Jaring laba-laba

1051 Kata
Saat hendak berdiri, ternyata pintu terbuka dan masuklah Bara sambil membawa bebarapa paper bag di tangannya. "Pakailah, kita akan melakukannya malam ini!" Ucap Bara dengan dingin tanpa menoleh ke arah Raisa sedikitpun Degh, Raisa merasakan sekujur tubuhnya menegang mendengar ucapan Bara. Benarkah ia akan melewati malam ini dengan Pria asing yang berstatus suaminya itu? Sungguh memikkrkan itu membuat kepalanya terasa berdenyut.. "Cepat ambil! Malah bengong!" Ucap bara dengan nada yang sangat tidak enak di dengar. "I-iya, Mas! Jawab Raisa pelan. Sungguh ia bergidik ngeri atas perlakuan dingin suaminya itu kepadanya. Baru beberapa jam saja suaminya itu sudah berani meninggikan suara. Setelah menyerahkan paper bag tersebut, Bara pergi meninggalkan kamar itu dengan langkah cepat. Raisa menghela napas kasar, inilah akibatnya jika menikah bukan karena cinta, semua sikap dan perlakuan yang diterimna pastilah sangat berbeda dari suami pada umumnya yang menikah dengan cinta. "Apa ini?" Ucap Raisa sambil melirik paper bag yang ada di tangannya. Karena penasaran Raisa pun membuka paper bag tersebut. Saat tanganya meraih dan mengangkat isi paper bag tersebut sontak mata Raisa terbelalak keluar. Sungguh ia sangat malu melihat benda asing yang di tangannya saat ini. Gadis itu mengangkat dengan jijik benda tersebut. "Astaga apa ini? jaring ikan atau perangkap laba-laba ini? Astaga m***m sekali pria tua itu!" Gumam Raisa sambil menatap horor lingerie tersebut. ia bergidik ngeri sambil mengangkat kedua bahunya, lalu matanya menangkap satu benda aneh lagi. Raisa segera meraihnya, gadis itupun ternganga hingga rahangnya hampir terjatuh melihat dalaman wanita yang hanya seutas tali berbentuk segitiga dan ada renda sedikit di bagian tengahnya. "Astaga ini apa lagi?" Ucap Raisa tak percaya, matanya masih menatap horor dua benda keramat tersebut. "Apa-apaan dia mengasih aku ini? Dasar tua-tua keladi!" Umpat Raisa dengan kesal. Lalu ia melemparkan lingeri dan dalaman tersebut keatas kasur. "Gila ya, mana mungkin aku memakai jaring ikan itu, ntar malah aku yang masuk angin" Oceh Raisa. ia sungguh tidak habis pikir selera Bara yang menurutnya tidak cocok dengan usianya. Satu jam kemudian, Bara masuk ia melihat Raisa berbaku bathrobe sedang meringkuk di atas ranjang. Kemudian netranya menangkap paper bag yang di belinya tadi, serta isinya yang sudah berserakan di atas ranjang. "Gadis ini!" Gumam Bara sambil menggelengkan kepalanya. "Raisa! Bangun!" Ucap Bara. ia menggoyang-goyangkan tubuh Raisa. Namun gadis itu masih saja memejamkan matanya. "Raisa ... Raisa! Bangun!" Bara dengan isengnya menutup hidup Raisa, sehingga gadis itu susah untuk bernapas. "Mmmmpp ... mmmmpt" Gumam Raisa tidak jelas karena masih tidak sadar. Bara yang melihat wajah Raisa sudah memerah, lalu melepaskan tangannya dari hidup gadis itu. Raisa membuka matanya dan langsung meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Setelah berhasil mengatus napasnya, Raisa menatap sinis kearah Bara. "Om! Apa yang Om lakuin? Om mau membunuhku? iya?" Teriak Raisa dengan Kesal. Bara Tersenyum tipis nyaris tidak terlihat. Lalu ia kembali memasang wajah dingin dan datar. "Cepat ganti bajumu sekarang juga! aku tidak ingin berlama-lama. Karena lebih cepat kita melakukannya itu lebih baik" Ucap Bara dengan tegas Degh, Raisa terdiam mendengar ucapan Bara, Tiba-tiba saja ia membayangkan bagaimana tubuhnya menggunakan pakaian kurang bahan tersebut. Raisa menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Aku, nggak mau, Om! itu pakaian apa yang Om belikan untukku? kenapa bentuknya sangat aneh!" Ucap Raisa dengan wajah kesal. Bara memepuk jidatnya, sungguh gadis ini menguji kesabarannya. "Pakai sekarang juga! Atau aku yang memakaikan nya padamu!" Ancam Bara dengan wajah serius. "Ck, Kau selalu saja mengancamku! Dasar Om-om Tua" Ejek Raisa, ia pun dengan cepat turun dari ranjang. "Apa katamu? Kau mengataiku Om Tua, Hem?" Oceh Bara tidak terima. "ti-tidak... tidak begitu, Om! Eh maksudku Mas Bara!" Sergah Raisa denga panik. Ia merutuki kebodohannya mengatai Bara di depan orangnya langsung. Dengan berat hati Raisa memungut lingerie dan dalaman itu lalu memakainya di kamar mandi. Tidak lama kemudia ia keluar menggunakan lingerie tersebut namun di balut dengan bathrobe. "Kenapa kau masih memakai itu?" Teriak Bara, sungguh kesabaran sudah habis saat ini. "a-aku memakainya kok, Mas! ini cuma lapisan luarnya saja" Jawab Raisa dengan gugup. "Lepaskan saja, lagian untuk apa kau memakai itu!" Ucap Bara, lalu ia bangkit dan mengambil sebotol air mineral. Kemudian mengambil sebuah botol kecil dari kantong celananya lalu menuangkannya ke dalam botol air mineral tersebut. Obat yang di masukan Bara ke dalam botol ait tersebut adalah obat perangsang. Ia sengaja memasukan obat itu agar bisa melakukan hubungan badan dengan Raisa orang yang tidak dicintainnya. Bagaimana pun, cintanya hanyalah untuk.Seorang wanita yaitu Erlin, istri sahnya. Bara tidak akan sanggup berhubungan badan kalau dalam keadaan sadar apalagi tidak dengan istrinya, lebih tepatnya istri pertamannya. Ya, benar! Bara tidak akan pernah menganggap Raisa seorang istri, meski ia sudah menikahinnya secara agama. Baginya Raisa hanyalah wanita penjual Rahim, yang siap menampung benihnya lalu hamil dan melahirkan anaknua. Kejam memang, namun itu setimpal dengan uang yang di bayarkan kepada gadis itu. Bara meneguk air meneral yang sudah di campuri obat itu hingha tinggal setengah. lalu di berikannya kepada Raisa. "Minumlah, dan habiskan dengan cepat!" Titah Bara kepada Raisa. Raisa yang tidak menaruh curiga segera menerima botol air mineral itu. Kemudian meminimnua hingga habis. Lima menit pertama Tubuh Bara dan Raisa belum merasakan apa-apa. Namun lima menit selanjutnya Bara dan Raisa mulai mera gerah. "Kenapa tubuhku semakin gerah, Ya?" Gumama Raisa. Ia melihat AC ternyata masih hidup. Lalu menaikan suhunya agar semakin dingin. Lama kelamaan, Bara dan Raisa benar-benar sudah tidak tahan, perasaan oanas itu sudah menjalar ketubuhnya, seperti berada di atas bongkahan api. Bara melepas pakaianya dan meninggalkan bokser. Ia sudah tahu bahwa ini adalah reaksi dari obat tersebut. Namun pria itu tidak berniat memberi tahu Raisa bahea itu adalah efek dari air minum yang di minumnya. "Ah, panas sekali kamar ini!" Ucap Raisa seraya mengibas-ngibaskan tangannya ke wajahnya. Karena sudah tidak tahan lagi, akhirnya Raisa membuka kimono handuk yang melekat pada tubuhnya. Terpampanglah Tubuh seksi Raisa yang hanya berbakut lingeri tipis bahkan bisa disebut Raisa seperti tidak memakai baju. Bara susah payah menelan salivanya melihat kemolekan tubuh Raisa. Tanpa basa basi ia segera meraup bibir ranum gadis itu dengan rakus. Manis, itulah yang di rasakan Bara, ia masih sadar meski terpengaruh oleh obat perangsang. Raisa hanya diam saja saat bibirnya diobrak abrik oleh Bara, ciuman pertama hadis itu direngut oleh suami kontraknya. "Ahhh ... Mmmppp" Lenguhan pertama keluar dari bibir ranum Raisa kala Bara menyapu permukaan leher putih itu dengan lidah hangat Bara. Bara menatap mata sayu Raisa yang sudah di penuhi kabut gairah. "Masih mau lanjut??"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN