KETEMUNYA LIONTIN

1153 Kata
             Matahari sudah meninggi, tandanya hari sudah siang. Shafa keluar dari kamar. Terlihat beberapa maid memulai pekerjaan mereka. “sepertinya mereka sudah kembali.”  Shafa merasa lega, akhirnya mansion itu terlihat hidup lagi. Tidak seperti kemarin yang sepi seperti kuburan. Shafa segera berlari menuju dapur. Telah nampak mbok Darmi berkutat dengan pisau. “mbok,,,, Shafa kangen mbok,,,” Shafa langsung menerjang mbok Darmi dan memeluknya. “mbok Darmi kenapa tidak bilang kalau libur mbok?” sambil melepaskan pelukan Shafa bertanya. “Maaf non, mbok ndak sempat ngomong. Liburnya mendadak. Pagi pagi sekali tuan menyuruh semua orang libur. Kembalinya nunggu perintah dari tuan dulu.” mbok Darmi merasa bersalah kepada Shafa karena telah meninggalkan Shafa sendiri bersama majikannya. “non gak kenapa napa kan non?” mbok Darmi sedikit khawatir. Pasalnya tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan Adrian. “mbok tidak usah khawatir mbok, aku tidak apa-apa.apa-apa.mbok lihat sendiri kan?” Mbok Darmi melihat dengan seksama seluruh tubuh Shafa. Mbok Darmi merasa lega karena tidak menemukan satupun luka pada tubuh Shafa. “ syukurlah non,,” “mbok mau masak apa mbok, biar Shafa bantu mbok.” “mbok mau masak sop ayam jahe non. Saya dengar, lambung tuan sedang kambuh ya non.?” “iya mbok,,,” Shafa menunduk merasa bersalah membuat Adrian terbaring lemah. Mbok Darmi tidak ingin Shafa merasa sedih. Sehingga mbok Darmi mengalihkan pembicaraan sambil memasak.             Setelah Shafa usai dengan tugas merawat Adrian, Shafa berjalan ke arah taman belakang. Shafa merasa jenuh, ia ingin memanjkakan mata degan melihat ikan ikan di kolam serta merawat bunga kesukaanya. Di tengah Shafa menyiram bunga. Shafa di kejutkan oleh Adrian yang tiba tiba memeluknya dari belakang. “ A,,,a,,,”  Shafa terlonjak hingga selang yang di gunakan menyiram bunga terlepas. “ Ternyata kamu di sini yang,,aku mencarimu kemana mana.” Adrian menyandarkan dagunya ke bahu Shafa. Shafa melepaskan pelukan Adrian dan mengambil kembali selang yang tadi terlepas. “ Kenapa anda kemari? Bukankah seharusnya anda istirahat di kamar?” Shafa kembali menyiram tanamannya tanpa menoleh ke arah Adrian. Sudah di pastikan, kini wajah Shafa sudah merona karena malu. Nampak beberapa maid yang menyaksikan adegan tersebut sambil senyum senyum, tapi juga merasa heran. “Kenapa kamu masih saja berbicara formal kepadaku. Bukankah sudah kubilang aku ini suamimu? Aku merasa ada jarak di antara kita saat kamu berbicara formal.” Shafa hanya mengangguk mengikuti alur kehidupan yang di buat Adrian. Shfa masih belum yakin akan perubahan Adrian. namun tak juga di pungkiri. Shafa merasa senang diperlakukan dengan lembut, Shafa juga merasa dihargai dengan selayaknya. “Ad,,,harusnya kamu masih beristirahat di kamar. Kenapa kamu keluar?”  meski ragu, Shafa tetap berbicara informal sesuai perkataaan Adrian. “ Aku jenuh berada di kamar sendirian. So,,aku mencarimu.” “Kenapa kamu mencariku?” “Aku ingin mengajakmu kesuatu tempat. Ikuti aku!” Shafa mengikuti Adrian di belakang. Di tengah perjalanan Adrian berhenti tiba tiba. Membuat Shafa menabrak punggung Adrian. “Aduh,,,” Shafa mengaduh karena hidungnya kejedot punggung Adrian yang keras. “ kok berhenti mendadak sih,,,” shafa mengelus hidungnya yang merah karena kejedot. “kamu jalannya lama,,” Adrian langsung mengangkat tubuh mungil Shafa, dan di bopong menuju lorong paling ujung di lantai 2. Shafa terpesona oleh ketampanan wajah Adrian meski masih terlihat pucat.. “Kreek,,,” Adrian membuka pintu kayu berwarna cokelat di depannya. Adrian masuk kedalam dan menurunkan Shafa. Shafa ternganga melihat banyaknya buku yang tertata rapi di rak buku. Semua buku tertata sesuai jenisnya. Buku bisnis dan ekonomi ada di rak bagian depan, buku budaya dan kesenian di belakangnya, buku tentang sains ada di belakang rak seni. Dan begitu seterusnya. Shafa berjalan ke arah rak paling belakang. Di sana Shafa menemukan macam macam buku. Ada n****+ ,dongeng, fabel dan lain sebagainya. Shafa memilih n****+ untuk dibaca. Shafa membaca n****+ sambil duduk di sofa yang sudah tersedia .ruangan itu adalah perpustakaan pribadi Adrian. ruangan yang luas dengan pencahayaan yang cukup serta ada tanaman hias di setiap pojok ruangan membuat Shafa membaca dengan nyaman. “sayang,,buku apa yang kamu baca?” Adrian mendekat dengan membawa sebuah buku tentang bisnis. “Aku membaca novel...” Shafa menjawab tanpa menoleh karena fokus dengan apa yang ia baca. “serius banget sih yank,,,,coba lihat,,,,” Adrian mengambil n****+ yang di baca Shafa. “oh,,,kamu suka n****+ fantasy.” Adrian sambil membalikkan lembar demi lembar n****+ tersebut. “ iya suka. Aku sering kali membayangkan kalau pasanganku seorang werewolf.” “ kenapa kamu suka werewolf? Bukankah dia sesekor srigala?” “ memang benar  were wolf itu srigala. Tapi tahukah kamu bahwa srigala akan selalu setia pada satu pasangan saja?” “ ya,,aku pernah dengar hal itu.” “kisah cinta pasangan werewolf selalu membuatku terpesona.” “ kenapa?” “si pria yang possesif tapi sangat lembut pada pasangannya, alpha yang amat tegas dan di takuti seluruh kelompoknya tapi sangat bucin pada mate nya. Dan ikatan bathin yang kuat antar pasangan. Walaupun tak jarang pula ada yang me reject pasangannya karena hal bodoh.” Shafa berbicara panjang lebar mengenai n****+ kesukaanya. Adrian hanya manggut manggut mendengar ocehan Shafa. “tok,,,tok,,,tok,,” terdengar ketukan pintu dari luar “Masuk” Adrian menyuruh orang itu masuk. “Maaf mengganggu tuan, ada sedikit masalah.” Rico melapor kepada Adrian “ baik, kita bicarakan di ruang kerjaku. Kamu kesana dulu, aku akan menyusul.” Titah Adrian kepada Rico “Sayang,,,maafkan aku. Aku tidak bisa menemanimu membaca lebih lama. Ada hal yang harus di urus.” Adrian berpamitan kepada Shafa. Shafa hanya mengangguk tanda mengerti akan ucapan Adrian. Adrian berjalan keluar perpustakaan menuju ruang kerja yang tidak jauh dari sana. Sepeninggal Adrian, Shafa merasa aneh. Seperti ada yang mengawasinya. Shafa segera menepis semua pemikiran buruk yang ada di otaknya. Shafa bangkit dari duduknya, brjalan ke arah rak yang paling belakang. Shafa ingin membawa beberapa n****+ untuk di baca di taman belakang. Saat hendak mengambil sebuah n****+, perhatiannya teralihkan karena ada sesuatu yang menyilaukan. Dilihatnya dengan seksama. Seperti rantai kecil yang menggantung. “Apa ini,,?” Di ambilnya rantai tersebut, ternyata bukanlah rantai. Melainkan tali liontin yang terbuat dari perak. Shafa mengambil liontin itu. Sebuah buku dongeng anak terjatuh karena tersangkut pada liontin tersebut. shafa mengambil buku yang terjatuh. Di bacanya cover buku itu. PUTRI DAN CERMIN AJAIB. Kemudian Shafa mengembalikan buku itu ke tempat semula. “Seperti tidak asing!!” Shafa merasa pernah melihat liontin itu. “i,,inikan liontin yang kutemukan di gudang panti,,” Shafa mengamati liontin tersebut dengan seksama. Liontin berbentuk bunga dengan permata berwarna hijau di tengahnya. “ Iya benar,,,ini liontin itu.” Shafa membuka liontin berbentuk bunga itu. Di satu sisi terdapat jam analog yang sudah kusam. Jarum jam sudah tidak berdetak lagi. Dan di sisi lainnya terdapat cermin kecil berbentuk bulat. Tidak ada hal lain lagi. “Ini hanya jam liontin biasa. Tidak ada yang aneh.” Shafa bergumam sendiri.Shafa hanya bisa berharap bahwa apa yang dipikirkan gadis itu salah. Shafa memasukkan liontin tersebut ke dalam kantong bajunya, dan membawanya ke dalam kamar untuk disimpan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN