21. Rencana yang Gagal

2015 Kata

“Sudah, Vin, sudah. Mau sampai kapan nangis terus?” Pertanyaan itu kuabaikan. Selagi aku masih ingat dikejar anjing, maka air mataku belum akan berhenti. Orang lain yang melihatnya mungkin sepele, tetapi tidak dengan aku yang sudah terlanjur trauma. “Sesuatu pernah terjadi, sampai kamu menangis seperti ini?” Aku diam. Air mataku keluar lagi. Usapan tangan Mas Alan di kepalaku membuatku sedikit lebih tenang, tetapi belum berhasil membuat air mataku benar-benar berhenti mengalir. Jujur, aku justru mulai bingung karena alasan apa aku masih menangis sampai saat ini. Apakah hanya karena dikejar anjing, atau justru karena aku merasa dunia terlalu jahat. Di saat aku masih kesal dengan Mas Alan, tiba-tiba dia datang menolongku. Seolah-olah, aku dipaksa harus segera memaafkan kesalahannya. “Vi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN