Part 23

1102 Kata
Suasana hati Natasha hari ini sedang dalam keadaan bagus. Sejak tadi siang ia sibuk merapikan apartemennya, padahal selama ini ia selalu melimpahkan pekerjaan rumah kepada bi Siti--ART di apartemennya. Namun khusus hari ini karena suasana hatinya sedang baik, ia yang membereskan apartemennya dan meliburkan bi Siti selama sehari. Seolah tidak habis tenaganya, setelah selesai membersihkan seluruh apartemennya, Natasha lanjut membuat cake. Kebetulan ia mendapat resep baru dari internet, ia ingin mencoba mempraktikkan resep itu. "Ya, tepungnya habis," gumam Natasha saat tak menemukan keberadaan tepung yang sedang ia butuhkan untuk bahan membuat cake. Karena salah satu bahan utama membuat cake tidak ada, Natasha pun terpaksa harus membeli dulu tepung di minimarket depan. Ia harus pergi sendiri karena tidak ada orang yang bisa ia pintai tolong. Sesampainya di minimarket depan gedung apartemen tempat ia tinggal, Natasha pun langsung bergegas masuk ke dalam minimarket dan membeli salah satu bahan utama untuk membuat cake. Saat masuk ke dalam minimarket tadi, ia tidak melihat keberadaan Jessica, padahal rekan kerjanya itu tengah duduk termenung di meja luar. Mungkin jika ia melihat Jessica, pasti ia akan menghampiri wanita itu. Selain tidak menyadari keberadaan Jessica, Natasha juga tidak menyadari keberadaan Reyhan, padahal mereka ada dalam satu ruangan, hanya terhalang jejeran rak. "Apa sekalian belanja aja, ya. Kebetulan beberapa bahan makanan udah habis," gumam Natasha. Natasha pun memutuskan sekalian berbelanja kebutuhan yang habis, mumpung ia masih berada di minimarket. "Totalnya empat ratus dua puluh lima ribu, Mbak," ucap kasir minimarket tersebut. Setelah membayar belanjaannya, Natasha pun bergegas keluar dari dalam minimarket tersebut karena ia harus segera membuat cake-nya, keburu malam tiba. Namun saat ia sedang membenarkan kresek belanjaannya netranya tak sengaja menangkap keberadaan dua orang yang sang dikenalinya itu sedang berpelukan mesra. Kresek belanjaan yang sedang ia pegang pun jatuh ke lantai dan beberapa keluar dari dalam kresek. Sementara itu tubuhnya membeku. Dadanya tiba-tiba saja terasa sesak melihat pemandangan di depan sana. Natasha melihat raut wajah tunangannya berubah panik saat netra mereka tidak sengaja bertemu. Ia melihat mereka melepas pelukannya dan tampak gelagapan saat melihat keberadaannya di sini. Pasti mereka terkejut. Namun tunggu! Kening Natasha berkerut saat melihat wajah sembab Jessica. Dari tampilannya seniornya di maskapai itu terlihat kacau sekali. Apa yang terjadi? Karena penasaran dengan keadaan Jessica, tungkai Natasha pun membawa langkahnya menuju meja mereka dengan tatapannya yang terfokus kepada Jessica. Sementara itu Reyhan yang melihat tunangannya melangkahkan kakinya ke arah mereka tampak was-was, ia takut tunangannya itu akan memulai perang dunia ketiga, mana mereka saat ini sedang ada di tempat umum, pasti jika mereka ribut akan menjadi pusat perhatian dan juga akan viral karena orang-orang zaman jigeum suka sekali update berita terbaru, tak peduli itu dapat merugikan orang lain. Namun dugaan Reyhan ternyata salah, sesaat setelah Natasha sampai di meja mereka gadis itu malah menanyakan keadaan Jessica dengan raut khawatirnya. Reyhan pun dapat bernapas lega untuk itu. "Mbak Jes, kenapa?" tanya Natasha. Jessica menggelengkan kepalanya. Ia malas bersuara karena suaranya pasti serak karena sehabis menangis. Natasha pun beralih menatap ke arah tunangannya, sementara yang ditatap tampak gugup. Ia masih salah tingkah dan takut. Kali ini ketakutannya bukan karena dituduh selingkuh, melainkan takut dituduh melakukan hal macam-macam kepada Jessica. "Mbak Jessi kenapa, Kak?" tanya Natasha. Sebelum menjawab Reyhan menatap ke arah Jessica terlebih dahulu seolah meminta persetujuan kepada sahabatnya itu untuk menceritakan apa yang terjadi pada dirinya. Setelah mendapat anggukkan kepala dari Jessica, Reyhan pun akhirnya berani menceritakan apa yang terjadi pada Jessica dan apa hubungannya dengan wanita itu. Tak lupa ia juga menceritakan asal muasal masalah Jessica dengan Jana. Mendengar cerita tunangannya, Natasha tentu saja syok, ia tidak menyangka Jessica dapat mengalami kejadian seperti itu. Ia sebagai seorang wanita tentu saja sakit jika berada di posisi Jessica. Memang sebagian laki-laki sulit sekali dipercaya. "Turut prihatin, ya, Mbak Jes. Kalau saya ketemu sama orang itu lagi saya akan kasih dia pelajaran!" ucap Natasha dengan nada tegas. Ia merupakan salah satu wanita yang sangat menolak jajaran pria yang berperilaku kurang ajar kepada para kaum sepertinya. Mendapat perlakuan lembut dari Natasha, rasa sedih Jessica seketika menguap begitu saja digantikan oleh rasa senang dan tenang. Maklum 'lah, dalam diri Jessica saat ini adalah Devan yang tentunya fans garis keras Natasha. "Makasih, ya, Nas," ucap Jessica seraya tersenyum hangat kepada Natasha. "Sama-sama, Mbak. Jangan pernah sungkan sama aku, Mbak. Kalau ada apa-apa Mbak boleh cerita sama saya," balas Natasha. Melihat pemandangan di depannya sontak membuat sudut bibir Reyhan tertarik ke atas, membuat lengkungan senyum. Ia senang melihat Jessica dan Natasha tampak akur. Tapi eh, sejak kapan mereka tidak akur? "Kok Kakak enggak pernah cerita kalau Kakak sahabatan sama mbak Jes?! Dan kenapa kok kalian kelihatannya kayak kurang akrab? Aku enggak pernah loh, ngelihat kalian ngobrol bersama," tanya Natasha. Ya, Natasha belum pernah melihat interaksi keduanya. Selama ini ia melihat Reyhan dan Jessica kurang akrab dan sebatas kenal saja sebagai rekan kerja. Makannya ia sedikit tidak menyangka bahwa mereka ternyata sudah kenal lama dan berstatus sahabatan. Reyhan dan Jessica saling tatap. Sampai akhirnya Jessica memutus pandangannya terlebih dahulu. Ia tidak nyaman menatap mata Reyhan lama-lama. Selain karena sosok yang menghuni wanita cantik itu merupakan seorang lelaki, sepertinya rasa trauma Jessica masih ada. "Aku sama Reyhan emang udah lost contact lumayan lama dan juga kita ketemu lagi pas aku ngelamar kerja di Tiger Air. Karena udah lama enggak ketemu jadi agak canggung gitu," jelas Jessica. Reyhan menatap Jessica, ia tahu sahabatnya itu sedang berbohong. Ia tahu alasan pasti Jessica tidak lagi dekat dengannya. Selama ini wanita itu memilih menghindarinya dengan alasan karena rasa traumanya. Ya, Reyhan tahu tentang trauma yang diderita Jessica. Ia mengetahui dari orang tua wanita itu yang cukup dekat dengannya. "Oh gitu." Natasha menganggukkan kepalanya. Reyhan menatap kantung keresek belanjaan tunangannya itu. "Kamu belanja bulanan?" tanyanya. "Bisa dibilang begitu. Tadinya aku ke sini cuman mau beli terigu sama bahan-bahan buat bikin cake, tapi pas sampai di sini aku baru ingat beberapa stok bahan makanan sama kebutuhan aku yang lainnya ada yang udah habis, jadi biar sekalian aja belanja di sini," jawab Natasha. Mendengar Natasha akan membuat cake, Jessica kembali merenung. Kali ini ia mengingat kenangannya bersama dengan Neta. Devan ingat kekasihnya itu sering sekali membuat cake untuknya. Rasa cake buatan Neta sangatlah enak. Ah, mengingat kenangannya bersama Neta, Devan jadi merindukan kehidupannya dulu. Neta selalu bersikap manis kepadanya. Wanita impian sekali para kaum adam di luaran sana. Namun sayangnya Devan malah menyia-nyiakan gadis sebaik Neta. "Oh iya, kalian ketemu di mana?" tanya Natasha. Tunggu! Jessica mengerjapkan matanya, ia baru menyadari sesuatu setelah Natasha bertanya seperti itu kepadanya. "Ya ampun, aku lupa tas sama handphone aku masih ada di dalam gedung!" pekik Jessica setelah menyadari dua buah barang penting miliknya tertinggal di atas meja.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN