Seketika duniaku hilang, saat polisi mengabarkan keadaan mas Prabowo.
"A-apaaaa!!"
"Ti-Tidaaak mungkin, aku tidak percaya!" Kaki ku langsung lemas tersungkur dilantai yang masih dingin ini, baru semalam dia berada di pelukan ku tapi sekarang entahlah aku masih belum percaya. Aku hanya mimpi.
"Hallo..halloo bu?" suara di telpon menyakinkan jika aku tidak bermimpi saat ini.
"I-iya pak!"
"Mohon ibu tetap tenang, kami menunggu ibu di RS untuk mengurus administrasinya.
Telpon di tutup dan aku masih syook dengan kabar kematian mas Prabowo yang tiba tiba.
"ha..ha..haa..haa..hu..hu..hu..tangisan pecah seketika, hati ku hancur berkeping keping.
Bi Romlah yang kebetulan lewat datang ke rumah karena mendengar tangisan ku,
"Ada apa Maria, ada apa?" Bi Romlah tetangga sebelah rumah yang pertama datang menghampiriku yang sedang menangis tersimpuh dilantai.
"hu..hu..hu..huu.."
"Ada apa katakan Maria?" Bi Romalah gelisah karena tangis ku semakin pecah.
"Mas Probowo bi..hu huhuuu..mas Prabowo hu..huuu!"
"Kenapa Prabowo, kenapa?" Tanganya menggoyang goyangkan pundakku karna sangat gelisah.
"Mas Prabowo meninggal hu..hu..huu...!"
"Haaahhh! Kamu yang benar Maria! tangannya yang memegang pundak ku kini di lepaskannya.
"Polisi barusan telpon bi hu..hu..huuu!" Aku belum bisa mengendalikan tangis ku yang semakin pecah.
"Ada apa bi Romalah?" Tetangga ramai berdatangan karena melihat aku menangis yang di tenangkan bi Romlah.
"Polisi telpon suruh Maria ke rumah sakit katanya Prabowo meninggal!" Ucap bi Romlah menjelaskan.
"Innalillahi..cepat lapor pak RT biar Maria diantar kesana!" ada yang berucap namun aku tak tau siapa karena tubuhku sudah sangat lemas.
"Ayo ayo cepat!" beberapa ibu ibu bergegas ke rumah pak RT untuk melapor.
"Innalillahi Maria ya Allah!" Bu RT datang langsung memeluk ku yang sudah tak sehisteris tadi.
Pak RT datang langsung menyuruhku berganti pakaian untuk pergi ke rumah sakit bersama beberapa orang. dan bi Romlah membantu ku untuk mengambil surat surat penting untuk dibawa ke rumah sakit.
"Ini pak RT surat suratnya!" Bi Romlah menyerahkan KK, buku nikah dan surat surat yang lainnya aku tak tahu karena aku hanya duduk serasa tubuh ini tak bertulang.
"Ayo Maria kita jemput suami mu di rumah sakit." Bu RT menitahku yang tak mampu berjalan sendiri.
Pak RT melajukan mobilnya ke rumah sakit polda di kota, menempuh waktu dua jam setengah kami akhirnya sampai di parkiran rumah sakit.
Kaki serasa berat untuk melangkah masuk, berkali kali bu RT menguatkan namun tetap saja mata ini tak mampu berenti untuk meneteskan air mata.
"Yang kuat Maria!" Bu RT mengusap usap pundak ku dengan lembut.
Polisi sudah menunggu kami di lobby rumah sakit dan segera mengantarkan ke kamar jenazah. Saat sampai di depan pintu kamar jenazah kaki ini tak mampu melangkah lagi. seperti ada batu besar yang menahannya.
"Ayo Maria!" Bu RT menuntun ku untuk masuk kedalam.
Pintu kamar jenazah di buka, disana ada dua tubuh tertutup kain putih. Tubuh ini tiba tiba gemetar saat pak polisi membuka kain penutup wajah para jenazah.
"Bi-biar saya sendiri yang membukanya paj!" Maria mencoba mendekat meski dengan tubuh gemetar, dibukanya kain yang menutupi wajah yang katanya adalah orang yang sangat dicintainya itu.
"Ya Allah!" Tubuh ini seketika lemas dan terjatuh di lantai,
"Mas Prabowo! Suara ku tercekat. hanya air mata yang keluar tanpa aba aba. Ya Allah permata hati ku telah kau ambil dengan cepat.
"Maria! Ayo keluar." Bu RT memapah tubuh ku yang tak kuat berdiri lagi dengan deraian air mata juga yang berjatuhan, tubuh ini serasa ikut hilang bersama hilangnya mas Prabowo di dunia ini.
Aku duduk menunggu proses pemulangan, semua surat surat di urus oleh pak RT dan tetangga ku pak Yanto.
"Minum dulu pasti dari tadi pagi kamu belum mengisi perutmu." Bu RT menyodorkan sebotol air mineral yang aku tolak karna aku tak butuh apa apa sekarang.
"Minumlah Maria biar kamu kuat mengurus suami mu nanti." Ucap bu RT.
Aku teringat ucapan mas Prabowo semalam. Nanti kalau mas pulang, kamu mandiin mas ya sayang!"
"Mandi sendiri lah mas!"
"Ya gak bisa sayang, kamu harus mandiin mas!"
Kembali Maria menangis tersedu sedu mengingat pesan suaminya semalam.
"Yang sabar insyaallah Prabowo sudah tenang disana." Dengan sabar bu RT mengelus elus punggung ku.
"Maaf kan aku mas yang belum ikhlas!"
Cerita polisi saat kami datang, bahwa ada kecelakaan kerja yang disebabkan mobil truk yang memuat kayu saat masuk lahan proyek tiba tiba rem blong dan menabrak mobil yang di tumpangi Prabowo sedang parkir hingga mobil prabowo maju dan menubruk beton di depannya. Sehingga mobil yang ditumpangi Prabowo bagian depannya ringsek dan menjepit Prabowo yang ada di dalamnya. Saat korban dibawa ke rumah sakit, sudah tidak tertolong.