Sparrax Miola P.O.V
Kriiiiiiiiiiing!!
Aku langsung terbangun setelah mendengar suara alarm berdering, kedua mataku terkena sinar matahari yang masuk melalui celah-celah jendela, tunggu, dimana aku?
Rumah pohon?
Ternyata aku berada disini, aku kira aku sudah mati. Aku terduduk, termenung sesaat.
"SPARRAAAAAX!! KUE SUDAH JADIIIII!!"
Kak Melinda?
"Bukankah kau sudah berjanji untuk tidak bangun siang? Sparrax?"
Kak Olivia?
"Keluarlah, Sparrax,"
Kak Rio?
"Aku punya boneka tikus untukmu, Sparrax! Kemarilah!"
Kak Nori?
Lalu, dimana suara Kak Zack?
Kusembulkan kepalaku pada jendela, mereka berempat sedang tersenyum bersama, berdiri dengan penampilan yang sangat rapi.
Dimana Kak Zack?
Kenapa dia tidak hadir bersama mereka?
Kubalas senyuman mereka lalu keluar dari rumah pohon ini, turun secara pelan-pelan dan berjalan mendekat pada mereka semua.
Cuaca hari ini sangat cerah, banyak sekali burung yang melintas dilangit, awan-awan saling berarak, dan rerumputan tampak berkilau dimataku.
Kak Melinda berlari padaku.
GREB!
Dia memelukku, diikuti dengan Kak Rio, Kak Olivia dan Kak Nori. Mereka berempat memelukku dengan mengeluarkan air mata?
Kenapa mereka menangis?
Setelah mereka melepas pelukan ini, aku tatap wajahnya satu-persatu dan mencoba bertanya, "Dimana Kak Zack?"
Hening. Suasana sangat sunyi, hanya kicauan burung menghiasi tempat ini.
"SELAMAT ULANG TAHUN! SPARRAX!!"
Aku terkejut, bukankah itu suara Kak Zack? Dia sedang berlari dengan penampilan yang sangat rapi, jas merah dengan sepatu hitamnya yang mengkilat.
Dia juga membawa sebuah kotak berwarna merah, apakah itu kado?
Dari mana mereka tahu ulang tahunku?
"Yay! Selamat!" Kak Nori mengecup keningku tiba-tiba, pipiku mengeluarkan semburat merah.
"Wiih, hebat! Jagoanku sudah menginjak usia sembilan tahun!" Kak Melinda mengecup keningku dengan hangat.
"Jangan bangun siang lagi ya? Hihihi, selamat hari lahir, Sparrax," Kak Olivia memelukku dengan sangat erat.
"Tersenyumlah, Sparrax," Kak Rio mengusap rambutku, tersenyum lembut.
"HEY! SPARRAX! AKU MEMBAWAKAN SESUATU UNTUKMU!" Kak Zack langsung menarikku, aku duduk berhadapan dengannya, angin mengusap rambutku. Kado itu diberikan padaku.
Kak Zack tersenyum lebar. "AYO BUKA!" Aku senang mendengarnya, sepertinya, Kak Rio, Kak Olivia, Kak Nori dan Kak Melinda juga penasaran dengan isi kado itu, mereka memandangku.
SREEEEET
BUAG!
Ketika tanganku berhasil membuka kotak itu, sebuah kepalan tangan meninju wajahku sampai tersungkur.
"Uhuk! Uhuk!" Aku terbatuk-batuk, Kak Olivia langsung membantuku untuk bangun.
"HAHAHAHAH! KAU LUCU SEKALI, SPARRAX!" Rupanya itu sebuah jebakan.
Duag!
Aku membalasnya dengan memukul wajah Kak Zack. Semuanya terkejut.
Sampai akhirnya kami berenam saling memukul. Sungguh, aku tidak menyangka kalau hari ulang tahunku dirayakan oleh mereka.
"Dari mana kalian tahu hari ini adalah hari ulang tahunku?" tanyaku ketika suasana mulai sepi.
Tidak ada jawaban, semuanya tersenyum padaku. Aku heran pada mereka, kenapa tidak ada yang menjawab pertanyaanku?
Namun, Kak Zack berjalan menghampiriku, dia mengacak-acak rambutku. "Kami semua adalah Kakakmu, bukankah wajar jika kami tahu hari ulang tahunmu?"
Aku mengernyitkan dahi bingung. "Tapi--" perkataanku terpotong oleh Kak Zack.
"BAGAIMANA KALAU SEKARANG KITA PETAK UMPET? YANG PERTAMA KALAH KAU, SPARRAX! SEKARANG TUTUP MATAMU!"
Petak Umpet?
Kupaksa mataku untuk menutup. Sepertinya mereka sudah tidak ada.
Ketika diriku membuka mata kembali, betapa terkejutnya aku memandang sesuatu yang berada dihadapanku.
Ibu dan Ayahku?
Mereka berdiri dihadapanku?
GREB!
Ayah memelukku dengan tubuh bergetar. "Maafkan Ayah, Sparrax!"
Aku tersenyum lembut, ketika mulutku akan membalas ucapannya, jantungku seperti dicengkram kuat oleh sesuatu. Pernapasanku berhenti tiba-tiba.
Aku terjatuh tepat dipundak Ayah.
*
*
*
Aku memaafkanmu, Ayah.
Terima kasih juga untuk Kakak-kakakku yang menyayangiku!
"SPARRAAAAAAAAAAX!!"
Bukankah itu suara Kak Zack? Kenapa dia menjerit?
Kak Rio, aku pulang dulu!
Kak Olivia, sampai jumpa!
Kak Nori, jangan menangis!
Kak Melinda, tetap semangat!
Kak Zack ... Jangan takut, Sparrax pasti kembali! Suatu saat nanti, kita pasti akan bertemu lagi!
Terima kasih ...
*
*
*
Zack Sparrax Finiggan P.O.V
"DIA BELUM MATI! DIA BELUM MATIIIII! JANGAN KUBUR DIA! KUHAJAR KALIAN! JANGAAAAN!"
Aku terus berteriak dan membentak pada semua orang ketika tubuh Sparrax dimasukan kedalam tanah.
Kak Rio memegangiku dengan kencang, tubuhku terus bergerak-gerak ingin bebas.
Sparrax! Kau belum mati 'kan!?
Katakan padaku! Katakan!
Kau belum mati!
Kumohon! Sparrax!
Sparrax! Aku belum memelukmu!
Aku ingin memelukmu!
Aku ingin bermain denganmu!
Kumohon ... Sparrax, bangunlah!
*
*
*
Biola Margareth P.O.V
Aku menangis mendengar semua yang Sparrax ceritakan padaku. Aku kurang mengerti kenapa Ibu memerintahkan pria asing untuk membunuh Sparrax? Tapi kurasa, itu tidak mungkin! Ibu tidak akan pernah sekejam itu.
"Kenapa Kakak menangis?" tanya Sparrax dengan wajah terheran-heran.
"Oh, tidak ada apa-apa, mataku terkena pasir, hihihi," Cepat-cepat kuhapus air mataku.
Tiba-tiba, Sparrax menggenggam tanganku, dan berkata, "Kakak, tolong jaga Kak Zack untuk Sparrax,"
Zack?
Aku terharu mendengarnya. Kupeluk dia dengan kehangatan. "Tentu saja, aku akan menjaga Kak Zack untukmu, Sparrax,"
Kressssss ...
Tubuh Sparrax terkikis dengan cepat, walau dia sudah menjadi butiran-butiran cahaya yang terbang, tapi aku masih mendengar jawabannya.
"Terima kasih, Kak Biola ...."
Aku tersenyum memandang kepergiannya.
*
*
*
"Ya ya ya, Akhirnya kau kutemukan!"
Tiba-tiba aku mendengar suara seorang gadis remaja dibelakangku. Kutolehkan kepalaku, dugaanku benar, seorang wanita berambut jingga panjang, dengan kaca mata bulat dan wajah seperti Nori dan Melinda.
"Siapa kamu?" tanyaku dengan sopan, wanita itu memutarkan bola matanya.
"Ya ya ya, bahkan semua orang melupakanku, baiklah, namaku Merlinka Slowmotion Finiggan, kembaran Nori dan Melinda, sebenarnya kami bertiga itu kembar, kau baru tahu ya? Ya ya ya, itu wajar,"
DEG!
Ja-jadi, sebenarnya Nori dan Melinda itu memiliki kembaran lagi?
"Apakah perkataanmu benar?" Aku masih belum terlalu mempercayainya, mendengar apa yang kuucapkan, Merlinka mengembuskan napas lelah.
"Dengar ya, aku selalu berkata jujur, Nori, Melinda dan diriku adalah saudara kembar, tetapi, aku selalu menjauhi mereka, kenapa? Karena aku benci menjadi seorang anak kembar!
"Tapi, walau begitu, ada suatu kejadian yang membuatku menarik kembali kata-kataku, jika kau mau mendengarkan, aku akan menceritakannya! Kau mau tidak?"
Rupanya sifat Merlinka sangat tidak sabaran. Baiklah, aku mengangguk setuju.
"Ceritakanlah padaku,"
Flashback
Merlinka Slowmotion Finiggan P.O.V
"JANGAN MENDEKAT! KUBILANG JANGAN PERNAH MENDEKAT!"
Aku berteriak pada kedua kembaranku, Nori dan Melinda, kenapa? Karena mereka menjengkelkan!
Memang benar, aku ini kembar dengan mereka, tapi apakah aku harus selalu bersama jika bepergian? Itu sangat merepotkan!
Rambut Nori selalu saja berantakan! Melinda juga tidak pernah memanjangkan rambutnya, sementara aku? Kurasa aku yang paling cantik disini, rambut lurus panjang dengan aroma yang memikat.
Akulah yang paling menarik disini.
"Mau kemana kau?!" Melinda berteriak padaku dengan raut wajah kesal.
Mereka berdua sedang berdiri diambang pintu kastil, aku kesal sekali melihat tampangnya!
"Bukan urusan kalian, jangan pernah mendekat! Kukatakan sekali lagi! Walau kita kembar! Aku dan kalian BERBEDA! LAGIPULA SIAPA YANG MAU MENJADI KEMBARANNYA DUA PEREMPUAN JELEK SEPERTI KALIAN!"
DEG!
Seketika Nori menangis dan masuk ke dalam rumah. Sementara Melinda mengepalkan tangan kesal.
"Mulai saat ini, kami tidak mau menjadi saudaramu lagi! Merlinka! Kau egois!" bentak Melinda padaku, lalu masuk dengan menggebrakkan pintu.
Aku tersenyum licik.
Dasar bodoh!
*
*
*