Boleh tidak saya cium kamu?" "Nyebelin!" Padahal aku udah mengangguk tadi. "Saya tanya." Ia tersenyum. Tangannya kembali menyendok lontong sayur lalu menyuap perlahan. Aku berpaling saat bersitatap dengannya. "Ehemp." Apaan sih Om Satria, membuatku canggung begini. Juga berdebar. Sepertinya ia sengaja deh membuatku salah tingkah. "Aa?" ucapnya. Aku mau tak mau menatapnya. Sendok terulur ke arah bibirku, aku menggeleng pelan. Om Satria mengerutkan kening. "Kenapa?" Tatapannya terpatri ke wajahku. "Aku bisa sendiri, Om." Aku menatap ke dalam rantang, hanya ada satu sendok yang dipegang Om Satria. "Tidak papa, saya ingin suapi kamu." Sebelah matanya mengedip, membuatku terkesiap kaget, tak menyangka ia akan bersikap seperti ini. Ia sebenarnya kenapa sih? Aku menarik napas panjang men