Ep. 7 MENGHINDAR

1068 Kata
Sudah Satu jam berlalu, Daniel dan juga Krystal masih duduk di pinggir kolam renang. “Maaf, Pak. Sepertinya saya harus kembali ke kamar,” Ujar Krystal. “Kenapa?” tanya Daniel. “Saya belum menyelesaikan laporan hari ini, Pak.” “Kenapa tergesa-gesa menyelesaikannya? Saya tidak meminta kamu untuk cepat menyelesaikannya, bukan.” “Memang Bapak tidak meminta saya untuk segera menyelesaikannya, tapi Saya tidak ingin menunda pekerjaan, Pak.” “Oh. Begitu. Ya sudah, kembalilah.” “Baiklah, pak. Saya pergi dulu. Permisi.” Krystal berjalan pergi dari sana, dan kembali ke kamarnya. Bukan maksud Krystal tidak ingin menemani Daniel, namun perasaannya terasa aneh ketika berada di dekat Daniel. “Sebenarnya apa yang terjadi padaku?” gumam Krystal seraya memegang dadanya. Ting Pintu lift terbuka, Krystal berjalan keluar dari lift lalu menuju kamarnya. “aku harus bagaimana?” fikir Krystal. Perasaan aneh yang dirasakannya pada Daniel membuatnya menjadi bingung. Namun, Krystal mencoba fokus pada pekerjaannya. Ketika sampai di kamar, Krystal langsung mengerjakan berkas meeting tadi, ia menyibukkan diri agar tidak memikirkan perasaannya lagi. Dua jam kemudian. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya, Krystal pun langsung berjalan menuju pintu. Ketika Krystal membuka pintunya ternyata Daniel yang berdiri di luar kamarnya. “Pak Daniel? Ada apa Pak? Apa Bapak perlu sesuatu?” Tanya Krystal. “Ah! Tidak. Aku hanya ingin menemuimu.” “Menemui saya? Memangnya ada apa Pak?” “Ehm... Itu...” “Itu apa Pak?” Krystal merasa bingung dengan sikap Daniel, karna ia belum pernah melihat CEO nya bersikap tidak jelas seperti itu. Lalu Krystal berfikir jika CEO nya ingin melihat berkas hasil meetingnya tadi. “Bapak ingin melihat berkas hasil meeting tadi?” tanya Krystal. “Iya, Itu.” “Maaf Pak, Berkasnya belum selesai, dan masih saya kerjakan.” “Bagaimana bisa belum selesai? Daritadi kamu mengerjakan apa? Kenapa belum selesai juga?” ujar Daniel. “Maaf, Pak. Saya akan segera menyelesaikannya.” “Oke. Kalau gitu saya akan kembali ke kamar. Nanti jika sudah selesai kamu antarkan ke kamar.” “Baik, Pak.” Setelah itu Daniel langsung pergi, dan kembali ke kamarnya. Krystal menutup pintunya lalu kembali masuk ke dalam. “Aku harus segera menyelesaikannya,” gumam Krystal. Beberapa menit kemudian Krystal telah menyelesaikan berkasnya, ia beranjak dari kamarnya dan menuju kamar Daniel. Ketika sampai di depan kamar CEO nya, Krystal langsung mengetuk pintu. Daniel langsung membuka pintu kamarnya, dan mempersilahkan Krystal untuk masuk. “Masuklah.” “Ah! Iya pak.” Krystal pun berjalan masuk ke dalam kamar Daniel, lalu ia menyerahkan berkas meeting yang tadi ia kerjakan. “ini Pak berkasnya.” “Oke.” Setelah menerima mapnya, Daniel pun mulai membacanya, sedangkan Krystal masih berdiri dan menunduk. “kenapa berdiri? Duduklah.” “I-iya Pak.” Krystal duduk di sofa yang panjang, ia menunggu hingga Daniel mengatakan sesuatu. “Oke. Sudah cukup begini saja.” “Baiklah, pak. Jika tidak ada lagi saya permisi kembali ke kamar,” pamit Krystal. Namun, ketika Krystal akan beranjak pergi, Daniel menahan tangannya. “Eh! Kenapa buru-buru kembali?” “Ehm... Saya ingin istirahat pak.” “Oh. Baiklah.” Daniel melepaskan tangan Krystal, dan membiarkan sekretarisnya keluar dari kamarnya, lalu berjalan kembali ke kamar sebelah. “Hah... Astaga, jantungku berdetak terlalu cepat karna Pak Daniel memegang tanganku tadi. Tenang Krystal, tenang,” gumam Krystal. Ketika sampai di kamar, Krystal langsung masuk, dan mengunci pintunya, setelah itu ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. “Aaa~ Ada apa dengan perasaanku?” Tanya Krystal. Perasaannya yang tidak karuan membuatnya menjadi bingung. *** Tiga hari berlalu. Daniel dan juga Krystal akhirnya akan kembali ke Korea. Hari ini mereka packing lalu check-out dari hotel. Daniel telah selesai packing, setelah itu ia mendatangi kamar Krystal. Ketika sudah berada di depan kamar sekretarisnya, Ia mengetuk pintu kamar Krystal. CKLEK “Pak Daniel,” ujar Krystal “Bagaimana? Sudah selesai?” tanya Daniel. “Sudah pak.” “Baiklah. Ayo turun.” Krystal mengangguk mengiyakan, setelah itu mereka turun ke lantai 1 untuk mengurus check-out. Selesai mengurus check-out hotel, mereka berangkat ke bandara Hongkong. Selama perjalanan Krystal hanya diam, ia merasa canggung dengan Daniel karna kejadian beberapa hari ini. Flashback On Setelah Krystal kembali ke kamarnya, ia mencoba untuk tidur. Ia memejamkan matanya, namun otaknya tetap berfikir. Krystal sampai merubah posisi tidurnya agar cepat tertidur, namun usahanya sia-sia. “Hah... Kenapa aku tidak bisa tidur? Bukannya tadi aku sudah menguap berkali-kali?” gumam Krystal heran. Sejenak Krystal berfikir bagaimana caranya ia bisa tidur karna besok pagi ia masih harus menemani Daniel. “Bagaimana ini? Jika tidak tidur sekarang bisa-bisa besok aku akan memiliki mata panda,” gumam Krystal sekali lagi. Setelah mencoba untuk memejamkan matanya tidak bisa, akhirnya Krystal berinisiatif untuk keluar kamar. Ia akan mencari udara diluar agar bisa segera mengantuk. Namun, ketika Krystal keluar ia tanpa sengaja bertemu dengan Daniel. “Krystal,” ujar Daniel. “Malam, Pak.” “Malam. Apa yang kamu lakukan disini?” “Saya ingin mencari udara diluar pak karna tidak bisa tidur.” “Oh,” ujar Daniel. “Kemarilah, dan duduk disini.” “Ah! Tidak Pak. Terima kasih. Saya kembali ke kamar saja.” “Eh! Tunggu,” Ujar Daniel sembari meraih tangan Krystal. “Eh! Iya Pak, ada apa?” “Duduklah sebentar disini,” “Memangnya ada apa Pak?” “Tidak ada apa-apa, hanya saja saya perlu teman bicara.” “Ouh.” Krystal langsung duduk di sebelah Daniel, perasaannya sangat gugup. “Santai saja, saya tidak akan memarahimu.” “Iya, pak.” “Jangan panggil saya Bapak jika diluar kantor, memangnya saya Bapak kamu. Panggil nama saya saja.” “Maaf, pak. Tapi saya merasa tidak enak jika memanggil nama bapak, dan saya juga sudah terbiasa memanggil Bapak dengan Pak Daniel atau Bapak.” “Tapi ini di luar kantor jadi panggil nama saya saja.” “Tapi pak-“ “Ini perintah jadi jangan membantah.” “Baik, Pak. Eh! Daniel.” “Oke. Jadi mulai sekarang jika di luar kantor kamu bisa memanggilku Daniel.” “Baiklah.” Setelah itu mereka bicara hingga lama, tanpa terasa waktu sudah semakin larut, dan Krystal juga sudah merasa mengantuk. “Maaf, Pak. Saya ingin kembali ke kamar karna sudah malam, dan saya juga sudah mengantuk.” “Baiklah. Saya juga akan kembali ke kamar.” Mereka berjalan bersamaan untuk kembali ke kamar. Ting Pintu lift terbuka, Daniel dan Krystal keluar lalu berjalan menuju kamar masing-masing. “Ehm... Saya masuk dulu, pak.” “Hei, kenapa panggil Pak lagi?” “Ah! Maaf. Saya terbiasa memanggil 'Pak' jadi belum terbiasa memanggil nama anda.” “Biasakan dirimu untuk memanggil namaku jika di luar kantor.” “Baik. Saya permisi.” Setelah itu Krystal masuk kedalam kamarnya, sedangkan Daniel juga masuk ke dalam kamarnya. Flashback Off Daniel dan Krystal sedang berada di tunggu menunggu Boarding. Beberapa menit berlalu, ada pemberitahuan nomor pesawat yang akan mereka naiki. Daniel dan Krystal pun akhirnya berjalan ke gate. Setelah masuk ke dalam pesawat, Daniel dan juga Krystal duduk dan memasang sabuk pengaman. Beberapa saat kemudian pesawat take-off. Awalnya Krystal tertidur ketika pesawat baru take-off lalu beberapa jam kemudian ia terbangun karna Daniel membangunkannya untuk makan. To be continued
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN