bc

Rahim Sewaan Untuk Anak Sang CEO Dingin

book_age18+
217
IKUTI
7.0K
BACA
opposites attract
heir/heiress
like
intro-logo
Uraian

Raisa, seorang office girl cantik yang baru beranjak 21 tahun terpaksa harus menerima tawaran dari seseorang yang tidak ia kenal untuk menjadi madu bagi istrinya. Sebagai imbalannya, pria tersebut memberikan sejumlah uang yang cukup banyak untuk operasi ibunya di rumah sakit. Pernikahan terpaksa akhirnya terjadi dan dilakukan secara diam-diam. Syarat lain yang harus Raisa setujui yaitu dalam waktu kurun enam bulan Raisa harus bisa hamil anaknya, jika tidak perjanjian akan di batalkan dan ketika Raisa hamil lalu melahirkan wajib sesegera mungkin untuk meninggalkan bayinya dan tak pernah mendekatinya lagi sampai kapan pun. Sanggupkah Raisa menjalani konsekuensinya?

Panrau terus kidah menarik Risa dan Bara hanya di #Dreame

chap-preview
Pratinjau gratis
Kritis
"Pokoknya, Mami tidak mau tahu yang jelas Mami ingin cucu darimu Bara! Kalau istrimu tidak mampu memberikan cucu untukku silahkan kau ceraikan saja dia! Untuk apa mempunyai istri tapi tidak mau mengandung dan mempunyai anak dengan alasan karir!" Ucap Mami Gina dengan napas yang sudah naik turun menahan emosinya. Bara hanya diam saja dan tak bergeming, apa yang dikatakan oleh Maminya sangat lah benar, tetapi dia tidak mungkin untuk berpisah apalagi sampai menceraikan istrinya tersebut, pasalnya Bara sangatlah mencintai istrinya, dimata Bara Erlin istrinya sangatlah sempurna meski tidak di pungkiri hati kecilnya juga menginginkan hadirnya seorang anak di tengah-tengah keluarga mereka. Bara William Smith, Pria tampan dan rupawan yang merupakan CEO dan pewaris dari Smith Company yang bergerak di bidang real estate terbesar di Indonesia. Pria yang berumur 35 tahun tersebut merupakan anak dari pasangan William Smith dan Gina Smith. William sendiri merupakan WNA berkebangsaan Eropa yang menikah dengan gadis Indonesia yang tak lain Gina Maminya Bara. *** satu jam kemudian, Bara sampai di kediaman nya yang sudah tujuh tahun ini di tempatinya bersama sang istri tercinta. Bara masuk ke dalam rumah, seperti biasa keadaan rumah sangatlah sepi, hanya ada satpam dan ART yang berkerja di rumah mewah miliknya. Istrinya? entahlah, dia pun tidak tahu keberadaan istrinya sekarang. yang jelas ketika ia bangun sang istri sudah dahulu berangkat kerja dan kembalinya ketika Bara sudah terlelap. Tujuh tahun pernikahan Bara dan Erlin selama itu pulalah rumah tangga mereka tidak pernah di terpa gosip miring. Bara memberi kebebasan bagi Erlin untuk berkarir, bukan karena tidak sayang tapi memang Erlin sendirilah yang meminta kepada Bara dengan Syarat akan menjalankan tugasnya sebagai istri. "Kemana dia? Ini sudah malam tapi belum juga menghubungiku. kamu kemana sih Erlin, kenapa malam begini belum pulang juga?" Ucap Bara Frustasi dengan istrinya yang selalu saja pulang malam. Netra birunya menatap benda pipih itu, kemudian di lemparkan ke atas kasur begitu saja. Tidak lama kemudian ketika Bara hendak menutup mata, telinganya mendengar suara mobil Erlin yang sudah terparkir. Bara beranjak dari kamarnya dan berjalan menuju ruang tengah menunggu sang istri. tidak lama kemudian terdengar pintu rumah terbuka dari luar, Erlin masuk mengendal-endap layaknya seorang pencuri yang takut tertangkap basah "Astaga, ini kenapa gelap semua? apakah Bara sudah tidur? Ck, kenapa juga semua lampu mesti di matikan?" Ucap Erlin kesal. Ia melanjutkan langkah kakinya menuju kamarnya. Namun langkahnya terhenti mendengar suara dari seseorang. "Dari mana saja kamu, Erlin?" Erlin terlonjak kaget mendengar teriakana Bara, seketika lampu rumah terang benderang. "Kamu tidak lihat ini jam berapa, Ha? Apa pantas seorang istri pulang selarut ini?" Cerca Bara yang sudah habis kesabaran atas tingkah laku istrinya yang semakin hari semakin membuatnya sakit kepala. Erlin memutar bola matanya malas, padahal sudah biasanya ia pulang larut bahkan sampai pagi, namun kenapa sekarang malah di pertanyakan. "Aku baru pulang kerja, Bara! aku sangat lelah dan butuh isirahat. Lagian kenapa sih, biasanya aku juga pulang larut malam begini" Ucap Erlin dengan santai "Jangan mentang-mentang aku memberi kamu kebebasan jadi kau berlaku seenaknya saja, apa kamu lupa bahwa kamu mempunyai suami? apa kamu kupa bahwa kamu seorang istri?" Sungguh, kepala Bara rasanya mau meledak saat ini juga, apalagi setelah bertemu dengan orang tuannya yang terus saja mendesak ingin segera menimang cucu di tambah kelakuan istri tercintanya. "Ayolah sayang, aku mau istirahat bukan mau berdebat denganmu? Ucap Erlin dengan mode manja. ia terpaksa menggunakan cara ini agar hati Bara luluh dan tidak lagi mengomelinya. "memang kamu pikir aku mau berdebat seperti ini? aku juga lelah, Er! Mau sampai kapan kamu akan seperti ini, hem? Bara bersidekap d**a di depan Erlin. Erlin mengela napas berat, ia melangkahkan kakinya melewati Bara begitu saja. "Erlin, aku belum selesai berbicara!" Geram Bara dengan sikap Erlin yang tidak menghargainnya. Erlin membalikkan badanya hingga kini mereka saling berhadapan satu sama lain. "Apa lagi yang ingin Kau bicarakan? Apa ini masih masalah anak? iya?" Erlin mulai menitikan air matanya, ini merupakan salah satu triknya agar Bara berhenti memarahinya. "Apa Mommy mendesakmu untuk memiliki anak? atau menyuruhmu untuk menceraikan aku karena belum juga kunjung hamil?" Ucap Erlin sambil terisak tidak lupa pula air mata yang bercucuran. Dan benar saja, Bara langsung terpengaruh dengan tangisan Erlin. " Maafkan aku, Erlin. Aku tidak bermaksud membentakmu" Bara membawa Erlin kedalam pelukannya lalu mencium puncuk kepala Erlin dengan lembut. "Aku lelah Bara, aku mohon jangan mendesakku lagi untuk segera hamil" Pinta Erlin dengan suara lemahnya di d**a Bara. Sungguh pandai sekali erlin memeainkan perannya sebagai istri yang rapuh. Bara mengangguk lalu mengelus punggung Erlin, dalam hatinya ia merutuki kecerobohan dirinya yang tidak mampu mengendalikan emosi di depan Erlin, hingga membuat wanita yang sangat di cintainya menangis lagi dan lagi "Ya sudah jangan menangis lagi, kita istirahat sekarang ya" Ucap Bara lembut, ia menghapus air mata istrinya lalu mengecup sekilas bibir merah sang istri. **** Di rumah sakit Raisa mendapat kabar dari rumah sakit bahwa kondisi ibunya turun drastis. Tanpa pikir panjang, gadis cantik 21 tahun itu bergegas meninggalkan pekerjaanya dan menuju ke rumah sakit menggunakan ojek online yang dipesannya. tiga puluh menit kemudian, Ojek yang di tumpangi raisa sampai di parkiran rumah sakit. Raisa berlari melewati banyak orang yang berlalu lalang di rumah sakit tersebut dengan tergesa-gesa. sesampainya di depan pintu rawat inap sang ibu, ia melihat adiknya sedang menunggu di ruangan tersebut. "kakak, Ibu tadi kejang-kejang kak" Ucap Andin Adik raisa, ia langsung menghambur ke pelukan Raisa "Hiks hiks hiks ibu" Andin menangis dengan terisak di pelukan Raisa. "Kamu yang tenang ya, Ndin! kakak yakin ibu tidak kenapa-napa. Kita berdoa saja" Ucap Raisa menenangkan Andin. Andin mendongakkan kepalanya " Sebenarnya ibu kita sakit apa, Kak? kenapa sampai ibh tidak sadarkan diri?Tanya Andin melerai pelukannya. Raisa menarik nalas dalam-dalam lalu mengeluarkannya pelan-pelan. "Sebenarnya ibu terkena serangan jantung, Ndin. Dokter menyarankan agar ibu harus melakukan pencangkokkan jantung agar nyawa ibu selamat" Ucap Raisa jujur, ia tidak lagi mau membohongi adiknya lambat laun Andin pasti juga akan tau. DUARR... Bagai di sambar petir di siang bolong, mulut Andin sampai menganga saking tidak percayanya. "Serangan jantung, Kak? sejak kapan? bukankan ibu baik-baik saja selama ini" Tanya andi yang tidak percaya atas ucapan kakaknya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

BELENGGU

read
65.8K
bc

Revenge

read
21.6K
bc

After That Night

read
11.4K
bc

Hasrat Istri simpanan

read
10.9K
bc

The CEO's Little Wife

read
636.6K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
60.1K
bc

Istri Lumpuh Sang CEO

read
3.8K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook