Chapter 46 : Olivia Malfoy Finiggan

1512 Kata
"Besok, kekuatan sihirku akan muncul, jadi, kau akan mati jika tetap didekatku, kalau begitu, aku permisi," kata Olivia sembari melangkah pergi. "Jangan lupakan itu, Alezandra!" DEG! * * * Malam ini, aku termenung sendirian di pinggir danau, tatapan mataku menyoroti permukaan air yang terbentang luas dihadapanku. Suasana yang mencekam menikamku lebih dalam, namun aku tidak peduli. Kalian pasti heran, kenapa diriku berdiri disini sendirian pada waktu dimana semua orang terlelap. Alasannya cukup simple, aku hanya sedang mencari angin malam sekaligus melamun. Aku merindukanmu, Olivia. "Rupanya kau menepati janjimu, Malfoy, aku senang sekali, hahahaha!" Seseorang yang sangat kukenal datang, sebenarnya aku berada disini juga termasuk ingin menepati janjiku. Rose Lovingme, wanita yang telah membantai semua anggota keluargaku. Dia juga termasuk orang yang memerintahkanku untuk berlibur di Pandora. Pembunuh kejam. Dia membunuh menggunakan kalung murahannya. Hipnotis adalah sihirnya. "Hm, tentu aku menepatinya, Rose," jawabku dengan nada yang sangat dingin. "Oh, itu sangat bagus, biasanya kau kabur dariku, perubahan yang mengesankan, hahahah!" Suaranya, aku benci dia. Rosepun mendekat, berdiri disamping kananku, tersenyum simpul, menatapku lekat-lekat. Bisa kulihat, kalungnya bersinar terkena pantulan cahaya bulan. "Malfoy, aku tahu, sore tadi, kau bertemu dengan wanita Finiggan itu? Iya 'kan?" Rose mendekatkan mulutnya pada telingaku dengan lembut. Aku merinding seketika. Kuharap, Rose tidak melakukan hal yang sama pada Olivia. "Jadi," kataku dengan kesal. "kau mengajakku kesini hanya untuk membicarakan ini? Apa kau juga akan melakukan hal yang sama padanya?" Aku harus mencegahnya! Tidak akan kubiarkan dia menyentuh Olivia! Rose terkikik mendengar ucapanku. "Hahahah! Tenanglah sedikit, Malfoy, aku akan menjaga napsu membunuhku, tapi, aku hanya tidak suka melihat wanita itu, dia sangat menjijikan. Benar bukan? Hahhahah!" Menjijikan!? "Kurasa kau salah, Rose," Rose terdiam mendengar responku. "Wanita itu sangat unik, dia menarik perhatianku, aku sangat ingin mengetahui kehidupannya," "Unik?" Rose menahan tawa. "Kau bilang dia unik? Wanita kumuh seperti itu? Apakah kau menyukainya? Hahahah! Malfoy, apakah kau akan mempermalukan mendiang Ibumu? Dia tidak ingin Putra kesayangannya berhubungan dengan wanita kotor seperti Olivia Finiggan," DEG! Rose mengetahui namanya? Sejak kapan? "Kau mengenalnya?" Ekspresi terkejut ditampilkan olehku, Rose berjalan anggun lalu dia duduk ditepi danau, menenggelamkan kedua kakinya. "Semua orang mengenalnya, Malfoy, dia merupakan Si Pembuat Masalah di Pandora," "Pembuat masalah?" Cahaya rembulan menyinari danau ini, Rose tersenyum mendengar pertanyaanku. "Malfoy, kusarankan kau untuk tidak mendekatinya, dia berbahaya," Rose mengusap-usap liontinnya. "Olivia sama sepertiku, seorang pembunuh berantai," DEG! "Pembunuh berantai?" "Ya, dia juga selalu ditolak ketika mendaftar ke Guild penyihir, itu karena sebelumnya dia seorang pembunuh. Guild manapun tidak akan ada yang menerimanya, sementara diriku? Walau aku sama sepertinya, tapi jejakku tidak pernah tercium oleh masyarakat. "Aku tidak bodoh sepertinya, karena itulah, Emigori menerimaku sebagai bagian dari mereka, aku sudah resmi menjadi penyihir, dan besok, aku akan memulai debut pertamaku dalam menjalankan misi! Hahahha! Pasti mengasyikan! Kalau kau mau, aku juga akan mendaftarkanmu disana," Mendengarnya, aku muak! "Aku tidak percaya dengan semua yang kaukatakan!" Aku langsung meninggalkan Rose disana, pikiranku berkecamuk setelah mendengar penjelasan dari Rose. Wanita licik! "Kau akan menyesal, Malfoy Alezandra, hahahah!" * * * Keesokan harinya, aku kembali ke danau itu, akhirnya, Olivia sudah berada disana juga, kini dia sedang berlatih kurasa. "OLIVIA!" Aku memanggilnya dengan senyuman lebar. Dia menoleh, ketajaman dari matanya terasa olehku. Dia mendecih kesal. "Aku sudah memperingatimu, Malfoy! Selangkah lagi kau mendekat! Kubunuh kau!" DEG! "E-eh!?" Aku terbelalak. Olivia melipatkan tangannya, angin mengayunkan rambut merahnya yang berantakan. Tampilan wajahnya menunjukkan kebencian padaku. "Ternyata kau berani juga ya, melanggarnya!" Olivia menaikan sebelah alisnya. "Kebetulan sekali, aku sedang menyempurnakan kemampuan sihirku, bagaimana jika kau menjadi objek latihanku?" DEG! Aku sangat terkejut, itu artinya, tubuhku akan dijadikan sebagai umpan. "Jangan, Malfoy!" Tiba-tiba Rose berada disampingku. "Biarkan aku saja yang menggantikannya, bagaimana? Olivia Finiggan?" Awalnya, Olivia kaget melihat kemunculan Rose, namun dia tersenyum. "Terserah, kemarilah, Rose Lovingme!" Gawat! Mereka pasti akan bertarung! Aku hanya berdiri tegak, menatap dua gadis remaja yang saling berhadapan di depan danau. Helaian angin menerbangkan dedaunan kering. Olivia memperlihatkan seringaiannya sementara Rose memainkan liontinnya. "Waw, aku tidak menyangka, wanita kumuh sepertimu bisa melakukan sihir? Hahahah!" DEG! Olivia mengepalkan tangannya, wajahnya memerah. "Bicara apa kau!" Rose tersenyum. "Aku dan kau memiliki kesamaan, sama-sama seorang pembunuh berantai, hahahaha!" Olivia memanas. "Hentikan omong kosongmu! b******k!" "Kau telah membunuh satu desa, dan aku membunuh satu negeri, jadi siapa disini yang paling kuat? Hmm? Hahahaha!" DEG! Olivia? "b******k!" Olivia langsung berlari kencang menuju Rose, rambut panjangnya berkibar. BUAG! "OLIVIA!!" Aku menjerit ketika Olivia terkena pukulan Rose sampai terjatuh. Olivia meringis, tubuhnya bergetar. "Hh! Si-s**l! Sihirku masih belum sempurna!" Mendengar apa yang digumamkan Olivia, Rose terkikik geli. "Hahahah! Tentu saja, untuk seorang wanita kumuh sepertimu, kekuatan sihir pun tidak akan mau menerimanya, bahkan aku saja enggan menjadi lawanmu, kau terlalu lemah! Hahaahahha!" Olivia! Bangunlah! Tidak ada waktu lagi, aku harus menolongnya, namun, baru saja kakiku akan bergerak, Olivia menatapku. "Menjauhlah dariku!" Rose terkejut. "Hey! Dia berniat menolongmu! Dasar tidak tahu terima kasih!" DASH! Wajah Olivia ditendang sangat kencang oleh Rose, cairan kental muncul pada hidungnya. Tubuhnya terselimuti oleh lumpur. "ROSE! HENTIKAN ITU!" Rose menengok lembut padaku. "Kau membelanya?" tanyanya dengan senyuman. "Kalau begitu, ayo! Bela dia, Malfoy!" BUAG! Rose menginjak punggung Olivia. "AW!" Olivia kesakitan. "b******k!" "Hahahahah! Siapa yang paling b******k disini, wahai gadis kumuh?" DEG! * * * BUAG! "AAAAARGHH!" DUAG! "KYAAAA!!!" BUAG! BUAG! "SA-SAKITTTT!!" Pukulan demi pukulan diberikan pada Olivia bertubi-tubi, Rose terlihat senang melakukannya. Aku benci hidupku! Karena aku terlahir sebagai wanita! Aku ingin seperti kau! Terlintas kata-kata Olivia kemarin dipikiranku, dia menderita. Aura tubuhku menjadi sangat dingin, dingin sekali. Aku punya misi untukmu, bisakah kau buat Olivia menjadi cantik? Seluruh tubuhku bergetar. Aku kesal sekarang. Aku tidak akan membiarkan siapapun melukai Olivia. SSSSRHGGGGGHHHH! Asap berwarna kuning menyelimuti tubuhku sehingga Rose mencium aromanya dan menoleh padaku, dia terkejut. "Sekali lagi kau sentuh Olivia, kau akan menyesal Rose!" Mendengar itu, Olivia kaget. Sementara Rose tersenyum, seolah-olah itu hanya omong kosong saja. "Kau mau bertarung denganku?" tanya Rose dengan melangkah, menjauhi Olivia, mendekat padaku. Suasana mulai tegang sekarang. "Sepertinya sihirmu sudah muncul ya, Malfoy? Apa itu? Oh, aku tahu, kau memiliki sihir Banbanta? Suatu sihir yang akan melenyapkan lawannya dengan mengendalikan darah? Iya 'kan?" Rupanya Rose mengetahuinya! Dia sangat cerdas! SET! Kedua tanganku kuangkat, seluruh perhatianku fokus pada tubuh Rose, lebih tepatnya aliran darahnya. Aku bisa melihatnya. Mengalir lembut didalam sana, darah segar. "Hm? Apa kau sedang memeriksa aliran darahku? Malfoy?" Aku tersenyum senang. "KENA KAU!" Seluruh tubuh Rose tiba-tiba kaku mendadak, itu karena aku berhasil mengendalikan darahnya. Jemariku kugerakan secara teratur, diikuti dengan Rose yang begerak mengikuti pergerakkannya. Lalu, kuangkat tanganku perlahan-lahan, tubuh Rose juga terangkat, melayang sempurna, dari matanya dia marah, namun kemampuannya untuk berbicara sudah kukunci. Kuhempaskan tanganku ketanah secara kasar. BRAK! Rose terjatuh dengan sangat kencang, aku tersenyum melihatnya. Sepertinya aku akan menjadi pembunuh sekarang? Kuangkat lagi kedua tanganku. Dan kuhempaskan. BRAK! BRAK! BRAK! Aku melakukan itu beberapa kali, sampai kepala Rose berdarah. Ini memang keterlaluan, tapi itu layak untuk Rose. "BERHENTI, MALFOY!" Olivia dengan terpincang-pincang berteriak untuk menghentikanku, wajahnya lebam, hidungnya berdarah, pakaiannya terkena lumpur. "SUDAH HENTIKAN!" DEG! "Tidak! Dia telah melukaimu!" "AKU BAIK-BAIK SAJA!" Olivia berteriak lagi, dia menggangguku. "KUMOHON! HENTIKAN ITU!" "TIDAK! AKU MENOLAK! DIA PANTAS MENDAPATKANNYA!" Rose meringis kesakitan, Olivia memasang wajah kesal padaku, sementara aku, bergetar bingung. Kenapa! Kenapa dia membela Rose! "Dia telah menyakitimu!" teriakku dengan ekspresi bingung. "Apakah aku salah!?" "KAU SALAH BODOH!" DEG! * * * Olivia langsung berlari kearahku. TAR! Dia menamparku. TAR! Ol-Olivia!? Kenapa? TAR! Apa yang salah? TAR! "AKU BENCI SEORANG PRIA YANG MENYAKITI WANITA! MALFOY! KAU SANGAT MENJIJIKAN!" DEG! Aku terdiam, kedua pipiku merah, Olivia mengeluarkan air matanya. Dia menatapku. Aku tidak mengerti. "Tapi," ucapku dengan suara bergetar. "Dia telah melukaimu!?" "Kau benar ... tapi kau telah melakukan kesalahan Malfoy! Aku sangat membenci laki-laki yang menyiksa perempuan! Dan kau! Kau telah membuatnya menangis!" DEG! Penglihatanku mengalih pada Rose, dia menangis. "Ma-maafkan aku!" Aku menundukkan kepala. Aku tidak tahu hal seperti itu. "Aku hanya ingin melindungimu ...." "Cara yang kau buat salah" jawab Olivia dengan mendorong tubuhku kasar. CRAT! Seseorang berada dibelakang tubuhku dan menusukkan benda tajam pada punggungku. DEG! Olivia terbelalak. Aku sangat terkejut. "Kalian berdua, hanyalah dua makhluk bodoh! Nununu~" Seorang gadis kecil. Dia membunuhku, tepat dijantung. "KAU!" Olivia langsung menghajar gadis kecil itu. BUAG! Hidupku ... berakhir? Gadis kecil itu pingsan, Olivia berusaha mengeluarkan pedang itu dari punggungku. Namun, itu sia-sia aja. * * * Aku terjatuh, Olivia langsung berjongkok memandang wajahku yang lemas. "Akan kubantu kau, Malfoy! Aku akan mencari seseorang untuk mengobatimu!" Aku menarik tangan Olivia ketika dia hendak pergi. Aku tidak ingin ditinggalkannya. "Olivia ... Maukah kau berjanji padaku?" Olivia terkejut mendengarnya. "Apa? Katakan Malfoy!" "Aku masih punya misi dari Rio, aku harus menyelesaikan misi itu, tapi sepertinya aku gagal," Olivia kesal. "Katakan saja! Janji apa?!" "Maukah kau berjanji padaku, untuk mengubah penampilanmu menjadi cantik? Aku juga ingin melihatmu tersenyum, Olivia, jangan lupa, pakailah pakaian yang layak, tata rambutmu, aku ingin melihat kau cantik, Olivia. Itulah misiku, Rio menantangku, dan aku harus menepatinya. "Kuharap, kau mengerti, Olivia. Dan satu lagi ... Aku akan memberikan sihir untukmu, sekarang, kecuplah keningku." DEG! Olivia terkejut. "Me-mengecupmu?" Walau begitu, dia melakukannya, Olivia mengecup keningku dengan lembut. Aku merasakan perasaan hangat. "Terima kasih, Olivia ... Aku sudah memberikan sihir Marine padamu, kau dapat meniup benda apapun menjadi apa yang kau inginkan," ucapku dengan senyuman. Tes. Olivia meneteskan air matanya dikeningku, dia memelukku dengan erat. "Malfoy! Maafkan aku! Aku telah membuatmu seperti ini!" "Tidak Olivia, ini kesalahanku, kau benar, seharusnya aku tidak menyakiti seorang wanita, aku memang pecundang. Aku sangat bodoh, benar 'kan?" Aku tersenyum memandang langit. Terima kasih, Olivia Kau telah memperingatiku untuk mencegah menyakiti wanita. Aku menyesal ... "Olivia ...," panggilku dengan suara yang parau. Olivia menatapku, matanya basah. "Ya?" "Aku menyayangimu, jaga penampilanmu, Olivia, untukku." Aku ingin berada didekatmu, Olivia. Aku ingin lebih lama disampingmu. Aku sangat menyayangimu. * * * Olivia Malfoy Finiggan P.O.V Setelah semua orang pergi meninggalkan kuburan Malfoy, aku berdiri disana sendirian. Menatap tanah yang telah menindih pria itu. "Hari ini, untuk mengingatmu, aku akan mengubah namaku menjadi, Olivia Malfoy Finiggan, dengan begitu, kau akan selalu berada didekatku, Malfoy. "Terima kasih, telah singgah dikehidupanku," Aku akan terus dan terus mengingat wajahmu, Mafoy. Terima kasih, untuk segalanya. * * *
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN