part 17

1016 Kata
Jessica tampak membanting tubuhnya ke atas ranjang. Setelah itu ia matanya terpejam. Gurat kelelahan tampak di wajah gadis itu. Ini pengalaman pertamanya bekerja sebagai seorang pramugari. Awalnya ia kira bekerja sebagai pramugari itu gampang dan tidak melelahkan, namun setelah ia merasakannya, ia menarik kembali perkataannya. Apalagi selama ia bertugas ia sering mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari rekan kerjanya, kecuali Natasha, co-pilot, dan pilot yang bersikap profesional atau mungkin tidak peduli dengan gossip yang beredar saat ini di kalangan karyawan Tiger Air. Ah, mengingat gossip itu seketika rasa kesal kembali menyelimutinya. Ia kesal karena gara-gara Chandra ia mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari beberapa rekan kerjanya. Andaikan saja ia masih berada dalam raga Devan yang dulu, sudah dipastikan saat ini juga ia akan menghampiri laki-laki itu dan akan memberinya pelajaran yang berarti. Namun sayang, ia harus terjebak dalam tubuh seorang wanita yang jelasnya pasti lemah jika berhadapan dengan para kaum Adam. "Sialan si Chandra! Kayaknya gue emang harus kasih dia perhitungan, tapi secara enggak langsung karena kalau gue ngelakuin secara langsung udah dipastiin gue bakal kalah," batin Jessica. Gadis itu mulai menyusun rencana untuk membalas perlakuan Chandra padanya tempo hari dan mulai memikirkan caranya agar nama baik Jessica kembali membaik seperti semula. Mengingat lemahnya dan tidak mudahnya menjadi seorang perempuan, Devan merasa kata-katanya yang dulu sangat menyakitkan hati para kaum perempuan. Sekarang ia benar-benar sadar betul, kesalahan yang telah ia perbuat saat itu sangatlah fatal dan kini Tuhan benar-benar menunjukkan sulitnya menjadi seorang perempuan. "Gue janji kalau gue udah balik ke tubuh asli gue, gue bakal minta maaf sama beberapa cewek yang udah gue sakitin terumata Neta. Bahkan gue rela sujud di hadapan mereka asalkan gue dapat pintu maaf dari mereka. Gue enggak mau mereka masih nyimpan perasaan dendam sama gue. Gue enggak mau anak gue nanti kena karma atas perlakuan gue sama mereka," batin Devan. Ya, sekarang ia sudah benar-benar sudah berubah. Ia tidak lagi menilai para kaum hawa lemah dan derajatnya lebih rendah dari kaumnya. Setelah ia terjebak dalam tubuh Jessica dan melakukan segala hal yang sering dilakukan oleh seorang wanita ternyata derajat seorang wanita lebih tinggi dari seorang laki-laki. Dan ia berani bersumpah ada beberapa hal yang hanya bisa dilakukan oleh para kaum hawa saja, tidak bisa dirasakan oleh para kaum Adam. Itulah yang membuat derajat seorang wanita lebih tinggi dibandingkan seorang laki-laki. "Gue kangen rumah, masakan bibi, Neta, sama anak-anak. Kapan gue bisa balik lagi ke tubuh asli gue? Gue enggak mau sampai gue terjebak selamanya di dunia Jessica," gumam Devan. Baru kali ini Devan merindukan segala hal yang terjadi di dunia aslinya, padahal sebelumnya ia sering merasa bosan dengan kehidupannya yang terasa monoton itu. Namun sekarang hal sekecil apa yang pernah ia lakukan dulu sangatlah dirindukan olehnya. "Neta, aku harap kamu tungguin aku dan enggak lirik laki-laki lain di luaran sana. Tunggu aku, aku janji aku bakal berubah sepenuhnya," batin Devan. Rasa kantuk sudah mulai menyerang, mata Jessica pun mulai terpejam. Ia menyelami alam mimpi, meninggalkan kegundahan yang sering dirasakannya saat ia membuka kedua kelopak matanya. *** Sementara itu di belahan dunia lain, tampak beberapa orang sedang berkumpul di depan sebuah ruangan salah satu rumah sakit swasta ternama di kota itu. Dilihat dari raut wajahnya, kelima orang itu tampak bersedih. Bahkan salah seorang di antaranya ada yang sampai menangis di pelukan seorang laki-laki berkulit tan. "Ini semua salah aku, Kak. Andaikan aja aku enggak pukul kepala kak Devan pakai vas bunga, mungkin kejadiannya enggak akan kayak gini. Kak Devan pasti sekarang masih sadar dan ngejalanin aktivitasnya seperti biasanya, bukan terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan bebagai alat medis yang menempel di tubuhnya," ucap Neta. Ya, perempuan itu adalah Neta. Sementara pria berkulit tan itu adalah Kenzo. Saat ini mereka sedang menjenguk Devan yang sudah lima hari tidak sadarkan diri atau bisa dibilang Devan mengalami koma akibat cedera kepala akibat hantaman keras vas bunga yang mengenai kepala bagian belakangnya, di mana bagian itu merupakan bagian kepala yang sangat sensitif bagi setiap manusia. Dan parahnya selepas aksi tindakan bela diri yang dilakukan oleh Neta, Devan jatuh dan kepala bagian belakangnya kembali menghantam keras lantai apartemen hingga menyebabkan kondisi laki-laki itu semakin parah. Neta benar-benar menyesal telah melakukannya kepada Devan, tidak seharusnya ia melukai Devan di bagian belakang hingga menyebabkan kekasihnya itu terbaring koma selama berhari-hari. Sebrengsek-brengseknya Devan, tak dapat dipungkiri jika ia masih mencintai laki-laki itu. Bahkan cintanya kepada laki-laki itu semakin besar melihat kekasihnya terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit. Hatinya sangat sakit sekali melihat keadaan Devan saat ini. Jika ia bisa mengulang waktu, Neta pasti tidak akan melakukan tindakan bodohnya tersebut kepada Devan. "Oh, jadi anak saya seperti ini gara-gara kamu!" Neta dan Kenzo membelakan matanya. Sontak Neta pun melepaskan pelukannya dari Kenzo dan menatap ke arah ibu dan adik kekasihnya itu dengan perasaan takut. Ya, selama ini tidak ada yang tahu mengenai kejadian sebenarnya tentang kecelakaan yang menimpa Devan. Setelah kejadian naas itu Neta langsung menghubungi Kenzo yang kebetulan tinggal di gedung apartemen yang sama dengan Devan. Jadi setelah Neta menelpon Kenzo, Kenzo bergegas membantu Neta membereskan TKP dan menghapus rekaman cctv di dalam apartemen Devan, sedangkan Neta langsung membawa Devan ke rumah sakit untuk ditangani. Jadi pihak keluarga Devan hanya tahu putra mereka jatuh dari kamar mandi dan kepalanya membentur dinding kamar mandi. Tatapan kecewa dan marah dilayangkan ibu Devan kepada Neta. Ia tidak menyangka gadis yang selama ini dianggap baik olehnya dan dijadikan menantu idaman ternyata menjadi penyebab putranya terbaring koma. Wajah Neta berpaling ke sisi kiri setelah sebuah tangan mendarat keras di atas permukaan pipinya. Pelakunya adalah Ariska, ibu Devan. Ibu mana yang tak marah anaknya dilukai oleh orang lain, terlebih oleh orang yang sangat dipercayainya. "Tante--" "Diam, Kenzo! Tante juga kecewa banget sama kamu. Bisa-bisanya kamu nyembunyiin masalah sebesar ini dari Tante?!" bentak Ariska atau sering akrab disapa Rika. Nyali Kenzo sontak menciut mendapat tatapan maut dan juga bentakan dari ibu sahabatnya itu. Jujur saja, ia juga merasa bersalah kepada Devan dan keluarganya, namun ia juga tak kuasa membiarkan wanita yang dicintainya itu terkena masalah besar, apalagi tindakan yang dilakukan oleh Neta termasuk tindakan kriminal. "Maafin Kenzo, Tante," ucap Kenzo sembari menundukkan kepalanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN