang ia rasakan tak bertahan lama ketika ia melihat menu yang dipesan oleh sang istri. 'Oh Tuhan, apa lagi ini?' gumam Hans dalam hati. Pria itu tampak membeku melihat berbagai menu mahal yang ada didepan Jessica. "Hiks, aku mau makan daging sapi Kobe dok, aku mau itu, aku mau itu." Belum sempat keterkejutan Hans menghilang karena makanan yang dipesan oleh Jessica, sekarang istrinya itu malah menangis sesenggukan sambil memeluk dirinya didepan semua orang. 'Ya ampun apa lagi sekarang?' keluh Hans dalam hati.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN